WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA – Ada banyak alasan pria atau orangtua yang punya anak laki-laki melakukan khitan atau sunat.
Bagi umat muslim, tentu saja berhubungan dengan ajaran agama Islam yang memerintahkan pria harus disunat.
Terlepas dari agama, banyak juga pria non muslim melakukan sunat, terutama untuk alasan kesehatan.
Bahkan tidak sedikit yang beranggapan untuk kepuasan seksual kepada pasangan. Sehingga tidak sedikit pria dewasa yang belum disunat, diminta oleh pasangannya untuk disunat.
Namun apakah sunat memang benar bisa lebih memuaskan wanita dalam hubungan seksualnya?
Baca juga: Pakai Teknologi Powerlem, Sunat di Dokter Khitan Bisa Dilakukan Tanpa Suntik dan Tanpa Jahitan
Baca juga: Sunat saat Dewasa untuk Kesehatan Pria dan Kepuasan Wanita, Pilih Sendiri Metode Sunat
Medical Sexologist dr. Binsar Martin Sinaga FIAS mengatakan, setelah diteliti ternyata sunat lebih berhubungan dengan kesehatan, namun tidak berhubungan dengan kualitas hubungan seks.
Pria yang dikhitan memiliki penis yang lebih bersih sehingga menjadi sehat.
Dokter Binsar mengatakan, penis yang tidak disunat atau disirkumsisi dalam bahasa kedokteran akan berisiko menyimpan smegma.
Smegma adalah kumpulan minyak, keringat, kotoran, dan sel mati yang berbentuk seperti krim atau bercak putih di penis.
Pada pria yang tidak disunat, smegma ini berada di lipatan kulit penis yang membutuhkan perhatian lebih ketika dibersihkan.
Sementara pada pria yang sudah disunat, lipatan kulit itu sudah terbuka sehingga lebih mudah dibersihkan.
Smega yang dibiarkan akan menyebabkan gatal, kemerahan, dan juga bengkak pada kepala penis.
Kesehatan iya, Kualitas Ereksi Tidak
Khitan sangat berpengaruh di kesehatan, namun bila pria perhatian terhadap kesehatan di sekitar penis, risiko kesehatan yang berhubungan dengan kebersihan di sekitar penis bisa dihilangkan.
Sementara khitan tidak berhubungan dengan kualitas ereksi. Khitan tidak mempengaruhi kualitas seksual, dan tetap sama memuaskan pasangannya.
Baca juga: Waspada! Ini Penyebab Disfungsi Ereksi di Usia Muda
Baca juga: Jangan Abaikan Disfungsi Ereksi, Gangguan Reproduksi Ini Banyak Dialami Pria Usia 40-70 Tahun
Hal itu ditegaskan dr. Binsar saat menjadi pembicara di Talkshow Edukasi Seksual Wartakotalive dan Tribun Network dengan tema ‘Apa sih Manfaat Sunat Bagi Kaum Pria’, Kamis (21/10/2021).
“Khitan bila dihubungkan dengan kualitas seksual tidak ada hubungannya. Tidak berpengaruh terhadap ereksi, kualitas hubungan seksual, dan memuaskan pasangan wanita,” ujarnya.
Tiga hal menjadi dasar pertanyaan yang perlu dijawab secara ilmiah.
Dari hasil symposium andrologi dan seksual dan penelitian di seluruh dunia, disimpulkan ternyata tidak ada hubungannya antara sunat dengan kualitas ereksi, pemuasan pasangan dan kualitas seksual.
“Kualitas ereksi tetap memegang peranan kunci dan peran penting dalam kehidupan seksual pria,” katanya. Dalam hal ini adalah kekerasan atau kekakuan ereksi.
Dokter Binsar mengatakan, selain kekerasan ereksi, yang menentukan kualitas hubungan seksual pada pria adalah kadar hormon testosteron, dan kesehatan pada pria. Hormon testosteron berhubungan dengan libido atau gairah seksual.
Baca juga: Hati-hati Pria dengan Perut yang Buncit, Tanda Hormon Testosteron Turun. Gairah seks Ikut turun
Baca juga: Turunnya Hormon Testosteron Pada Pria Bikin Melorot Gairah Seks, tapi Ada Hal lain, Apa Saja?
Pada pria yang kesehatannya menurun, memiliki hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, akan menyebabkan gangguan pembuluh darah.
Termasuk pembuluh darah di sekitar penis. Akibatnya akan menyebabkan kekerasan ereksi juga terganggu.
Bila tidak diobati akan menyebabkan tidak terjadi kekerasan ereksi.
Ereksi adalah reaksi pada kepala penis (gland) akibat rangsangan yang diterima baik penglihatan, penciuman, dan sentuhan. Kondisi ini terjadi karena pada kepala penis memiliki banyak sel saraf.
Seperti diketahui ada 4 derajat kekerasan ereksi, yakni tipe 1 seperti tape, tipe 2 seperti pisang, tipe 3 seperti sosis, dan tipe 4 seperti timun.
Pada ereksi derajat 1 dan 2 penetrasi sulit dilakukan apalagi memuaskan pasangan. Derajat 3 sudah dapat penetrasi, namun kepuasan belum tentu didapat. Kepuasan maksimal didapat pada derajat nomor 4 yang keras dan kaku seperti timun.
Mitos lain soal kualitas seksual juga berhubungan dengan ukuran penis pria. Ternyata ukuran juga tidak menentukan.
Dokter Binsar mengatakan, kesimpulan tersebut, didapat dari banyak sampel pria yang sunat dan tidak di multi center.
Selain efek kebersihan, dan agama, pria yang dikhitan dan yang tidak dikhitan, memiliki seksual life yang sama. Kehidupan seksual pria dan pasangan tergantung pada kekerasan ereksi, libido, serta pencapaian orgasme nya.
Mitos seputar Sunat
Sunat selain dikaitkan dengan kepuasan hubungan seksual juga dikaitkan dengan lebih mudah membuat hamil wanita.
Dokter binsar menegaskan, sunat juga tidak ada pengaruh dengan cepatnya hamil pasangan wanita.
“Sunat itu untuk kesehatan bukan untuk kepuasan,” tegasnya.
Baca juga: Jangan Marah Dulu, bila Pasangan Mulai Ogah-ogahan Diajak Aktivitas Seksual, Cari Penyebabnya
Baca juga: Gangguan Seksual Bisa Jadi Tanda adanya Penyakit Kronis
Dokter Binsar praktek di Sex and Men’s Health Clinic Raditya Medical Centre di Jalan Margonda Raya, Kota Depok, Jawa Barat, MMAC Jakarta Selatan, dan Renata Clinic Bogor.
Klinik ini dapat menangani gangguan seksual, masalah infertilitas, termasuk micropenis.
Konsultasi juga dapat dilakukan jarak jauh dengan melalui Whatsapp ke nomor 0813 8231 7586 (hanya chat jangan menelpon).
Ada banyak faktor terjadinya kehamilan. Baik pada pria dan wanitanya. Pada pria sangat terpengaruh pada kualitas sperma dan sel telur pada wanita.
Kualitas sperma juga dipengaruhi banyak faktor. Dan disunat atau tidak bukan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas sperma.
Hubungan Gangguan kebugaran tubuh dan Hilangnya Gairah Lelaki
Kebugaran tubuh sangat berhubungan erat dengan gairah seksual. Baik pada laki-laki ataupun pada wanita. Ketika kebugaran menurun akan mempengaruhi gairah seksual.
Namun, tidak sebaliknya. Tidak semua hilangya gairah seksual berhubungan dengan kebugaran tubuh. Ada banyak faktor yang mempengaruhi gairah seksual terhadap pasangan. Tidak hanya kebugaran tubuh tapi juga psikis.
“Ketika kita bicara gangguan seksual tidak hanya pria, gangguan seksual juga mengenai wanita. Termasuk hilangnya gairah bisa pada pria dan wanita. Problemnya, mengapa hal itu bisa berkurang?,” kata Medical Sexologist dr. Binsar Martin Sinaga FIAS dalam talkshow edukasi seksual yang diselenggarakan Wartakotalive, dan Tribun Network dengan tema ‘Gangguan Kebugaran Tubuh dan Hilangnya Gairah Lelaki’, pada kamis malam (14/10/2021).
