Berita Jakarta
Tak Hanya Bangun JPO, Ini Proyeksi Pemkot Jakbar Atasi Kemacetan di Tahun 2025
Tak Hanya Pembangunan JPO, Ini Upaya Pemkot Jakbar Atasi Kemacetan Tahun Ini
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dwi Rizki
WARTAKOTALIVE.COM, KEMBANGAN - Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat melakukan sejumlah upaya untuk mengatasi masalah kemacetan di wilayah setempat pada 2025 ini.
Salah satunya, melakukan pelebaran di sejumlah lokasi, seperti Jalan Arjuna, Kembang Kerep, hingga pembuatan JPO di Jalan Joglo Raya.
"Mudah-mudahan tahun ini selesai untuk pelebarannya atau penugasannya dan mudah-mudahan tahun berikutnya bisa langsung dilakukan pembangunan," kata Walikota Jakarta Barat, Uus Kuswanto saat ditemui di kantornya, Selasa (15/7/2025).
"Termasuk juga di Kembang Kerep yang terkait dengan masalah kemacetan karena memang ada penyempitan jalan. Tahun ini juga alhamdulillah tadi disampaikan mau dilaksanakan pelebaran," imbuhnya.
Sehingga menurut Uus, satu persatu permasalahan klasik di Jakarta Barat bisa teratasi.
Selain pelebaran jalan, upaya lain yang dilakukan adalah membangun jembatan penyeberangan orang (JPO) yang belum sempat terselesaikan.
"Insyaallah tahun ini pelaksananya sudah bisa diperoleh dan pelaksanaannya mungkin nanti di awal tahun 2026 sudah bisa dilaksanai itu jembatan Joglo Raya," jelas Uus.
Kendati demikian, Uus beharap proyek JPO di Jalan Joglo Raya dapat segera terselesaikan pada tahun ini.
"Insyaallah setahun ini selesai untuk peta penloknya dan peta bidangnya selanjutnya juga bisa langsung diulang ke arah perbatasan Tanggerang," jelas Uus.
Pembangunan Flyover Samping Stasiun Grogol
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bakal membangun flyover di Jalan Latumenten, tepatnya di samping Stasiun Grogol, Jakarta Barat bulan depan.
Dijelaskan oleh Mahendra selaku Kepala Sub Kelompok Perencanaan dari bidang Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga DKI Jakarta, pembangunan itu direncanakan sepanjang 380 meter di sisi selatan ke utara Stasiun Grogol.
Nantinya, flyover tersebut akan dibuat secara tertutup untuk akses kendaraan umum seperti Transjakarta, Jaklingko, hingga commuterline (KRL).
Sehingga, kendaraan pribadi seperti motor dan mobil, akan melintas lewat sisi atas flyover.
Sementara akses pejalan kaki dari selatan ke utara, bisa melalui jembatan penyeberangan orang (JPO).
Di samping itu, pembangunan flyover ini akan menghadirkan juga skywalk berbayar menggunakan tap card—seperti skywalk Bundaran HI.
Pemaparan itu disampaikan dalam agenda rapat pimpinan di Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Kembangan, Jakarta Barat pada Selasa (15/7/2025).
Baca juga: Ingin Merokok, Batistuta Kena Palak Preman Mabuk di Lampu Merah Pulogadung Jaktim
Sementara itu, Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto menyampaikan bahwa flyover tersebut akan menjadi multiguna.
"Bukan hanya flyover, namun di atasnya juga akan dijadikan tempat halte Transjakarta sehingga nanti muting guna," kata Uus.
Menurutnya, pembangunan yang akan dimulai pada Agustus 2025 ini, dipastikan akan menimbulkan kemacetan lalulintas.
"Sudah barangtentu akan membuat pada saat proses pelaksanaan, arus lalulintas, mobilitas dari angkutan pembangunan juga akan sedikit terganggu," katanya.
Oleh karena itu, sebelum pembangunan dilaksanakan, Uus meminta agar Suku Dinas Bina Marga Jakarta Barat menyosialisasikan proyek ini agar berjalan dengan baik.
Pasalnya, ia menargetkan proyek flyover Latumenten ini rampung dikerjakan dalam dua tahun ke depan.
"Bulan depan, sekarang baru dalam proses. Bulan depan sudah mulai, pelaksananya sudah ketahuan. (Targetnya) tahun 2027," pungkasnya.
Untuk informasi, selain di Jalan Latumenten, pembangunan flyover juga akan dilakukan di Jalan Makaliwe, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Solusi Atasi Kemacetan
Pemprov DKI Jakarta didesak untuk segera membangun flyover atau jalan layang di titik-titik perlintasan sebidang yang kerap memicu penumpukan kendaraan.
Terutama di kawasan padat seperti Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan.
Dalam hal ini, Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta berencana akan membangun dua flyover di tahun 2025.
Yaitu, Flyover Latumenten dengan anggaran Rp350 miliar di Jakarta Barat dan Flyover Bintaro Puspita dengan anggaran Rp144 miliar di Jakarta Selatan.
Dikutip dari situs resmi DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth mendorong agar pembangunan Flyover Latumenten Jakarta Barat bisa segera direalisasikan.
Ia pun mendukung penuh rencana Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta untuk bisa merealisasikan proyek tersebut tahun ini.
“Proyek tersebut merupakan langkah positif yang perlu didukung bersama,” ujar Kenneth dalam keterangannya, beberapa waktu lalu.
Kenneth mengungkapkan, kegiatan tersebut merupakan permohonan Masyarakat dari kegiatan penyerapan aspirasi masyrakat atau reses yang dilaksanakan 2 tahun yang lalu.
“Tepatnya (reses) pada 2023 akhir, dan saat ini akhirnya bisa terlaksana,” tutur dia.
Pria yang akrab disapa Bang Kent itu menilai, pembangunan flyover ini sangat diperlukan untuk mengatasi perlintasan sebidang jalan dan rel kereta api.
Sebab saat kereta melintas, kendaraan bisa sampai mengular hingga ratusan kilometer.
Bahkan tak jarang menyebabkan keterlambatan aktivitas warga dan layanan darurat seperti ambulans atau pemadam kebakaran.
“Setiap pagi dan sore hari pengendara pasti terjebak macet di perlintasan kereta api, khususnya di daerah Latumenten dan Jalan Satria Raya, Jakarta Barat,” ungkap dia.
Bila kereta datang dua kali berturut-turut, sambung Bang Kenth, pengendara bisa melintas dalam setengah hingga satu jam.
“Karena perlintasan di Latumenten sangat aktif, dan dianggap sangat mengganggu aktivitas mobilitas pengendara,” beber anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta itu.
Menurut politisi PDI Perjuangan itu, pembangunan flyover dua arah di jalan Latumenten dan Satria Raya ini merupakan solusi paling efektif untuk mengurai kemacetan dan meningkatkan keselamatan pengguna jalan.
Ia pun meminta kepada Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta segera memasukkan ke dalam program prioritas pembangunan infrastruktur agar tahun ini bisa langsung dikerjakan.
“Karena flyover sudah menjadi kebutuhan mendesak di kota-kota dengan perlintasan kereta api aktif. Jika tidak segera dibangun, dampaknya akan terus meluas, termasuk terganggunya aktivitas ekonomi,” ujarnya.
Kent pun mengakui, sudah survey di lapangan terkait kegiatan program pembangunan jalan layang dua arah yang melewati pintu kereta api Satria Raya dan Latumenten Raya, Jakarta Barat.
Ketua IKAL (Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas RI) PPRA Angkatan LXII itu berharap, pembangunan jalan layang dua arah itu dapat secara signifikan menanggulangi macet di wilayah Latumenten Raya dan Satria Raya, Jakarta Barat karena tidak perlu melewati pintu kereta api lagi.
Saat ini, ungkap Kepala BAGUNA (Badan Penanggulangan Bencana) DPD PDIP DKI Jakarta itu, kegiatan masih dalam proses perencanaan dan proses pengukuran sudut kemiringan tanah yang menggunakan alat theodolite dan klinometer.
Jika tidak ada halangan, pembangunan akan dimulai bulan Juli 2025. Rencananya ,selesai di bulan September 2026.
“Semoga dapat bermanfaat bagi masyarakat, dan bisa menanggulangi permasalahan macet yang merupakan fokus utama dan program prioritas Gubernur DKI Jakarta Bapak Pramono Anung Wibowo,” tukas dia.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.
Diminta Kosongkan Kios, Pedagang Pasar Barito Bersitegang dengan Petugas |
![]() |
---|
Detik-detik Tangsel dan Bekasi Diterjang Angin Kencang, Ini Prediksi BMKG |
![]() |
---|
Toko Komputer di Ruko Mangga Dua Square Jakarta Utara Kebakaran, Kerugian Diperkirakan Rp 20 Miliar |
![]() |
---|
Bersama Railfans, KAI Sosialisasikan Keselamatan di Perlintasan KA Sebidang |
![]() |
---|
4 Sekolah di Jakarta Mulai Cek Kesehatan Gratis Hari Ini, Berikut Daftarnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.