Makan Bergizi Gratis
Miris, Hanya 3 Dapur SPPG di Kota Bogor Bersertifikat, Dedie Rachim: Semoga tak Ada Keracunan MBG
Wali Kota Bogor Dedie Rachim sedikit waswas melihat daur SPPG di wilayahnya, karena baru tiga yang bersertifikat.
WARTAKOTALIVE.COM, BOGOR - Program andalan Presiden Prabowo Subianto yakni Makan Bergizi Gratis (MBG) sedang disorot.
Karena program ini bertujuan untuk mengentaskan gizi buruk pada anak-anak Indonesia.
Maka, 82,9 juta anak sekolah menjadi target dari program MBG.
Sayang, program yang bergulir sejak Januari 2025 ini belum membuahkan hasil, yang terjadi justru jatuhnya korban siswa keracunan MBG.
Baca juga: Cegah Siswa Keracunan MBG Bertambah, Pemprov DKI Percepat Penerbitan Sertifikat Laik Higiene SPPG
Jumlah korban keracunan MBG sendiri sudah mencapai ribuan siswa.
Kini, untuk mencegah terjadinya keracunan, dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang memproduksi menu MBG sedang dibenahi.
Salah satu daerah yang melakukan pembenahan dapur SPPG itu adalah Kota Bogor.
Wali Kota Bogor Dedie Rachim mengatakan terdapat 35 atau dapur SPPG.
Baca juga: Keracunan MBG Tembus 10.842 Siswa, JPPI Desak Dapur SPPG Distop, Mahfud MD Gertak Presiden Prabowo
“Saat ini yang sudah beroperasi ada 35 dapur dan sedang berproses 45 dan yang mendaftar sudah lebih dari 100,” kata Dedie Rachim kepada TribunnewsBogor.com di Dapur MBG Curug Mekar, Kamis (9/10/2025).
Dari jumlah itu, ternyata dapur yang sudah bersertifikat masih sedikit.
“Baru tiga dapur yang sudah bersertifikat, 21 sedang berproses, dan satu lagi dalam tahap verifikasi,” ujarnya.
Pemkot Bogor menargetkan ada 82 dapur MBG yang beroperasi pada tahun 2025 ini.
Di sisi lain, Pemkot sendiri mempunyai tim pengawas untuk SPPG.
Baca juga: Heboh Menu MBG di SDN Mampang 1 Depok Pangsit Goreng, BGN: Isinya Tahu, Ayam dan Telur
Dedie Rachim berharap, tidak ditemukan kasus anak-anak keracunan akibat MBG ini.
“Kami di Kota Bogor sebenarnya sudah membentuk tim pengawasan sesuai arahan dari Kementerian Dalam Negeri sejak Juli lalu. Tim ini terdiri dari Forkopimda dan seluruh OPD terkait,” tandasnya.
Keracunan
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan melalui aplikasi SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon), dari 10.104 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG, sebanyak 1,2 persen (119) yang mengalami kejadian keracunan pangan.
Data menunjukkan 3 provinsi tertinggi yang SPPG-nya mengalami keracunan pangan MBG adalah Jawa Barat (34 kejadian), Jawa Tengah (15 kejadian) dan DI Yogyakarta (13 kejadian).
Kemudian data SKDR juga mengungkap bahwa semua SPPG yang mengalami kejadian keracunan pangan belum memiliki SLHS (Sertifikat Laik Higiene Sanitasi).
Sebelumnya, Badan Gizi Nasional (BGN) memberikan teguran keras ke dapur SPPG di Kota Bogor.
SPPG itu dinilai bertanggung-jawab dalam pengelolaan Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga menyebabkan keracunan ratusan siswa TK hingga SMA di Kota Bogor.
Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola BGN Tigor Pangaribuan menyatakan, teguran keras dilayangkan jika hasil uji laboratorium menunjukkan keracunan massal terjadi karena kualitas makanan yang disajikan SPPG.
"Kami langsung ambil tindakan dengan cek sampel makanan, misalnya ada tongkol yang kurang baik, maka kami melakukan teguran keras," kata Tigor dalam keterangan resmi, Selasa (10/5/2025).
BGN juga akan memberikan pelatihan bagi SPPG untuk mencegah berulangnya kasus keracunan akibat MBG.
Selain itu, BGN akan menyetop pemasok bahan makanan apabila ditemukan ketidaksegaran atau kejanggalan lainnya yang menyebabkan keracunan.
"Kalau sumbernya dari bahan makanan, cek dari mana asal supplier-nya, kami berikan teguran ke supplier tersebut," katanya.
"Kalau tidak ada perbaikan, stop supplier tersebut," kata Tigor.
Saat ini BGN telah melakukan uji lab terhadap bahan dan makanan yang dimasak setelah keracunan tersebut terjadi.
BGN memastikan bertanggung-jawab dalam penanganan medis dan pembiayaan terkait masalah keracunan MBG.
"Yang menjadi korban, diberikan asuransi untuk membayar biaya kesehatannya," ujar Tigor.
Dinas Kesehatan Kota Bogor mencatat, jumlah korban keracunan MBG di Kota Bogor mencapai 214 orang, Sabtu (10/5/2025), bertambah dari angka sebelumnya yakni 210 orang.
Penyebaran kasus keracunan terjadi setelah dapur SPPG Bosowa Bina Insani turut melayani distribusi MBG terhadap 12 sekolah lainnya.
Dinkes Kota Bogor merinci, sekolah-sekolah yang siswanya mengalami keracunan berasal dari TK Bosowa Bina Insani (25 orang), SD Bosowa Bina Insani (10 orang) dan SMP Bosowa Bina Insani (94 orang).
Ada juga siswa SMA Bosowa Bina Insani (1 orang), SDN Kukupu 3 (8 orang), SDN Kedung Waringin (7 orang), SDN Kedung Jaya 1 (16 orang), SDN Kedung Jaya 2 (45 orang) dan SMP Bina Graha (8 orang
Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News
Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09
Pengusaha Rempah Klaim Berkat MBG Penjualan Naik, Pedagang Pasar Tradisional: Omzet Turun 70 Persen |
![]() |
---|
Pejabat BGN Diisi Pensiunan Jenderal TNI dan Jurnalis, Pandji: Apa yang Mereka Pahami Soal Gizi? |
![]() |
---|
Cegah Siswa Keracunan MBG Bertambah, Pemprov DKI Percepat Penerbitan Sertifikat Laik Higiene SPPG |
![]() |
---|
Tri Adhianto tak Mau Ada Keracunan, Pemkot Bekasi Bentuk Satgas Awasi Program MBG |
![]() |
---|
Heboh Menu MBG di SDN Mampang 1 Depok Pangsit Goreng, BGN: Isinya Tahu, Ayam dan Telur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.