Viral Media Sosial

Ditegur Waktu Kibarkan Bendera One Piece, Ustaz Felix Siauw Ungkap Plot Twist

Ditegur Waktu Kibarkan Bendera One Piece di Bogor, Ustaz Felix Xiauw Ungkap Plot Twist. Petugas Rupanya Nakama

Editor: Dwi Rizki
Instagram @felix.siauw
VIRAL MEDIA SOSIAL - Ustaz Felix Siauw bersama sejumlah sahabat mengibarkan bendera Jolly Roger milik One Piece di sebuah taman Kota Bogor pada Minggu (10/8/2025). Dalam aksinya. mereka ditegur petugas. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Jelang perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus, bendera One Piece banyak dikibarkan masyarakat.

Pengibaran bendera bernama Jolly Roger itu dinilai sebagai simbol kekecewaan terhadap pemerintah.

Bendera berlogo tengkorak bertopi jerami itu juga jadi simbol kekuatan dalam menghadapi ketidakadilan.

Jolly Roger menjadi sebuah paradoks.

Meski dianggap jadi simbol perlawanan, bendera hitam bajak laut itu nyatanya berangkat dari kecintaan masyarakat atas Indonesia.

Hal tersebut satu di antaranya dinyatakan Ustaz Felix Siauw dalam aksinya bersama sejumlah sahabat di sebuah taman Kota Bogor pada Minggu (10/8/2025).

Dalam video dan foto yang diunggahnya, terlihat Ustaz Felix Siauw bersama sahabatnya berkumpul di sebuah taman.

Dirinya terlihat mengenakan kemeja putih yang dipadukan dengan topi jerami, mirip seperti topi milik Monkey D Luffy, karakter utama Serial One Piece

Kemejanya dibiarkan terbuka, sehingga terlihat kaos hitam bersablon Jolly Roger di bagian dada.

melengkapi penampilannya, Ustaz Felix Siauw juga turut membawa bendera One Piece.

Bendera hitam bajak laut itu diikatkannya pada sebatang bambu dan dikibarkannya.

"Pagi ini kita mutusin buat jalan pagi sambil bawa bendera One Piece. Kita mau cek berita ini bener apa enggak"? tulisnya sembagi membagikan tangkapan layar pemberitaan Kompas TV berjudul 'Presiden Prabowo Tidak Persoalkan Pengibaran Bendera One Piece, Mensesneg: Bagian dari Ekspresi'.

Benar saja, dalam video yang diunggah, Ustaz Felix Siauw bersama sahabatnya terlihat mengelilingi taman.

Bendera One Piece yang dibawanya dikibar-kibarkan sepanjang perjalanannya.

VIRAL MEDIA SOSIAL - Ustaz Felix Siauw mengibarkan bendera Jolly Roger milik One Piece 2
VIRAL MEDIA SOSIAL - Ustaz Felix Siauw bersama sejumlah sahabat mengibarkan bendera Jolly Roger milik One Piece di sebuah taman Kota Bogor pada Minggu (10/8/2025). Dalam aksinya. mereka ditegur petugas.

Namun, baru sekira setengah jam, dua orang petugas menghampirinya.

Mereka yang mengaku sebagai pengelola taman itu menegur Ustaz Felix Siauw dan rombongan.

Dalam perbincangan yang terekam kamera, sang petugas meminta Ustaz Felix Siauw untuk tidak mengibarkan bendera di area taman.

"Mohon maaf tidak boleh," ungkap satu dari dua orang petugas berpakaian bebas.

Mendengar pernyataan sang petugas, Ustaz Felix Siauw melontarkan pertanyaan kepada para sahabatnya.

"Gaes sebenarnya ini tempat publik atau buka?" tanya Ustaz Felix Siauw dijawab kompak 'publik' oleh para sahabat.

"Yang mau aku ajarin gaes adalah, problematikanya, ceritanya One Piece bukan hanya bajak laut mas, tentang orang (yang menentang) kesewenang-wenangan (pemerintah)," jelasnya kepada petugas.  

"Dan orang itu nggak suka sama orang yang sewenang-wenang," tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ustaz Felix Siauw meminta agar petugas tidak sewenang-wenang mengusir.

Sebab menurutnya, tak ada larangan bagi siapapun untuk mengibarkan bendera One Piece di ruang publik, termasuk taman yang dikunjunginya.

"Nah kalau ada aturannya (tidak boleh mengibarkan bendera One Piece), aturannya kasih tahu kita. Kalau ada aturannya, kasish ke aku, ngapain aku melanggar. Iya nggak sih?" ujar Ustaz Felix Siauw.

Perdebatan antara petugas dan Ustaz Felix Siauw tak berlangsung lama.

Keduanya pun meninggalkan lokasi.

Meski demikian, ada hal yang disoroti Ustaz Felix Siauw dalam pertemuannya dengan para petugas, khususnya petugas yang mengenakan kemeja hijau.

Menurutnya, peristiwa tersebut mengandung unsur plot twist.

Di satu sisi, petugas yang mengenakan kemeja hijau melarang Ustaz Felix Siauw mengibarkan bendera.

Namun, di sisi lain, sang petugas rupanya adalah Nakama.

Nakama adalah kata dalam bahasa Jepang yang secara harfiah berarti teman, rekan, atau kawan. 

Namun, dalam konteks tertentu, terutama dalam anime seperti One Piece, nakama memiliki makna yang lebih dalam, seringkali merujuk pada orang-orang yang memiliki hubungan dekat seperti keluarga, dengan ikatan solidaritas dan loyalitas yang kuat.

Hal tersebut terlihat dari casing ponsel yang digenggam sang petugas.

Terpampang jelas Jolly Roger dari One Piece dalam casing ponsel berwarna hitamnya.

"Saya mohon maaf, saya kasih hormat kepada bapaknya karena casing hapenya gambar One Piece. Tapi karena tugas ya, berlawanan dengan kata hati," ungkap sosok kreator konten Koiyocabe.

"Betul, kadang-kadang di pemerintah dunia ada coby-coby," tambah Ustaz Felix Siauw.

Hal tersebut pun menuai komentar dari masyarakat.

Sebagian besar mengaku mendukung aksi Ustaz Felix Siauw.

Tapi tak sedikit yang ikut memberi salut kepada para petugas. 

@ivanshinoda10: Sekalian ajang promosi OP Live Action season 2 nih

@rh.liliy: Park Ranger adalah Coby 

@dennysaputra46: Angkat mereka menjadi Duta Nakama Indonesia.

@abayseventeen: Emang gokil raja bajak laut yang satu ini. Felix D. Siauw

@zelika.nn: Lucu bgt hehhh, pak ranger nya dah kek NPC di One Piece fan letter

@anis.potopoto: Keknya memang Banyak Aparat itu Nakama.. Cuman kebentur Profesi saja.. Jadi kebentur kata hati 

Prabowo Tak Permasalahkan Pengibaran Bendera One Piece 

Presiden Prabowo Subianto disebut tidak mempermasalahkan fenomena pengibaran bendera Jolly Roger Anime One Piece

“Kalau berkenaan dengan bendera One Piece, yang itu kaitannya dengan komunitas-komunitas bagian dari ekspresi kreativitas, sekali lagi itu tidak ada masalah,” ucap Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi dikutip dari KompasTV pada Selasa (5/8/2025).

Menurut Prasetyo, yang menjadi masalah adalah ketika ada pihak-pihak yang menggunakan kreativitas teman-teman komunitas untuk hal yang kurang pas.

“Yang secara waktu juga tidak pas, ini bulan Agustus, bulan kemerdekaan, kemerdekaan kita itu diraih bukan hadiah, itu pengorbanan para pahlawan. Kita sebagai generasi muda ini tugasnya sekarang menjaga itu,” ujar Prasetyo.

“Jadi kemudian janganlah ada pihak-pihak yang mengganggu kesakralan di bulan kemerdekaan ini dengan membentur-benturkan itu antara kreativitas dalam bentuk bendera dengan kesakralan bendera kita merah putih. Kita harus cintai bangsa kita, cintai merah putih, apa adanya dari lahir maupun batin.”

Oleh karena itu, kata Prasetyo, Presiden Prabowo menekankan agar bentuk-bentuk ekspresi tidak dibenturkan dengan bendera merah putih.

“Loh kalau sebagai bentuk ekspresi ya it’s okay nggak ada masalah, tapi jangan ini dibawa, dibenturkan-benturkan, disandingkan atau dipertentangkan dengan bendera putih. Nggak sehati tidak seharusnya seperti ini, kita sebagai anak bangsa bendera merah putih itu satu-satunya,” ujar Prasetyo.

Gus Nadir Tanggapi Viral Bendera One Piece

Dosen Fakultas Hukum Universitas Melbourne, Prof Nadirsyah Hosen, menanggapi fenomena viralnya pengibaran Jolly Roger, bendera One Piece yang muncul di berbagai tempat menjelang peringatan HUT ke-80 RI.

Dalam postingan Instagram pribadinya @nadirsyahhosen_official pada Rabu (6/8/2025), Nadirsyah menilai pengibaran bendera tersebut sebagai bentuk ekspresi sosial yang sebaiknya tidak buru-buru disikapi dengan ancaman pidana.

Melalui tulisannya berjudul 'Bendera Jolly Roger di Bulan Kemerdekaan', ia membandingkan momen ini dengan adegan dalam film Pirates of the Caribbean: At World's End.

Adegan itu menggambarkan momen ketika seorang anak kecil bajak laut hendak dihukum gantung.

Dalam adegan dramatis itu, seorang anak menyanyikan lagu 'Hoist the Colours” menjelang eksekusi, sebagai tanda perlawanan terhadap tirani.

Nyanyian itu pun akhirnya dinyanyikan oleh seluruh bajak laut lainnya yang akan dihukum gantung.

"Hoist the colours high… Never shall we die," tulis pria yang akrab Gus Nadir itu.

Baca juga: Fenomena Pengibaran Bendera Jolly Roger dalam One Piece di Momen HUT RI, Begini Kata Mabes Polri

"Suara anak itu lirih, tapi perlahan diikuti yang lain. Bukan nyanyian biasa-ini kode. Seruan diam-diam: kezaliman sudah melampaui batas. Sudah waktunya bersatu. Melawan,” tambahnya.

Menurut Gus Nadir, bendera bajak laut layaknya Jolly Roger kini bukan lagi sekadar simbol kekacauan, melainkan telah berubah menjadi simbol bagi kelompok yang merasa tidak diwakili.

Mereka adalah kelompok yang khawatir karena hukum makin tunduk pada uang, kekuasaan makin alergi terhadap kritik, dan kemerdekaan seakan hanya milik segelintir orang yang sudah berada di atas geladak kapal kekuasaan.

"Jolly Roger bukan lagi lambang kekacauan. Ia telah menjelma menjadi bendera mereka yang merasa tidak diwakili," imbuhnya.

Ia menekankan ekspresi semacam itu muncul bukan karena kebencian terhadap bangsa, melainkan bisa jadi merupakan bentuk cinta yang jujur dan rasa frustrasi terhadap ketidakadilan.

Oleh karena itu, pemerintah sebaiknya tak menyikapi ini dengan ancaman pidana.

Sebab diyakininya, tak semua kritik adalah makar.

“Kadang, bendera yang berbeda warna justru lahir dari cinta yang lebih jujur-cinta yang tak tahan lagi melihat kemerdekaan dirayakan tanpa rasa keadilan,” ungkapnya.

Nadirsyah mengajak pemerintah untuk lebih bijak dalam menyikapi fenomena semacam ini.

Ia menegaskan pentingnya mendengarkan aspirasi yang muncul dari masyarakat, termasuk yang disampaikan dengan cara yang tidak konvensional.

"Dan bukankah itu semangat kemerdekaan yang sesungguhnya? Bukan sekadar mengibarkan bendera, tapi berani bertanya: Apakah yang kita rayakan benar-benar telah merdeka?" tanyanya.

“Biarkan ekspresi itu hidup. Dengarkan. Karena mungkin, di balik gambar tengkorak itu, ada wajah rakyat yang sedang kecewa. Rangkul. Jangan ‘dipukul’. Dan balas tanda cinta itu dengan bendera bunga," ujarnya.

Ia bahkan membayangkan sebuah harmoni di mana bendera Jolly Roger dan bendera bunga bisa berkibar bersama, namun tetap menjunjung tinggi Merah Putih sebagai simbol utama.

"Keren kan, bendera tengkorak berkibar bareng bendera bunga, dan bendera merah putih tetap yang berkibar paling tinggi," tutupnya.

Pernyataan Gus Nadir ini mendapat banyak perhatian warganet, terutama di tengah perdebatan soal kebebasan berekspresi di ruang publik menjelang peringatan kemerdekaan nasional.

Pro dan kontra pun dituliskan, terutama terkait beragam kebijakan di masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto saat ini. 

@si_penggembira: Almarhum Gus Dur saja jauh lebih bijaksana dalam menyikapi masalah seperti ini, sekarang dikit-dikit dibilang makar,

@habibuhaikal_: Sangat menyentuh Gus

@mwldnazz: Masya Allah

@maulidan_234: Mantul Gus Prof

@farisfasta: Semoga pemerintah melihat catatan ini.

@mkhlshrhmn: wah ini trilogi yang mungkin sampai tua akan saya rewatch terus Prof, saya suka sekali. ini adegan penting karena Lord Beckett mengeksekusi para bajak laut agar mereka mulai menyanyikan lagu "keramat" mereka, yang ketika lagu itu dinyanyikan maka para Raja Bajak Laut yang berjumlah 7 orang harus kembali berkumpul, dan menyelamatkan mereka yang tersisa.

@agussiswocarito: Semoga para pejabat membaca ini prof

@erie_salember: Kemerdekaan yang dirasakan saat ini sepertinya hanya semu, rakyat terasa dan merasa dijajah oleh aturan negara sendiri, terasa ditindas dengan berbagai macam masalah yang sebenarnya dibuat oleh kebijakan kebijakan yang banyak menekan rakyatnya sendiri... Itu yang mungkin kami rasakan sebagai rakyat.. mungkin lewat bendera itu dapat mewakili tentang suara hati rakyat saat ini.... Tabik prof.

@ubit15: Se7, Gus Nadir. Rangkul jangan Pukul. Introspeksi jangan Represi. Raja Alim Raja Disembah, Raja Zalim Raja Disanggah. Merdeka Bangsaku Dari Penjajahan Bangsa Sendiri. ... Merdeka Indonesia ku. 

@susilo9971: Sudah ketetapanNYA bahwa pada akhirnya "Kebaikan akan mendapatkan Imbalannya dan Kejahatan pun akan mendapatkan Balasannya"..!

@moegi_soelist: Adanya bendera joly Roger adalah bukti kecintaan rakyat pada negeri ini, cinta yg tak ingin melihat negeri ini hancur oleh korupsi dan keserakahan... Semangat perjuangan

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved