WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa menyoroti peran komandan di tingkat pleton hingga batalyon, terkait kasus prajurit membelot ke Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Andika mengatakan jajarannya selalu mengingatkan kepada komandan satuan sampai ke tingkat bawah, untuk membina prajurit dengan baik.
"Inilah yang kami lakukan."
Baca juga: Sidang Rizieq Shihab Dilanjutkan Kamis 22 April 2021, Hakim: Enggak Kuat Lagi Kita, Butuh Istirahat
"Jadi tidak hanya melihat individu yang melakukan tindak pidana."
"Tetapi bagaimana leadership atau kepemimpinan di atas atasnya."
"Kalau bagi seorang prajurit satu, gimana komandan peletonnya yang pangkatnya letnan itu."
Baca juga: Menteri Agama: Mudik Hukumnya Sunah, Jaga Kesehatan Wajib
"Gimana komandan kompinya?"
"Apa yang sudah dilakukan sampai dengan komandan batalyon?" kata Andika saat konferensi pers di Markas Pomdam Jaya Jakarta, Selasa (20/4/2021).
"Jadi ini memiliki konsekuensi bukan hanya kepada yang bersangkutan tetapi juga terhadap rantai komando di atasnya," imbuhnya.
Baca juga: Pilih Hadiri Rapat Paripurna, Wagub DKI Absen Jadi Saksi di Sidang Rizieq Shihab
Andika juga mengatakan pihaknya akan serius menangani hal tersebut, sehingga para komandan menjadi lebih teliti dan punya kepedulian kepada para bawahannya.
"Sehingga mereka bisa lebih teliti lagi, jadi tidak hanya ketemu begitu saja, tapi mereka punya kepedulian."
"Bagaimana memastikan anggota kondisi baik-baik saja atau tidak, atau ada yang sedang down, itu kan selalu terjadi," papar Andika.
Baca juga: Polisi Belum Bisa Pastikan Kewarganegaraan Jozeph Paul Zhang yang Mengaku Nabi ke-26
Andika mengungkapkan, kasus serupa bukan hanya terjadi kali ini, walaupun kasusnya tidak sama persis.
Namun, ia menegaskan prajurit yang lari atau meninggalkan dinas dan tidak kembali, cukup sering.
Ia menjelaskan, motivasi mereka pun bermacam-macam, mulai dari masalah utang piutang hingga masalah susila.
Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 RI 19 April 2021: Dosis Pertama 10.966.934, Suntikan Kedua 6.050.732 Orang