Ia menjelaskan, salah satu faktor yang memegang peranan penting terhadap kebugaran pria adalah jumlah hormon testoseron yang normal.
Jumlah hormon testosteron yang normal pada pria berada pada angka 400 – 700 ng/dL (nanogram per desiliter).
Baca juga: Siapa Bilang Pria Selalu Perkasa Sepanjang Usia, di Atas 40 Tahun juga Mengalami Penurunan
Jika ditemukan kadar testosteron dibawah 400 ng/dL, artinya hormon tersebut sudah menurun. Bila diabaikan akan menimbulkan gejala yang terlihat secara kasat mata. Selain itu, akan mempengaruhi gairah seksual.
Secara kasat mata, seorang pria yang memiliki kadar hormon testosteron yang normal terlihat bahagia, pikiran lebih tajam, percaya diri, peningkatan massa otot dan tulang yang kuat sehingga postur akan terlihat lebih tegap, banyak energi, jantung sehat, serta bila memiliki pasangan akan terasa ereksi dan libido yang sehat.
Sebaliknya, ketika kadar testosteron berkurang akan terlihat rasa lelah yang terus menerus, depresi, peningkatan jaringan lemak terutama di bagian perut, postur terlihat tidak tegap, libido rendah dan peningkatan risiko DE (disfungsi ereksi), peningkatan risiko osteoporosis, serta risiko Alzheimer.
Ia menjelaskan, berapapun usianya, hormon testosteron memegang peranan penting. Namun, seiring usia hormon ini juga akan mengalami penurunan.
“Testosteron meningkat sampai 35 tahun. Semakin bertambahnya usia, akan berkurang. Walaupun tiap orang berbeda-beda kadar penurunannya,” paparnya.
Dokter Binsar mengatakan, hormon testosteron umumnya diidentikan dengan pria. Padahal wanita juga memiliki hormon ini walaupun jumlahnya sedikit. Wanita lebih dipengaruhi hormon estrogen.
Baca juga: 3 Penyebab Rasa Nyeri saat Berhubungan Intim, Ini Solusinya Menurut dr Binsar Martin Sinaga FIAS
Testosteron memiliki peranan dan fungsi-fungsi penting bagi pria. Terutama mengatur dorongan seksual (libido).
“Begitu kadar testosteron berkurang pasti gairah seksual hilang,” ujar dokter yang menyelesaikan program Magister Biomedik di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Pada pria yang sakit kronis seperti memiliki sakit jantung, diabetes mellitus, ketika dicek kadar hormon testosteron akan menurun. Sehingga gairah seksual juga akan menurun.
“Secara normal, ketika usia mulai kepala 5, hormon testosteron akan berkurang. Namun sebelum usia 50 tahun, tapi si pria itu sudah memiliki penyakit kronis, testosteron juga menurun. Semakin banyak penyakit, keinginan seks semakin berkurang,” jelas dr. Binsar.
Ia mengatakan, penelitian menyimpulkan, 1 dari 3 pria yang mengalami sindrom metabolik mengalami kekurangan testosteron. Munculnya sindrom metabolik ada 3 parameter, yakni adanya hipertensi, adanya kenaikan kolesterol dan kenaikan gula darah.
Sindrom metabolik adalah sekelompok kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes. Parameter tersebut merupakan ‘ibu’ dari penyakit tidak menular kronis.
Gambaran proses penuaan dan terjadinya sindrom metabolik akan terlihat ketika badan menjadi obesitas sentral (perut membuncit).
“Tubuh pria yang tidak bugar akibat testosteron yang menurun, gairah seks yang berkurang, ereksi juga menurun kekerasanya, dalam artian pembuluh darah sudah terganggu. Termasuk pembuluh darah ke penis,” paparnya.
Kekerasan penis saat ereksi bisa terlihat dari gambaran dan derajat 1-4. Semakin menurun angkanya, ereksi semakin lemah. (lis)