Berkat usaha keras, Margaret dinyatakan lolos Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan diterima di Fakultas Psikologi UI.
Namun, perkataan tak mengenakan tetap menggema di telinganya, karena kehidupan Margaret di Pulau Rote jauh dari kata mewah.
Baca juga: Ini Sosok Calon Ketua Ikatan Alumni UI yang Gaet Ribuan Dukungan Lewat Media Sosial
Rumah kayu dengan satu kamar menjadi saksi bisu gigihnya ia belajar.
Hingga akhirnya, Margaret disambangi langsung oleh Dosen Instutit Teknologi Bandung (ITB) sekaligus influencer Imam Santoso dan dosen legendaris di Universitas Indonesia (UI), Sudibyo yang biasa dipanggil Pak Dibyo.
Pak Dibyo merupakan dosen di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia).
Ia juga merupakan Kepala Subdirektorat Pengembangan Minat dan Bakat Mahasiswa di Direktorat Kemahasiswaan UI.
Selain itu, Pak Dibyo merupakan pendiri Vocal Grup UI (Vocademia).
Imam Santoso dan Pak Dibyo mendengarkan cerita Margaret dengan serius.
Sampai tak terasa, Pak Dibyo ikut bersedih.
"Stop mimpi tinggi. Mereka mengatakan itu berulang-ulang kayak gitu. Kamu mau ke UI, bayar sekolah saja masih nunggak," kata Margaret.
Baca juga: Tak Lolos SNBP, Coba Jalur UTBK-SNBT untuk Kuliah di PTN, Ini Link, Cara Daftar dan Biayanya
"Miskin banyak gaya, mau kuliah jauh," ucap Margaret sambil terus menyeka air matanya kenang nyinyiran guru dan tetangganya.
Para guru dan tetangganya mengatakan bahwa perguruan tinggi hanya untuk mereka dari kalangan berada saja.
"Kalau ketemu, saya diomongin terus. Yang kuliah-kuliah di luar itu yang papa mamanya pejabat, PNS," ujar Margaret.
"Sempat berdoa, Tuhan aku takut lolos UI," tambah Margaret.
Respons Pak Dibyo