Advertorial
Waspada! Ini Penyebab Disfungsi Ereksi di Usia Muda
Keberhasilan seorang pria dalam membahagiakan pasangan dapat dilihat dari kemampuannya di ranjang.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Keberhasilan seorang pria dalam membahagiakan pasangan dapat dilihat dari kemampuannya di ranjang.
Salah satu faktor yang memengaruhinya adalah kualitas ereksi.
Meski tampak seperti sebuah proses yang sederhana, ereksi memerlukan kerja sama dari beberapa komponen tubuh, di antaranya otak, hormon, otot, saraf, dan pembuluh darah.
Apabila salah satu komponen ini mengalami gangguan, ereksi tidak dapat dipertahankan dengan sempurna selama berhubungan intim.
Gangguan itu biasa disebut disfungsi ereksi atau impotensi.
Sebenarnya tak ada patokan khusus berapa lama ereksi dapat dikatakan normal.
Sebab, hal ini dipengaruhi oleh tingkat kepuasan tiap-tiap pasangan.
Namun, masalah ereksi bisa dikenali dari munculnya beberapa kondisi, seperti ereksi yang kurang kokoh, kurang lama, atau lebih sering terjadi dibandingkan biasanya.
Sayangnya, kebanyakan pria tidak menyadari kondisi tersebut.
Disfungsi ereksi adalah mimpi buruk bagi kaum adam di seluruh dunia.
Menurut sebuah penelitian berjudul “The Global Study of Sexual Attitudes and Behaviours”, yang melibatkan 29 negara, Asia Tenggara menjadi kawasan dengan prevalensi atau jumlah kasus disfungsi ereksi terbesar, yaitu 28,1 persen.
Di Indonesia, menurut spesialis urologi Dr. dr. Nur Rasyid, Sp.U.(K), jumlah kasusnya cukup tinggi, yakni 35,6 persen, pada populasi berusia 20—80 tahun.
Prevalensi disfungsi ereksi akan naik seiring dengan bertambahnya usia.
Meski lebih banyak diderita pria paruh baya, bukan berarti generasi muda bisa luput dari gangguan ini.
Secara umum, disfungsi ereksi dipicu oleh dua faktor, yaitu fisik dan psikologi.