Penutupan Tempat Usaha di Puncak Bogor Dikeluhkan, Warga: Kami Punya Keluarga

Penutupan tempat usaha di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat berdampak negatif di mana sejumlah orang kehilangan mata pencarian mereka.

Istimewa
PENUTUPAN - Penutupan tempat usaha di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat berdampak negatif di mana sejumlah orang kehilangan mata pencarian mereka. (Ilustrasi) 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Penutupan sejumlah tempat usaha di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat berdampak negatif.

Pasalnya akibat penutupan tersebut membuat warga yang selama ini bekerja di tempat itu harus kehilangan mata pencarian mereka.

Ketua Aliansi Masyarakat Bogor Selatan (AMBS) Muhsin menyesalkan tindakan penutupan sejumlah tempat usaha tersebut. 

Ia mendukung pelestarian lingkungan, namun berharap kebijakan yang diambil tidak menutup mata terhadap nasib rakyat kecil.

“Kami tidak anti-lingkungan, kami juga ingin Puncak hijau. Tapi jangan semua tempat usaha langsung ditutup tanpa solusi. Kami punya keluarga yang harus makan,” katanya lewat keterangan, Sabtu (4/10/2025). 

Muhsin menyebut, warga ingin mendapatkan penjelasan soal pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi akibat penyegelan sejumlah hotel, restoran, dan tempat wisata. 

"Padahal kami sudah menyiapkan diri untuk menyampaikan keluhan dan harapan," ungkapnya. 

Sementara itu, puluhan warga terdampak pemutusan tempat usaha dari berbagai sektor mulai dari karyawan hotel hingga pekerja taman berkumpul di Jembatan Gadog. 

Mereka membawa spanduk protes dan karangan bunga sebagai simbol duka atas hilangnya mata pencariannya.

“Kami hanya ingin menyuarakan keresahan. Tapi malah diabaikan begitu saja. Kalau begini terus, kami akan aksi ke Istana Presiden,” ujar salah satu pekerja, Asep.

Sebelumnya Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (LH/BPLH) Hanif Faisol Nurofiq melakukan kunjungan ke kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jumat (3/10/2025). 

Pada kesempatan itu warga gagal berdialog karena sang menteri langsung meninggalkan lokasi setelah kegiatan penanaman pohon dan bersih-bersih Sungai Ciliwung.

Baca juga: Polda Metro Pastikan Kasus Tudingan Ijazah Palsu Jokowi Berlanjut, Meski Sudah 5 Bulan Belum Ada TSK

Sebelumnya Anggota DPR RI Dapil Bogor, Mulyadi, geram dan menilai kebijakan ini merusak iklim wisata serta mengganggu investasi daerah.

Pria asal Kabupaten Bogor ini geram dengan aksi penyegelan, penghentian sementara maupun pencabutan izin wisata yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).

"Saya sangat geram dan marah terhadap kebijakan Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq di Puncak," kata Mulyadi saat dihubungi Sabtu (4/10/2025).

Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved