Dengan adanya penambahan ini, total stasiun yang melayani pemeriksaan GeNose C19 menjadi 23 stasiun.
Sebelumnya, terdapat 14 stasiun telah melayani pemeriksaan GeNose C19 yaitu Stasiun Pasar Senen, Gambir, Bandung, Cirebon, Semarang Tawang, Purwokerto, Yogyakarta, Solo Balapan, Madiun, Surabaya Pasarturi, Surabaya Gubeng, Malang, Jember, dan Ketapang.
Joni mengatakan bahwa hasil pemeriksaan GeNose C19 di 23 stasiun tersebut dapat dipakai untuk keberangkatan di seluruh stasiun yang melayani perjalanan KA Jarak Jauh.
“Penyediaan pemeriksaan GeNose C19 ini merupakan komitmen KAI terhadap kebijakan pemerintah terkait persyaratan naik KA Jarak Jauh sesuai SE Satgas Covid-19 No 7 tahun 2021 dan SE Kemenhub No 20 Tahun 2021," ujar Joni.
Untuk dapat melakukan pemeriksaan GeNose C19 di stasiun, calon penumpang harus memiliki tiket atau kode booking KA Jarak Jauh yang sudah lunas, serta tidak boleh merokok, makan, minum (kecuali air putih) selama 30 menit sebelum melaksanakan tes.
Untuk menggunakan KA Jarak Jauh pelanggan diharuskan menunjukkan surat keterangan negatif GeNose C19 atau Rapid Test Antigen atau RT-PCR yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 3x24 jam sebelum keberangkatan.
Baca juga: Keluarga yang Rumahnya Dipagari Beton hingga Tutup Akses Jalan Diancam Pakai Golok, Polisi Bertindak
Baca juga: TP3 Laskar FPI Sebut Habib Rizieq Alami Belasan Kali Percobaan Pembunuhan, akan Laporkan ke Jokowi
Khusus untuk keberangkatan pada hari libur keagamaan dan libur panjang diwajibkan menunjukkan surat keterangan negatif screening Covid-19 yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 1x24 jam sebelum keberangkatan.
“Sejak awal hadirnya layanan pemeriksaan GeNose C19 dalam rangka screening Covid-19 pada moda transportasi kereta api berjalan dengan lancar. Kami juga mengimbau kepada pelanggan untuk mematuhi protokol kesehatan dan menerapkan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan untuk memutus penyebaran Covid-19 di moda transportasi kereta api,” tutup Joni.
Jangan Ambil Untung
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyebut tidak ada alasan bagi pemerintah membedakan harga GeNose di bandara dan stasiun.
"Harganya disamakan saja, karena memang ongkos produksinya juga sama. Jangan sampai ambil untung," tandas Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi saat dihubungi, Sabtu (27/2/2021).
Menurutnya, harga tes GeNose di bandara senilai Rp 20 ribu akan mendongkrak peningkatan penumpang pesawat dan akhirnya berdampak positif ke industri penerbangan.
"Dengan harga sama mendorong orang untuk terbang," ucap Tulus.
Baca juga: UGM Terus Sempurnakan GeNose untuk Tingkatkan Akurasi Agar Hasilnya Bisa Setara dengan Swab PCR
Baca juga: Menhub Budi Karya: GeNose C19 Mulai Digunakan di Pelabuhan Tanjung Priok, Tapi Tidak Wajib
Hargai produk dalam negeri
Hal senada disampaikan pengamat transportasi Djoko Setijowarno meminta harga tes GeNose atau alat deteksi Covid-19 berbasis hembusan nafas di bandara, tidak berbeda dengan di stasiun sebesar Rp 20 ribu.
"Sebaiknya sama. Menggunakan GeNose sama saja menghargai produk dalam negeri," kata Djoko saat dihubungi, Jumat (26/2/2021).
Namun, Djoko menyebut biasanya pengadaan alat di bandara dapat lebih mahal dibanding transportasi lainnya, karena penggunanya dari kalangan menengah atas.
Di sisi lain, Djoko menilai akurasi GeNose menditeksi Covid-19 sudah teruji dan lebih nyaman digunakan, dibanding tes Covid-19 lainnya.
