Hari Pahlawan
Pro Kontra Gelar Pahlawan Soeharto, Akademisi: Bangsa Besar yang Berdamai dengan Sejarahnya
Akademisi Universitas Batam Kepulauan Riau, Dr Fendi Hidayat, menilai pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri,
Editor:
Budi Sam Law Malau
Istimewa
PENGALAMAN PERSONAL - Akademisi Universitas Batam Kepulauan Riau, Dr Fendi Hidayat, menilai pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, yang menolak wacana pemberian gelar pahlawan nasional kepada almarhum Presiden Soeharto, perlu dilihat dalam konteks yang lebih luas dan objektif. Menurutnya dilihat bukan sekadar dari sisi emosional atau pengalaman personal masa lalu.
“Mari kita jadikan perbedaan sebagai kekuatan, bukan alasan untuk membenci. Baik Soekarno maupun Soeharto adalah dua sisi mata uang yang sama, keduanya berkontribusi membentuk Indonesia seperti sekarang,” tegasnya.
Fendi menegaskan, bangsa ini akan menjadi besar hanya jika mampu menatap masa depan dengan hati yang bersih, akal yang jernih, dan semangat rekonsiliasi yang tulus.
“Kita tidak harus melupakan masa lalu, tetapi kita wajib melampauinya demi Indonesia yang damai, bersatu, dan berdaulat,” pungkasnya.
Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News dan WhatsApp
Berita Terkait:#Hari Pahlawan
| Gemapi Papua Serukan Rekonsiliasi Sejarah, Dukung Gelar Pahlawan Nasional Soeharto |
|
|---|
| Kritik Megawati, ARCB Sebut Bangsa Besar Bukan yang Hidup dari Luka Tapi Penghormatan |
|
|---|
| Soeharto Wajib Ganti Rugi Rp 4,4 Trilun dan Otak 12 Pembantaian Massal, Guntur: Dijadikan Pahlawan? |
|
|---|
| Forum Pemuda Islam Minta Megawati Dewasa dalam Berpolitik Karena Tolak Gelar Pahlawan untuk Soeharto |
|
|---|
| Megawati Tolak Gelar Pahlawan untuk Soeharto, Sahmin Madina: Dendam Lama Bisa Picu Polarisasi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/PENGALAMAN-PERSONAL-Akademisi-Universitas-Bata.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.