Berita Nasional

Abu Janda-Natalius Pigai Bertemu, Ferdinand Hutahaen Berharap Kasus Hukum Tak Berlanjut

Editor: Feryanto Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pertemuan antara Abu Janda dengan Natalius Pigai itu ditengahi oleh Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco.

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Permadi Janda alias Abu Janda menggelar pertemuan dengan Natalius Pigai.

Pertemuan tersebut disebut difasilitasi oleh Ketua Harian Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad.

Foto pertemuan itu pertama kali diunggah di akun media sosial Sufmi Dasco kemudian tesebar di media sosial.

Beragam spekulasi pun muncul, termasuk Abu Janda akan kembali lolos dari jeratan hukum.

Abu Janda Temui Natalius Pigai di Hotel, Sufmi Dasco jadi Penengah, Perkuat Diri Membangun Negeri

SEDIH, Tahan Lapar karena Tak Punya Uang, Seorang Tunawisma di Tambora Hingga Jatuh Pingsan

Ferdinand Hutahaen, sahabat baru Abu Janda, berharap setelah pertemuan itu terjadi perdamaian.

Termasuk pelaporan terhadap Abu Janda bisa dicabut.

"Hr ini sy dengar td @NataliusPigai2 dgn @permadiaktivis1 sudah dipertemukan oleh senior bang @Don_dasco, terimakasih bang, anak bangsa ini mmg perlu dipersatukan dalam ikatan kebangsaan. Semoga dengan ini semua proses hukum dan lapor melapor yg terjadi diakhir cabut perkara," tulis Ferdinand Hutahaen di akun Twitternya, Senin (8/2/2021).

Minta maaf ke Pemuda Muhammadiyah

Semenjak diperiksa polisi terkait pelaporan yang dilayangkan kepadanya, aktivis media sosial Permadi Arya alias Abu Janda nyaris tidak terlihat membuat unggahan di media sosialnya.

Padahal, selama ini ia terbilang cukup aktif berkomentar tentang berbagai hal.

Di tengah 'lenyapnya' Abu Janda dari media sosial, beredar foto Abu Janda sedang mencium tangan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Cak Nanto.

Ternyata, Abu Janda mencoba meminta maaf kepada Pemuda Muhammadiyah yang sebelumnya turut mengecam tentang cuitan "Islam Agama Arogan'.

Di hadapan, Cak Nanto, Abu Janda minta dimaafkan.

Singgung Banjir di Semarang, Tokoh NU Gus Umar: Kalau di Jakarta Anies Diolok-olok Sampai 7 Purnama

Cak Nanto sendiri menegaskan bahwa hukum harus berjalan adil dan transparan atas kasus dugaan penistaan Islam yang dilakukan oleh Permadi Arya melalui akun twitternya, Ahad (24/1).

Seperti diberitakan Muhammadiyah.or.id, Cak Nanto menerima permintaan maaf Permadi secara langsung di kediamannya.

Cak Nanto yang sekadar menemui Permadi di teras rumah menekankan bahwa secara pribadi dirinya mampu memaafkan kesilapan Permadi, tetapi PP Pemuda Muhammadiyah tetap berpedoman pada hukum yang berlaku.

Semarang Dikepung Banjir, Sujiwo Tedjo: Kok Medsos Sepi ya, Biasanya Ada yang Maki-maki Gubernurnya

Ditantang Bahas Banjir Semarang, Denny Siregar Malah Sibuk Sanjung Moeldoko dan Ledek AHY

“Tentu Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah tidak ikut campur terlalu jauh terhadap proses hukum itu, tetapi hanya meminta asas keadilan dan proses hukum yang transparan sehingga memberikan penjelasan apa yang dimaksud apakah ada niat yang jahat, apakah ada upaya yang memang mau mendiskriminasikan agama kita, tentunya itu akan menjadi catatan perjalanan bangsa ini,” jelas Cak Nanto di depan Permadi Arya, Sabtu (6/2).

“Sebagai sesama muslim tentunya penjelasan, permohonan maaf tentu menjadi kewajiban sebagai seorang sesama muslim untuk memaafkan itu semua."

