Wawancara Eksklusif
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Basri Baco Ungkap Strategi Tembus Kursi Pimpinan DPRD
Sepak terjang Basri Baco, politisi Partai Golkar luar biasa hebat, dari bawah dia mampu menjadi Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Setelah vakum selama 10 tahun, Partai Golkar Jakarta akhirnya kembali meraih kursi pimpinan DPRD DKI Jakarta untuk periode 2024-2029.
Golkar DKI menjadi partai pemenang kelima saat Pemilihan Legislatif 2024 dengan perolehan 517.819 suara, sehingga berhak mendapat kursi Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta.
Menduduki kursi Sekretaris DPD Golkar DKI Jakarta, Basri Baco mendapat tugas sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta.
Kepada Manager Online Warta Kota Eko Priyono, Basri Baco bercerita tentang perjuangan Golkar untuk meraih kembali kursi pimpinan di Parlemen Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Berikut petikan wawancara dengan Basri Baco di kantornya, lantai 9 Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (4/8/2025).
Apa yang dilakukan Golkar untuk meyakinkan masyarakat agar memilih partai ini, sehingga suaranya melonjak dan mendapat jatah kursi pimpinan dewan?
Semenjak lima tahun itu kami sudah merancang bahwa target partai harus jadi lima besar, yang mana sebelumnya itu adalah partai delapan besar hasil Pemilu 2019.
Karena itu, semua kader Golkar di bawah komando Ketua DPD Golkar DKI Jakarta Bapak Ahmed Zaki Iskandar, kami kemudian berbenah diri.
Program-program sosial dan pengabdian masyarakat kami genjot, kemudian seleksi caleg yang biasanya cuma tiga bulan lalu kami bikin jadi 1,5 tahun dalam rangka mencari caleg-caleg yang punya potensial dan punya jiwa pengabdian terhadap masyarakat.
Hal itu kami gaungkan dari lima tahun yang lalu di semua pelosok, dan Alhamdulillah hasil pemilu 2024 kepercayaan rakyat Jakarta terhadap Golkar meningkat dari enam kursi menjadi 10 kursi.
Posisi ini menempatkan Golkar DKI Jakarta menjadi partai lima besar di DKI Jakarta dan pas urutan kelima (terakhir kursi pimpinan dewan).
Bisa didetailkan upaya dan jatuh bangunnya Golkar dalam meraih suara masyarakat menjelang Pileg 2024?
Kami pernah punya pimpinan (dewan) dan selalu biasanya Golkar itu pimpinan. Namun 10 tahun terakhir kami kosong pimpinan, dan dari dasar itu kami mencoba berbenah diri.
Itu jatuh bangunnya panjang, benar jatuh bangun artinya kerja keras itu kami lakukan.
Semua segala sesuatu aktivitas Golkar itu harus ada ujungnya, yaitu mendapat kepercayaan dari rakyat Jakarta sehingga di semua wilayah 44 kecamatan dan 267 kelurahan gaungnya sama.
Memang kuncinya adalah konsolidasi organisasi pengabdian terhadap masyarakat dan seleksi caleg yang profesional. Itu yang paling utama sebenarnya.
Setelah mendapat kursi di dewan, apakah Golkar berpuas diri atau mengejar target yang lebih besar lagi?
Jadi, kalau sekarang malahan kami targetnya bertahan minimal, kalau bisa nambah tapi target kami nambah menjadi 14-15 kursi.
Karena hasil pemilu kemarin (2024), ada dua Dapil (daerah pemilihan) yang itu satu gemuk (banyak suara), dan tiga Dapil yang punya potensi.
Untuk dua dapil gemuk itu adanya di Dapil V dan Dapil IX. Terus ada satu dapil punya potensi yaitu dapil III, kan kami kosong di situ dan itu tinggal kurang lebih 1.000-2.000 suara kemarin, itu sebetulnya bisa dapat kursi, sehingga yang punya potensi kuat itu ada tiga dapil.
Jadi tinggal ada beberapa yang dipompa termasuk Dapil I, di tempat saya itu perintah Ketua Partai itu harus dipompa konsolidasi dan pengabdian masyarakat harus maksimal, supaya bisa dua kursi di Dapil I.
Contoh pengabdian kepada masyarakat seperti apa Pak?
Dalam konsep kami ada istilah aktivitas untuk menjaga suara. Jadi ada kegiatan atau program-program yang aktivitasnya itu adalah menjaga suara yang sudah ada.
Kedua, adalah aktivitas untuk mencari suara nah salah satu strateginya adalah memperbanyak basis RW. Jadi kami sampaikan kepada seluruh anggota dewan dan seluruh caleg agar perbanyaklah membuat basis RW masing-masing.
Jadi tidak sporadis dan suka punya kavling basis-basis dia, terutama di kelurahan atau kecamatan dia tinggal.
Kayak saya, tinggal di Kelurahan dan Kecamatan Menteng, maka saya harus berusaha semaksimal mungkin melayani rakyat yang utama di tempat tinggal saya.
Wilayah Kecamatan Menteng itu harus jadi basis utama saya, semua urusan masyarakat harus kami bisa layani apapun masalahnya. Kemudian baru buka basis-basis yang lain di kelurahan lain.
Memelihara hubungan masyarakat tentu tidak mudah, bagaimana tantangannya dan apa saja kiatnya?
Ya, memelihara pasti tidak mudah, tapi harus dilakukan. Dalam menjalankan itu normal saja sih sebenarnya.
Artinya ya berusaha saja semaksimal mungkin, layani semua permintaan masyarakat selama masuk akal, bantu semua permintaan yang memang masih sanggup kami bantu dan kuatkan konsolidasi partai dan tim.
Saya sekarang dalam rangka menjaga suara itu, hampir setiap pekan berangkat ke luar kota untuk bawa tim ke Kawasan Puncak, ke Kawasan Anyer ke Bandung.
Saya bawa tim, karena jumlah saksi saya pas Pemilu 2024 ada 3.000 orang. Dari 3.000 itu ada 1.000 yang berprestasi nah 1.000 orang ini yang harus kami jaga, kami rawat bergantian.
Mereka kalau sekali berangkat itu ada 150-200 orang, dan itu terus dilakukan mungkin setiap tahun. Selain menjaga itu, kami juga harus mulai membuka basis-basis kemarin yang kami lemah di mana maka itu kita harus ada penetrasi di situ.
Masalah lemahnya di mana, kami gali di situ, keperluannya mereka apa, apa yang mereka harapkan, apa yang mereka butuhkan, dan kami coba masuk di situ sehingga rakyat itu, masyarakat itu benar-benar merasakan keberadaan ada anggota dewan di situ. (faf-bersambung)
Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News
Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09
Khoirudin Berharap Jakarta bisa Menjadi Urutan ke-20 Kota Global Dunia |
![]() |
---|
Ketua DPRD DKI Khoirudin Dulu Rival Kini Dukung Penuh Program Pramono-Rano |
![]() |
---|
Muhammad Ayyasy Gunawan, Pengusaha Muda 10 Tahun di Jerman dan Kembangkan Travel Umroh di Depok |
![]() |
---|
Sampah jadi Masalah Klasik di Kabupaten Bekasi, Ade Sukron: Tidak Bisa Diselesaikan Cara Tradisional |
![]() |
---|
Pagar Laut di Tarumajaya Bekasi Diklaim Berizin, Rieke Diah Pitaloka: Area Laut Tak Boleh Privat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.