"Menggunakan GeNose lebih mudah dan lebih cepat," ucap Djoko.
Baca juga: Penumpang Pesawat di Bandara NYIA Kulon Progo Akan Jadi yang Pertama Pakai GeNose C-19
Baca juga: Garuda Indonesia Mendukung Implementasi GeNose C19 di Transportasi Udara
Jangan bedakan
Sebelumnya, anggota Komisi V DPR Novita Wijayanti menyambut baik rencana penerapan tes GeNose atau alat deteksi Covid-19 berbasis hembusan nafas di bandara.
"Kami sambut baik, karena GeNose sendiri merupakan hasil karya dalam negeri, dan sekarang pun sudah digunakan penumpang kereta api sebagai syarat perjalanan di tengah pandemi," ujar Novita saat dihubungi, Jumat (26/2/2021).
Menurutnya, diperbolehkan tes GeNose dari sebelumnya hanya Tes PCR dan Rapid Test Antigen untuk penumpang pesawat, akan berdampak positif ke industri penerbangan yang tertekan akibat pandemi Covid-19.
Apalagi, kata Novita, harga tes GeNose jauh lebih murah dibanding PCR maupun Antigen yang mencapai ratusan ribu.
"GeNose di stasiun itu Rp 20 ribu, sangat terjangkau untuk penumpang dan hasilnya pun dapat dipercaya dapat menekan penyebaran Covid-19," ucapnya.
Oleh sebab itu, Novita meminta Kementerian Perhubungan dan pemangku kepentingan terkait, tidak boleh membedakan harga tes GeNose di bandara dengan di stasiun.
"Harus sama Rp 20 ribu, karena material yang digunakan sama, tidak ada perbedaan antara di bandara dan stasiun," tandas politikus Gerindra itu.
Mulai 1 April 2021
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan menyebut tes GeNose di bandara akan dilaksanakan pada 1 April 2021.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Novie Riyanto mengatakan, tes GeNose di bandara dilakukan secara bertahap, dimulai dari bandara kecil, medium, dan besar.
"Bertahap, tidak semua bandara pada 1 April 2021. Dimulai dari yang kecil, tapi ini masih pembahasan dan belum final," papar Novie
Sementara terkait harga tes GeNose di bandara, Novie belum dapat memastikan pada saat ini, karena sedang dibahas semua pemangku kepentingan.
"Harga masih dibahas, belum selesai ditentukan. Tapi kurang lebih, ya tidak jauh beda dengan stasiun karena materialnya sama," ucap Novie.
Update Covid-19
Jumlah pasien Virus Corona (Covid-19) di Indonesia bertambah 5.937 orang, per Rabu (31/3/2021).
Sehingga, hari ini total ada 1.511.712 kasus positif. Hal itu seperti dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id.
Sementara, jumlah pasien sembuh bertambah 5.635 orang, sehingga total pasien sembuh ada 1.348.330 orang.
Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Merah Covid-19 di Indonesia: Sisa 5, Bali Terbanyak
Sedangkan pasien yang meninggal bertambah 104 orang, sehingga total ada 40.858 pasien Covid-19 yang meninggal.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 30 Maret 2021, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 381.090 (25.8%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 249.307 (8.9%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 168.313 (8.4%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 139.245 (12.7%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 63.463 (3.5%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 59.536 (4.4%)
BALI
Jumlah Kasus: 39.484 (2.8%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 36.809 (2.3%)
RIAU
Jumlah Kasus: 34.592 (3.6%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 33.200 (0.9%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 31.602 (3.6%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 27.615 (2.8%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 27.263 (3.2%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 19.531 (2.2%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 17.625 (1.9%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 17.072 (1.1%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 15.361 (1.3%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 13.990 (0.5%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 12.325 (0.2%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 11.181 (0.2%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 11.107 (0.2%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 10.260 (1.2%)
ACEH
Jumlah Kasus: 9.862 (1.8%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 9.552 (1.0%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 9.296 (0.1%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 9.162 (1.0%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 8.290 (1.0%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 7.352 (0.9%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 6.198 (0.3%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 5.489 (0.4%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 5.426 (0.3%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 5.364 (0.2%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 5.131 (0.7%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 4.322 (0.5%). (*)