Viral Media Sosial

Klarifikasi Dedi Mulyadi Soal Perusakan Gereja di Sukabumi, Tanpa Basa-basi Langsung ke Lokasi

Klarifikasi Dedi Mulyadi Soal Penyerangan Gereja di Sukabumi, Langsung Berangkat ke Lokasi Kejadian

Editor: Dwi Rizki
Istimewa
VIRAL MEDIA SOSIAL - Kolase Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi dan Tangkapan layar video viral yang merekam momen ratusan warga melakukan perusakan gereja di Sukabumi, Jawa Barat pada Jumat (27/6/2025) siang. Dalam rekaman video yang beredar luas, ratusan warga terlihat beringas menyerbu sebuah bangunan berlantai dua yang diketahui milik Maria Veronica Ninna di Kampung Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi. 

“Sudah kita lakukan mediasi sejak April 2025. Tapi tetap saja kegiatan ibadah jalan terus,” ungkap salah seorang tokoh masyarakat setempat yang enggan disebutkan namanya.

Warga yang terlanjur tersulut emosi lantas menutup paksa kegiatan di rumah tersebut.

Sebanyak 36 penghuni rumah singgah serta tiga unit mobil berhasil dievakuasi oleh petugas keamanan ke tempat aman.

Hal itu dilakukan untuk menghindari bentrokan dan kerusakan lebih lanjut.

Akibat insiden ini, beberapa fasilitas rumah mengalami kerusakan.

Di antaranya kaca jendela pecah, area taman rusak, gazebo di belakang rumah hancur, fasilitas MCK bagian belakang dirusak, sebuah motor Honda Beat warna hitam didorong warga ke sungai, serta pintu gerbang rumah didobrak massa.

Forkopimcam Cidahu langsung turun tangan ke lokasi untuk meredam situasi.

Polisi memasang garis polisi di sekitar rumah singgah dan melakukan penjagaan guna mengantisipasi aksi susulan.

Menurut laporan petugas di lapangan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

Namun kerugian materi diperkirakan cukup besar dan massa berhasil dibubarkan secara tertib. 

Abu Janda Sesalkan Aksi Anarkis

Aktivis anti intoleransi yang juga pegiat media sosial, Permadi Arya alias Abu Janda kembali mengecam aksi intoleransi yang terus terjadi di Indonesia.

Kali ini, kata Permadi, intoleransi terjadi di Sukabumi, Jawa Barat, pada Jumat 27 Juni 2025 lalu.

Dimana menurut Permadi, siswa Kristen dari Jakarta yang melakukan retret di salah satu villa di Sukabumi digeruduk massa.

Baca juga: Ibadah Natal di Perumahan di Bogor Ditolak Warga, Permadi: Intoleransi Belum Jadi Prioritas Prabowo

Mereka diusir hingga villa dirusak massa.

Hal itu diungkapkan Permadi Arya lewat video yang diunggahnya di akun Instagram miliknya @permadiaktivis2, Minggu (29/6/2025).

"Dan terjadi lagi. Intoleransi di indonesia bagian barat emang udah gak ada obat. Jumat kemaren, siswa siswi kristen dari Jakarta sedang melakukan kegiatan retret di sukabumi, digeruduk warga intoleran, diusir dari villa, dan villa dirusak massa," kata Permadi.

Retret itu kata Permadi semacam piknik rohani sambil liburan tetapi belajar kitab sambil berdoa.

"Mereka pergi ke sebuah villa di Cidahu, Sukabumi dan mungkin warga setempat gerah dengar mereka nyanyi, nyanyi, lalu beramai-ramai mendatangi geruduk kegiatan retret tersebut," kata Permadi.

"Mengusir siswa siswi dari villa, bahkan melakukan perusakan properti dan vandalisme.

Menurut Permadi ini bukan soal izin, karena retret tidak perlu izin.

"Ini bukan soal izin. Jangan terkecoh dengan alasan izin. Ini murni kristen phobia, kebencian dan ketakutan terhadap agama Kristen yang dibiarkan negara, dari jaman pak Jokowi sampe presiden nya pak Prabowo," kata Permadi.

Bahkan menurutnya tidak ada atensi dari negara, apalagi upaya mitigasi.

"Aparat tidak pernah hadir untuk memastikan kebebasan beribadah bagi umat minoritas, ini realita di Indonesia bagian barat. Indonesia yang Kristen Phobia," katanya.

Baca juga: Dekati Minoritas, Heri Koswara Klarifikasi Isu Intoleransi yang Sering Dituduhkan kepada PKS

"Dan karena pemerintah tutup mata, bahkan seringkali memihak pada warga intoleran, mungkin kita anggap saja indonesia bagian barat ini adalah tempat kalian umat kristen bisa ikut merasakan tantangan dan penderitaan Yesus memanggul salib.. hepi sunday," kata Permadi.

Bro Ron Angkat Bicara

Politikus PSI sekaligus Calon Ketua Umum PSI, Ronald A Sinaga atau akrab disapa Bro Ron, bereaksi terkait aksi viral itu. 

Ia bakal pasang badan terhadap pemilik vila yang tempatnya dirusak. 

"Kepada pemilik villa, jika para anarkis nantinya sudah ketangkep dan mau lakukan gugatan perdata ganti rugi, silakan hubungi saya," tulis Bro Ron di akun Instagramnya yang tayang pada Minggu (29/6/2025). 

Sementara itu, politikus PDIP, Muhammad Guntur Romli, turut mengecam terkait dugaan perusakan gereja Kristen yang terjadi di Sukabumi, Jawa Barat, dan viral di media sosial.

Guntur menegaskan tindakan semacam itu membuat rusaknya kerukunan umat beragama di Indonesia.

"Tindakan tersebut merupakan perbuatan melawan hukum, main hakim sendiri, tindakan kekerasan, dan merusak kerukunan umat beragama di Indonesia," kata Guntur dalam keterangan tertulis, Minggu (29/6/2025).

Dia juga mengecam adanya salib yang merupakan simbol agama Nasrani dijadikan alat oleh massa untuk melakukan perusakan tempat yang diduga untuk ibadah tersebut.

Guntur mengatakan jika hal serupa dilakukan seperti lafadz 'Allah' diturunkan dan digunakan untuk merusak sesuatu, maka umat Islam dipastikan marah.

"Ini menyedihkan dan menyakitkan," katanya.

Dia pun mendesak agar aparat penegak hukum segera menangkap seluruh pelaku perusakan.

Lebih lanjut, Guntur mengungkapkan melaksanakan ibadah di Indonesia sebenarnya tidak perlu izin.

Dia mengatakan jika memang masih ada permasalahan soal pendirian rumah ibadah, maka warga sekitar seharusnya memfasilitasi alih-alih melarang hingga melakukan perusakan.

Ia menegaskan negara tidak boleh membiarkan tindakan intoleransi berkembang di Indonesia karena bisa merusak persatuan dan kesatuan antar umat.

"Negeri kita tidak boleh kalah pada pihak-pihak intoleran dan radikal yang mengatasnamakan suatu agama tapi bertujuan merusak persatuan kita sebagai bangsa," jelasnya.

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News dan WhatsApp

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved