Berita Nasional
Prabowo Subianto Disebut Tengah Tabuh Genderang Perang untuk Mafia Timah
Mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD
WARTAKOTALIVE.COM - Mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengomentari langkah Presiden RI Prabowo Subianto yang menyita aset korupsi timah di Bangka Belitung.
Mahfud MD menilai, langkah Prabowo Subianto ini sebagai genderang perang untuk para koruptor tambang.
Diketahui Prabowo Subianto sebelumnya mengunjungi Pangkalpinang, Bangka Belitung untuk melihat rampasan aset korupsi timah yang merugikan negara hingga Rp300 triliun.
Dari total kerugian negara tersebut, negara berhasil merampas aset korupsi senilai Rp7 triliun.
Menurut Mahfud MD, meski angkanya masih jauh dari total kerugian negara, dirinya yakin Kejaksaan Agung RI akan terus memburu aset korupsi timah.
Hal ini juga kata Mahfud MD, sebagai genderang perang untuk para pengusaha timah nakal yang melanggar ketentuan perundang-undangan untuk mengeruk kekayaan negara.
Baca juga: Mahfud MD Puji Keberanian Presiden Prabowo Sita Aset Tambang Ilegal Timah di Bangka Belitung
“Artinya memang baru 2 persen. Enggak apa-apa, karena artinya Presiden sudah menabuh gongnya agar sisanya diambil lagi,” ucap Mahfud MD di akun Youtube miliknya pada Selasa (7/10/2025).
Terlebih kata Mahfud dari pernyataan keras Prabowo Subianto yang menantang para beking pencuri timah untuk menghadapinya.
Pakar hukum tata negara itu sendiri tidak masalah apabila pembongkaran mafia timah ini hanya untuk mengalihkan penguasaan tambang timah ke pengusaha timah baru.
Sebab kata Mahfud MD, kekuasaan yang terlalu lama biasanya memang akan menimbulkan korupsi-korupsi yang terlalu bercokol dan harus segera diberantas oleh penguasa baru.
Kedepannya kata Mahfud, masyarakat hanya perlu memantau apakah pengusaha-pengusaha timah baru yang kemungkinan menggantikan pengusaha lama akan lebih tertib dengan undang-undang.
Sebelumnya Presiden RI Prabowo Subianto mengklaim telah menyelamatkan kerugian negara senilai Rp7 triliun dari tambang timah ilegal.
Prabowo Subianto pun mengaku akan terus memburu kerugian tambang timah ilegal di Pulau Bangka Belitung tidak peduli siapapun beking di belakangnya.
Hal itu diungkapkan Prabowo Subianto saat mengecek hasil rampasan Kejaksaan Agung RI atas korupsi PT Timah di Smelter Tinindo Internusa, Pangkalpinang, Bangka Belitung pada Senin (6/10/2025).
"Ke depan berarti ratusan triliun itu bisa kita selamatkan untuk rakyat kita," kata Prabowo, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Senin.
Prabowo menyebut, enam smelter dan barang-barang yang disita ini mencapai Rp 7 triliun.
Namun, masih banyak tanah jarang dari PT Timah yang berpotensi memiliki nilai tinggi.
Oleh karenanya, ia optimistis kerugian Rp 300 triliun dari PT Timah bisa dikembalikan ke masyarakat Indonesia.
"Tapi, tanah jarang yang belum diurai mungkin nilainya lebih besar. Sangat besar. Tanah jarang, Monasit ya. Monasit itu 1 ton nilainya bisa ratusan ribu dollar, bisa sampai 200.000 dollar Amerika Serikat, monasit. Padahal total ditemukan puluhan ribu ton mendekati 4.000 ton," ucap dia.
Prabowo Subianto pun memastikan pemerintah bertekad untuk melawan para koruptor Timah yang merugikan negara.
Bahkan Prabowo menantang para beking timah untuk menghadapinya apabila tetap mencuri sumber daya alam (SDA) Indonesia.
“Kami bertekad membasmi ilegal mining, membasmi semua yang melanggar hukum, kita harus tegakan dan tidak peduli itu siapa,” ucapnya.
Sebagai informasi, kerugian negara akibat dugaan tindak pidana korupsi tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk pada 2015-2022 mencapai Rp 300 triliun.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.