Diperiksa Soal Cuitan Evolusi kepada Natalius Pigai, Abu Janda Pusatkan Seluruh Pikiran dan Tenaga

"Tapi karena ini sudah masuk ke ranah hukum, kepolisian, saya kira pihak kepolisian, hukum tetap berjalan dan semoga berdasarkan fakta dengan kejujuran dan keadilan yang diputuskan,” imbuhnya.

Kepada Permadi dan tokoh media sosial secara umum, Cak Nanto berpesan agar mengutamakan pesan yang damai dan mencerahkan daripada membuat provokasi dan kebisingan.

Jumlah Tandatangan Petisi Terus Bertambah, Warganet Minta Jenderal Listyo Selamatkan dr. Richard

“Jadi saya hanya bisa memberikan saran semoga kita bisa melahirkan Islam yang sejuk dan memberikan ketenangan serta kebahagiaan bagi sesama unmat Nabi Muhammad Shalallahu alaihi Wassalam,” pesannya.

“Saya kira itu, teman-teman sekalian, sahabat-sahabatku, kader-kader Pemuda Muhammadiyah secara pribadi tentu permohonan maaf kita terima. Sebagai sesama muslim tentu akan menjadi kewajiban kita untuk memaafkan semua kesalahan, biarkan hukum tetap berjalan, semoga hukum tetap berada pada jalurnya untuk menegakkan kebenaran,” tandas Cak Nanto.

Abu Janda jelaskan Twitt Islam Arogan

Sebelumnya, Permadi Arya atau Abu Janda menjelaskan soal cuitannya di akun Twitternya soal "Islam Arogan".

Menurutnya Twit tersebut hanya ditujukan untuk merespons twit dari Ustaz Tengku Zulkarnain.

Seperti diketahui, Permadi Arya atau Abu Janda selesai diperiksa penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber (Dit Tipidsiber) Bareskrim Polri, Senin (1/2/2021) malam.

Baca juga: Polri Janji Tuntaskan Kasus Abu Janda, Masyarakat Diminta Tak Gaduh

Baca juga: Akhmad Sahal Ditatar Alissa Wahid saat Berdebat Apakah Abu Janda Representasi NU Atau Bukan

Menurut Abu Janda, ia ditanya lebih dari dari 50 pertanyaan selama berjam-jam pemeriksaan sejak pagi.

"Jadi tadi saya datang lebih pagi. Saya diperiksa sudah 12 jam, pertanyaan saya sudah tidak terhitung lagi. Mungkin 50 pertanyaan pasti lebih," kata Abu Janda di Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Ia mengatakan, dalam pemeriksaan hari ini hanya diminta keterangan terkait kicauannya di Twitter yang menyebut "Islam arogan".

Baca juga: Wacana Pilkada Serentak 2022 Atau 2023 Diduga Ditolak Jokowi, Apa karena Anak Mantu Sudah Terpilih?

Abu Janda menegaskan, kicauan itu khusus ditujukan untuk membalas kicauan Tengku Zul.

Tengku Zul, lewat akun @ustadtengkuzul, membicarakan soal kaum minoritas yang arogan terhadap kaum mayoritas di Afrika Selatan dan menyebut jika kini ulama dan Islam dihina di NKRI.

"Intinya saya menjelaskan saya sebagai saksi dipanggil untuk klarifikasi menjelaskan apa yang saya maksud dengan itu (Islam arogan). Saya sudah jelaskan ke penyidik bahwa tweet saya yang bikin ramai itu adalah tweet jawaban saya kepada Ustaz Tengku Zul," papar dia.

Abu Janda pun mengatakan bahwa ia dijadwalkan diperiksa kembali oleh penyidik pada Kamis (4/2/2021).

Baca juga: Moeldoko Sebut Jokowi Tak Terlibat Isu Kudeta AHY, Rachlan Nashidik: Siapa Pak Lurah Versi Moeldoko?

Kasus Natalius Pigai 

Menurut dia, klarifikasi tentang laporan soal dugaan ujaran rasialisme terhadap Natalius Pigai baru dilaksanakan Kamis mendatang.

"Itu untuk panggilan selanjutnya, Kamis," kata Abu Janda.

Abu Janda dilaporkan ke polisi oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) pada 28 dan 29 Januari 2021 untuk dua kasus yang berbeda.

Laporan pertama, yaitu dugaan ujaran rasialisme terhadap mantan komisioner Komnas HAM Natalius Pigai. Kedua, ujaran SARA terhadap agama.

Baca juga: Tak Dilirik Sama Sekali Andrea Pirlo di Juventus, Sami Khedira Bahagia Resmi Gabung Hertha Berlin

Dalam kasus dugaan ujaran rasialisme, Abu Janda dilaporkan karena menyebut soal "evolusi" saat mendebat Natalius Pigai yang mengkritik eks Kepala BIN , Hendropriyono.

Kicauan itu memang sudah dihapus oleh Abu Janda. Namun, KNPI menyimpannya sebagai barang bukti.

Sementara itu, laporan dugaan ujaran SARA terhadap agama disebabkan Abu Janda menyebut "Islam arogan".

Pernyataan itu terlontar saat Abu Janda berdebat dengan Tengku Zul di Twitter Tengku Zul pun menyebut jika kini ulama dan Islam dihina di NKRI.

Abu Janda kemudian membalasnya. Ia mengatakan, Islam yang dibawa dari Arab sebagai agama arogan karena mengharamkan budaya asli dan kearifan lokal yang ada di Indonesia.

Baca juga: Bek Persita Tangerang Dallen Doke Kejar ilmu Sepak Bola ke Korea Selatan, Manajemen Menyambut Baik

Bawa Tas Ransel Siap Ditahan

Seperti diketahui, Permadi Arya alias Abu Janda menghadiri pemeriksaan di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (1/2/2021).

Di mana Abu Janda diperiksa dalam kasus dugaan ujaran Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA), yang menyebut Islam arogan dalam akun Twitter-nya.

Abu Janda pun datang ke Bareskrim dengan membawa tas berisi pakaian, mengaku siap ditahan.

Hal itu ditunjukkan oleh Abu Janda kepada awak media sebuah tas ranselnya berwarna hitam.

Abu Janda menyatakan tas ransel itu berisikan pakaian yang telah disiapkan dari rumah.

Pakaian itulah yang disebutnya digunakan jika dirinya ditahan polisi pada hari ini.

Baca juga: Diskusi Virtual Berbagi Kiat UMKM Binaan YDBA Bertahan Di Tengah Pandemi Covid-19

"Saya sudah bawa pakaian di dalam tas ransel ini. Saya siap apapun yang terjadi. Saya siap ditahan."

"Saya sih sudah mempersiapkan itu hari ini. Ternyata saya masih diperiksa sebagai saksi dan masih ada pemeriksaan lanjutan hari Kamis," kata Abu Janda ,dikutip dari Tribunnews.

Tak hanya itu, Abu Janda menanggapi terkait kemungkinan dirinya menjadi tersangka dalam kasus tersebut.

Untuk hal ini, dia menyatakan menghormati proses hukum yang tengah di jalaninya.

"Saya hari ini masih diperiksa sebagai saksi dan proses hukum jalan. Intinya aku pengen bilang nggak ada warga negara yang spesial intinya semua diperiksa. Hari ini saya masih diperiksa sebagai saksi. Polisi sudah profesional dengan pertimbangan pertimbangan mereka. Mereka lebih tau teknisnya," jelas Abu Janda.

Lebih lanjut, dia juga menyatakan siap untuk bertanggung jawab atas semua cuitan yang telah diunggahnya di sosial medianya.

Baca juga: 5.000 Personel Disiagakan, Ini SOP Penanganan Sampah pada Musim Penghujan di Jakarta

"Proses masih berlanjut, proses hukum masih lanjut. Saya siap menjalani siap bertanggung jawab meskipun itu menurut saya adalah kesalahpahaman tapi saya siap tanggung resikonya," katanya.

Diberitakan sebelumnya, Permadi Arya alias Abu Janda menyelesaikan pemeriksaan dalam dugaan kasus ujaran SARA terkait cuitan 'Islam Arogan' di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (1/2/2021). Pemeriksaan tersebut berlangsung hampir 12 jam lamanya.

Berdasarkan pengamatan Tribunnews di lokasi, Abu Janda tampak memakai pakaian kemeja berwarna hitam saat memenuhi pemeriksaan Polri.

Dia juga tampak menggunakan blankon, masker dan membawa tas ransel.

Baca juga: Tambah Fasilitas buat Pasien OTG Covid-19, Puskesmas Sudimara Pinang Dijadikan Rumah Isolasi

Abu Janda tampak keluar dari Gedung Utama Bareskrim Polri Awaloedin Djamin.

Dia juga terlihat ditemani oleh kedua kuasa hukumnya saat memenuhi pemeriksaan kali ini.

Kepada awak media, Abu Janda mengklaim telah diperiksa selama 12 jam di gedung pemeriksaan. Total, ada 50 pertanyaan yang diajukan oleh penyidik.

"Saya datang lebih pagi, saya diperiksa sudah 12 jam dan pertanyaan saya sudah tidak terhitung lagi, mungkin banyak sekitar 50 pertanyaan dan mungkin lebih," kata Abu Janda.

Ia menerangkan pertanyaan yang diajukan oleh penyidik adalah seputar klarifikasi terkait cuitannya berkaitan 'Islam Arogan'.

Dia mengaku cuitannya itu tidak bermaksud ditujukan kepada umat Islam.

Baca juga: Cara Mendapatkan Bantuan Listrik Gratis Februari 2021 dari PLN di Masa Pandemi Covid-19

"Saya sudah jelaskan ke bapak-bapak penyidik bahwasanya tweet yang saya sempat bikin rame itu adalah tweet jawaban saya kepada Tengku Zul. Jadi ketika saya mengatakan Arogan itu karena saya merespon tweet provokasi Tengku Zul yang mengatakan bahwa minoritas yang di negeri adalah Arogan ke mayoritas," jelas Abu Janda.

Ia juga menjelaskan maksud cuitannya yang terkait agama Islam merupakan agama yang datang dari Arab.
Dia juga mengklaim cuitan itu hanya ditujukan kepada Tengku Zul.

"Ketika saya mengatakan Islam sebagai agama yang datang dari Arab itu yang saya tunjukkan juga kepada Ustadz Tengku Zul dan itu memang pembicaraan saya dengan Tengku Zul. Yang saya maksud adalah aliran Islamnya si Tengku Zul itu atau aliran yang memang belakangan datang dari Arab atau Islam transnasional yang namanya Wahabi itu," ungkap Abu Janda.

"Bahkan ketika tweet itu diviralkan dengan menghilangkan bagian tweet Tengku Zul itu akan menimbulkan kesalahpahaman karena tweet saya jadi kehilangan konteks. Karena itu jawaban saya ke Ustaz Tengku Zul. Bukan saya menggeneralisasi seluruh islam tetapi yang Saya tunjukkan kepada Ustadz Tengku Zul yang saya maksud adalah aliran Islamnya Tengku Zul," sambungnya.

Lebih lanjut, dia menyampaikan pemeriksaan kali ini belum tuntas.

Nantinya, dia juga telah dijadwalkan pemeriksaan lagi pada Kamis 4 Februari 2021 mendatang.

"Terus ternyata proses pemeriksaan hari ini sepertinya sudah tuntas dan akan dilanjutkan lagi panggilan selanjutnya pada hari Kamis," katanya.

Ledekan Rocky Gerung

Seperti diketahui, Permadi Arya atau Abu Janda telah dipolisikan oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) atas dugaan menyebarkan ujaran kebencian yang menyinggung SARA terkait cuitan Islam Arogan

Ia juga dilaporkan atas dugaan melakukan tindakan rasisme terhadap pegiat HAM asal Papua, Natalius Pigai.

Pengamat politik, Rocky Gerung turut mengomentari polemik tersebut.

Perkara itu disinggungnya terkait keberadaan para buzzer yang mengatakan disebutnya penjilat.

Dikatakan Rocky bahwa mungkin saja para buzzer, termasuk Abu Janda sendiri, tidak benar-benar memahami bahwa kini konstelasi politik telah berubah.

Rocky pun mengungkapkan bahwa saat ini masih ada buzzer yang berpikir jagoan, padahal nyatanya tidak bisa membaca keadaan.

"Kan Ini buzzer peliharaan, kalau pengasuhnya malas ya… lepas aja, ini kayak ada lagu dulu saya suka dulu," ujar Rocky Gerung dari saluran YouTube miliknya, Minggu (31/1/2021).

Rocky Gerung pun mengatakan, begitulah politik kalau sesuatu tak berguna akan dilepaskan.

“Atau sama dulu, ada tentara Jepang dulu di Sulawesi, yang tercecer dari anggotanya dan ditemukan setelah 40 tahun. Cari makan di desa dan akhirnya tertangkap bahwa dunia sudah berubah,”katanya. 

"Buzzer-buzzer nggak ngerti bahwa konstelasi elite berubah karena hitungan 2024 tidak ada yang bertaruh hidup mati membela sang junjungan. Para penjilat tidak ngerti politik berubah. Masih berpikir sok jago, ada yang akan melindungi," ujar Rocky menambahkan.

Terkait hal itu, lawan diskusinya yakni Hersubeno Arief menyinggung perkara Abu Janda yang dipolisikan oleh KNPI versi Haris Pertama.

Rocky menambahkan bahwa kasus Abu Janda ini tidak bisa memenuhi hal yang disebutkan tadi.

"Saya sih nggak setuju dia dipenjara karena hukum pidana menganut prinsip seseorang harus bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dia harus subyek hukum yang sempurna. Harus orang dewasa, punya otak, dan bisa dipakai," ujar Rocky Gerung.

"Nah buat kasus beliau gak tepat," kata Rocky menambahkan.

Lalu, Rocky pun menyinggung Abu Janda bahwa menurutnya Abu Janda lebih cocok di pengadilan anak.

"Ya mungkin ada pengadilan, tapi masukin pengadilan anak. Karena tidak dewasa. Atau hukumnya dikasih ke Mensos Ibu Risma supaya ditaruh di panti sosial," ujar Rocky Gerung.

"Atau wakafkan ke Pengadilan Anak. Otaknya belum selesai berevolusi. Dia gak tahu kalau itu buruk," kata Rocky.

Immanuel Ebenezer akan kerahkan 1000 pengacara

Ketua Ikatan Aktivis 98 sekaligus Ketua Umum Jokowi Mania, Immanuel Ebenezer bertekad akan membela Abu Janda yang dilaporkan atas dua kasus berbeda.

Dia dilaporkan oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) terkait dugaan rasisme terhadap pegiat HAM asal Papua, Natalius Pigai serta tentang cuitan "Islam Agama Arogan".

Immanuel menyebut, ada pihak yang ingin memanfaatkan momentum ini.

Ia menyebut, sosok Abu Janda lebih berharga untuk demokrasi dan NKRI ketimbang para simpatisan HTI.

Immanuel juga menyoroti soal sejumlah serangan yang datang dari pihak-pihak yang sebelumnya berada di barisan Abu Janda.

"Dalam kasus permadi arya atau abu janda kita bisa melihat mana kawan yang setia dan mana lawan," tulisnya di akun Twitternya, dilihat Wartakotalive.com pada Senin (1/2/2021).

Ia juga merinci pihak-pihak yang tidak senang terhadap Abu Janda dan senang Abu Janda dilaporkan ke polisi.

"Mereka yg hari ini senang Permadi arya atau abu janda di laporkan ke Polisi 1. HTI 2. PEMBENCI JOKOWI 3. Mereka yg tidak bisa memilah mana Kawan dan mana lawan 4. Barisan manusia yg tidak memilliki Kesetiaan dalam berkawan atau peragu," tulisnya

Terkait hal itu, Immanuel Ebenezer saat ini merupakan Komisaris Independen PT Mega Eltra menyebut dirinya akan menyiapkan 1000 pengacara untuk membela Abu Janda.

Berita Terkini