Makan Bergizi Gratis

Pengusaha Rempah Klaim Berkat MBG Penjualan Naik, Pedagang Pasar Tradisional: Omzet Turun 70 Persen

Pedagang pasar tradisional pada mengeluh soal keadaan ekonomi sekarang, keberadaan dapur SPPG yang produksi MBG tak ada pengaruh.

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Valentino Verry
warta kota/nuril yatul
PENJUALAN SEPI - Sri (62), pedagang sayur dan rempah di Pasar Slipi, Jakarta Barat, mengeluhkan keadaan ekonomi saat ini. Keberadaan dapur SPPG yang memproduksi ribuan menu MBG tak berpengaruh pada mereka. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) diklaim pengusaha rempah Indonesia dapat meningkatkan penjualan rempah hingga 10-15 persen.

Hal itu diungkapkan Ketua Umum LKN Astacita Rempah Nusantara Khairul Mahalli saat menyambangi kantor Wartakotalive.com di Gedung Tribunnews, Palmerah, Jakarta, Selasa (7/10/2025) malam.

Khairul Mahalli mengatakan, dari laporan dan evaluasi yang didapatnya kenaikan penjualan rempah Indonesia naik 10 hingga 15 persen karena program MBG. 

Baca juga: Cegah Siswa Keracunan MBG Bertambah, Pemprov DKI Percepat Penerbitan Sertifikat Laik Higiene SPPG

Kenaikan penjualan rempah ini mulai terasa setelah hampir 10 bulan program MBG berjalan. 

Lalu, apakah MBG juga berdampak kepada para pedagang di pasar tradisional? 

Warta Kota menyambangi Pasar Slipi, Palmerah, Jakarta Barat, Kamis (9/10/2025) untuk menanyakan tren penjualannya. 

Pasalnya di wilayah Palmerah, ada 1 Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) yang aktif beroperasi selama 10 bulan ke belakang.

Baca juga: Penjualan Rempah-rempah Naik 15 Persen Berkat Program MBG​​​​​​​ ​​

Pedagang rempah dan sayur di Pasar Slipi, Sri (62) mengaku dirinya tak merasakan dampak apapun dengan kehadiran SPPG yang meproduksi ribuan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) tiap hari.

Sebab, ia menduga pihak SPPG akan membeli bahan baku dan rempah ke pasar induk, wilayah Jakarta Timur.

"Dari waktu Covid itu orang udah banyak yang beli rempah, kayak minta paket Rp 10.000, saya kasih jahe, kunyit, campur," kata Sri.

"Jadi enggak ada (beli di pasar tradisional), di induk," imbuhnya.

Baca juga: Heboh Menu MBG di SDN Mampang 1 Depok Pangsit Goreng, BGN: Isinya Tahu, Ayam dan Telur

Alih-alih ada peningkatan penjualan, Sri mengaku pendapatannya justru kian merosot, hingga mencapai 70 persen.

Pasalnya, makin hari ia merasa pasar makin sepi dari pembeli.

"Kalau pedagang mengeluh semua, sekarang 70 persen (penurunannya). Kalau dulu dapat Rp 2.000 gampang, sekarang susah, turunnya jauh," kata Sri. 

"Ini bertahan karena urusan perut enggak bisa diajak kompromi, butuh (hidup)," imbuh dia.

OMPRENG MBG - Ilustrasi ompreng Makan Bergizi Gratis. 2 siswi SMA di Cilacap berhasil ciptakan alat untuk mendeteksi makanan beracun yang ada di dalam ompreng MBG.
OMPRENG MBG - Ilustrasi ompreng Makan Bergizi Gratis. 2 siswi SMA di Cilacap berhasil ciptakan alat untuk mendeteksi makanan beracun yang ada di dalam ompreng MBG. (istimewa)
Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved