Kenaikan itu terjadi secara perlahan dalam kurun waktu dua bulan terakhir ini.
"Dari dua bulan lalu naik terus engga turun-turun, naiknya sedikit-sedikit Rp 10 ribu, terus sampai sekarang Rp 930 ribu. Maka diputuskan mogok masal," ungkpanya.
Karena penyebab itu, aksi mogok massal produksi dilakukkan sebagai bentuk protes atas harga kedelai yang terus mengalami kenaikan.
Baca juga: Terlalu Mengandalkan Impor, Harga Kedelai Melambung Tinggi, Produsen Tempe-Tahu Mogok Massal
Awalnya, seluruh pengusaha tempe dan tahu ingin turun ke jalan melakukan aksi demontrasi. Akan tetapi niat itu diurungkan karena situasi tengah pandemi corona.
"Awal mau demo ke jalan, ke istana. Tapi semua paguyuban yang dituakan jangan ditahan melihat situasi begitu. Engga boleh juga kan demo, jadi dputuskan mogok produksi tiga hari," tuturnya.
Andalkan impor
Kenaikan harga tempe dan tahu di tahun 2021 ini dipicu dari ketergantungan impor Indonesia terhadap tiga negara produsen kedelai.
Pengamat pangan Dwi Andreas Santosa mengatakan bahwa sampai saat ini Indonesia masih bergantung bahan baku tempe dan tahu dari Amerika Serikat, Brazil, dan Argentina.
Sedangkan, akhir tahun lalu Brazil sudah mengimpor besar-besaran kedelai kepada China jauh sebelum harga kedelai mulai merangkak naik.
Hal itu membuat pasokan impor kedelai di Brazil juga menipis.
Baca juga: SP3 Kasus Chat Mesum Rizieq Shihab Dibatalkan, Mahfud MD: Proses Hukum Harus Diteruskan
Sementara itu di Argentina, akhir tahun lalu negara itu hadapi mogok besar-besaran dari petani.
Aksi mogok petani itu membuat pasokan kedelai Argentina terganggu. Hal itu membuat Argentina menyetop sementara keran impor kedelai guna memenuhi stok dalam negeri.
"Jadi yang masih terbuka tinggal Amerika Serikat. Tapi karena dua negara lain kesulitan ekspor maka harga kedelai naik tinggi," ujarnya dihubungi Sabtu (2/1/2021).
Saat ini kata Dwi harga kedelai memang mencapai puncak tertinggi sejak tahun 2014 lalu. Dimana harga 27 kg kedelai mencapai 13 USD.
Baca juga: Harga Kedelai Terus Naik, Pengrajin Tempe Tercekik: Pak Jokowi, Lihatlah Kami Pengrajin Usaha Kecil
Maka dari itu menurutnya yang dapat dilakukan produsen dan penikmat tempe hanya pasrah menunggu harga kedelai impor kembali normal.