Berita Jakarta

Alasan Yuli Tolak Pindah dari Pasar Barito ke Sentra Fauna Lenteng Agung

Alasan Yuli Tolak Pindah dari Pasar Barito ke Sentra Fauna Lenteng Agung. Area Relokasi Dinilai Dinilai Kurang Strategis dan Jauh dari Rumahnya

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Dwi Rizki
Warta Kota/Ramadhan L Q
Yuli (46), pedagang makanan kucing yang telah berjualan di Pasar Barito sejak 2010, masih tak terima kiosnya dibongkar. 

WARTAKOTALIVE.COM, KEBAYORAN BARU - Yuli (46) pedagang makanan kucing merupakan satu di antara sejumlah pegadang yang menolak pidah dari Lokasi Sementara (Loksem) Barito, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Dirinya menolak pindah dengan sejumlah alasan.  

Yuli menilai Sentra Fauna Lenteng Agung yang menjadi tempat relokasi tidak layak.

Lokasinya pun dinilai tak strategis lantaran jauh dari tempat tinggalnya yang berlokasi di Gandaria Selatan, Kebayoran Lama.

"Saya sudah survei ke Lenteng Agung, tapi tempatnya jauh dari rumah. Rumah saya dekat sini, di Gandaria. Kalau enggak macet bisa satu setengah jam pulang-pergi, kalau macet bisa sampai tiga jam,” ujarnya ditemui di Barito pada Senin (27/10/2025).

"Sedangkan saya masih punya anak sekolah antar jemput, kalau di Barito kan masih bisa sempat-sempatin, terus tempatnya di Lenteng juga kaya jurang yang dibangunnya, bukan di atasnya, ternyata di atas itu untuk kantor Satpol PP dan Damkar," tutur dia.

Menurutnya, lokasi yang disediakan di Lenteng Agung juga tidak memadai untuk berdagang lantaran area kios berada di bagian bawah bangunan.

DIBONGKAR - Kios pedagang Pasar Barito ditertibkan, Senin (27/10/2025) untuk membangun Taman Bendera Pusaka, gabungan tiga taman di sekitarnya. Tiga taman itu ialah Taman Langsat, Ayodya, dan Leuser.
DIBONGKAR - Kios pedagang Pasar Barito ditertibkan, Senin (27/10/2025) untuk membangun Taman Bendera Pusaka, gabungan tiga taman di sekitarnya. Tiga taman itu ialah Taman Langsat, Ayodya, dan Leuser. (Warta Kota/Ramadhan L Q)

"Jadinya yang di bawah buat pedagang, ketutupan sama mereka, dipaksain deh dibangunnya di bawah. Kami enggak mau pindah karena begitu tempatnya. Pokoknya enggak layak dah," sambung Yuli.

Selain masalah lokasi, Yuli juga mengkhawatirkan kondisi tempat yang panas dan sempit, terutama bagi pedagang hewan.

"Terus untuk yang (pedagang) burung dempet-dempet gitu, harusnya kan buat hewan dikasih yang luas, panas juga, bikin hewan mati. Kalau ke Lenteng enggak sanggup saya," tambahnya.

Para pedagang khawatir kehilangan pelanggan karena lokasi Lenteng Agung dianggap terlalu jauh.

Yuli biasanya membayar retribusi sebesar Rp150 ribu per bulan untuk berjualan di Pasar Barito

Ia sudah mendengar informasi Pemprov Jakarta bakal gratiskan sewa kios dan biaya air di Sentra Fauna Lenteng Agung selama enam bulan ke eks pedagang Pasar Barito.

"Gubernur bilang gratis 6 bulan, terus habis itu dijadiin lokbin (Lokasi Binaan), jadi kaya naik kelas, malah harga lebih mahal lagi. Tapi kami juga enggak tahu di sana gimana, pelanggan mau beli apa enggak, terlalu jauh tempatnya, kami harus cari pelanggan baru, sedangkan pembeli susah kalau lihat kios di sana," kata dia.

Lebih lanjut, Yuli yang mengenakan hijab hitam itu mengaku belum memiliki rencana pasti setelah Pasar Barito telah dibongkar.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved