Berita Jakarta
Operasi Zebra 2025 Dimulai, Pelat Diplomatik dan TNI-Polri Palsu Jadi Sasaran
Polda Metro Jaya turunkan 2.939 personel, gunakan ETLE mobile dan hunting system untuk tindak pelanggaran hingga pelat palsu.
Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Dwi Rizki
Ringkasan Berita:
- Polda Metro Jaya menggelar operasi selama 17–30 November untuk menindak pelanggaran lalu lintas dan penyalahgunaan pelat khusus.
- Polisi memburu kendaraan yang memalsukan kode Korps Diplomatik atau pelat TNI-Polri.
- Personel gabungan Polri, TNI, dan Dinas Perhubungan menyisir titik rawan pelanggaran, tidak lagi hanya razia di satu lokasi.
- Ada 11 jenis pelanggaran, dengan komposisi tindakan 40 persen preemtif, 40 % preventif, dan 20 % penegakan hukum, termasuk tilang manual untuk kasus berat.
WARTAKOTALIVE.COM, SEMANGGI - Polda Metro Jaya menggelar Operasi Zebra Jaya 2025 selama dua pekan, 17–30 November 2025.
Selain menindak berbagai pelanggaran lalu lintas, polisi juga memburu penyalahgunaan kode Korps Diplomatik atau CD serta pelat TNI-Polri palsu.
“Banyak ditemukan kendaraan yang menyamarkan atau memalsukan pelat diplomatik untuk kendaraan umum. Ini juga akan kita sasar, termasuk penggunaan pelat TNI-Polri yang tidak sesuai ketentuan,” kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Komarudin, kepada wartawan, Senin (17/11/2025).
Sebanyak 2.939 personel diterjunkan dalam operasi ini, yang terdiri dari Satgas Polda, jajaran Polres, serta personel TNI, Satpol PP, Dinas Perhubungan, dan instansi terkait lainnya.
Komarudin menjelaskan, polisi tidak lagi menetapkan titik razia statis, melainkan aktif bergerak menyisir lokasi yang kerap menjadi titik pelanggaran.
“Tidak lagi menggunakan pola razia stasioner, tetapi kami lebih menggunakan hunting system. Personel gabungan TNI, Polri, dan Dinas Perhubungan akan menyisir ruas-ruas jalan yang sering terjadi pelanggaran, di luar 127 ruas yang terpantau kamera ETLE,” ujarnya.
Penggunaan perangkat ETLE mobile turut dimaksimalkan untuk menindak pengendara yang berusaha menghindari kamera ETLE statis, terutama mereka yang sengaja melepas pelat belakang.
“ETLE statis hanya bisa menangkap pelanggaran dari depan, sedangkan ETLE mobile bisa meng-capture pelat depan dan belakang,” katanya.
Ada 11 jenis pelanggaran yang menjadi sasaran operasi mulai dari penggunaan helm, pengendara di bawah umur, kecepatan berlebih, kendaraan tanpa TNKB, pengendara dalam kondisi mabuk, balapan liar, hingga penyalahgunaan pelat khusus seperti pelat diplomatik atau pelat TNI-Polri palsu.
Operasi Zebra mengusung komposisi tindakan: 40 persen preemtif, 40 persen preventif, dan 20 persen penegakan hukum melalui ETLE maupun tilang konvensional.
Tilang manual tetap diterapkan untuk pelanggaran berat seperti mabuk dan balap liar.
“Penegakan hukum dilakukan melalui ETLE statis, ETLE mobile, dan tilang konvensional,” ujar Komarudin.
Dua Pekan Operasi Zebra Jaya 2025
Polda Metro Jaya kembali menggelar Operasi Zebra Jaya 2025 selama dua pekan, mulai 17 hingga 30 November 2025.
Operasi ini menyasar pelanggaran lalu lintas kasat mata.
“Operasi Zebra ini merupakan operasi cipta kondisi menjelang Nataru (Natal dan Tahun Baru)," kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Komarudin, saat dihubungi, Kamis (13/11/2025).
| Kualitas Udara di Berbagai Kota di Indonesia Menurun, KLH Sebut Car Free Day Bisa jadi Solusi |
|
|---|
| Polsek Cipayung Jaktim Kesulitan Buru Pelaku Pembuang Bayi karena Tak Ada Rekaman CCTV |
|
|---|
| Dorong Kemandirian Ekonomi, Jakpro Gelar Program Pelatihan Seni Keramik di TIM bagi Ibu Rumah Tangga |
|
|---|
| Polisi Ajak Warga Tingkatkan Kewaspadaan di Tengah Potensi Kriminalitas |
|
|---|
| Hadapi Bencana hingga Pohon Tumbang saat Cuaca Ekstrem di Jakarta, Ini yang Dilakukan Pemkot Jaktim |
|
|---|
