Perang Israel Vs Iran

GAWAT, Iran Mulai Gunakan Rudal Hipersonik Fattah untuk Hancurkan Israel, Kecepatannya 5 Kali Suara

Peluncuran rudal Fattah-1 ke wilayah Israel ini menjadi kali pertama dilakukan dalam perang yang berkecamuk sejak Jumat (13/6/2025) lalu.

Editor: Feryanto Hadi
IRNA/ALI SHARIFZADEH
RUDAL IRAN - Rudal hipersonik Fattah-1 digunakan saat Iran serang Israel pada Selasa (1/10/2024). 

Namun, Trump menambahkan, “Kami tidak akan mengambil tindakan (membunuh), setidaknya untuk saat ini.”

Pernyataan itu memicu kecemasan lebih lanjut di Teheran, terutama saat penduduk sipil mulai meninggalkan rumah mereka di tengah hari keenam kampanye serangan udara Israel.

Israel juga mengeklaim telah menewaskan Jenderal Ali Shadmani, yang disebut sebagai pemimpin militer tertinggi Iran yang tersisa.

Di sisi lain, Iran menyatakan bahwa respons militernya sejauh ini bersifat peringatan.

“Operasi yang telah kami lakukan sejauh ini hanya bertujuan sebagai peringatan dan pencegahan,” ujar Panglima Angkatan Darat Iran, Jenderal Abdul Rahim Mousavi, dalam sebuah video

Kantor Mossad hancur

Ketegangan antara Iran dan Israel kembali memuncak setelah Iran mengklaim berhasil menghancurkan kantor intelijen Israel, Mossad, di Tel Aviv dengan menggunakan rudal balistik canggih yang tidak terdeteksi dan tidak dapat dicegat.

Sementara itu, Israel membalas dengan mengklaim telah menewaskan salah satu komandan militer tertinggi Iran yang juga orang terdekat Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Iran, Brigadir Jenderal Reza Talaei-Nik, menyatakan bahwa serangan ke markas Mossad pada Selasa (17/6/2025) menggunakan rudal jenis baru yang belum pernah dikerahkan sebelumnya.

Rudal ini diklaim tidak bisa dilacak maupun dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel yang selama ini dianggap paling canggih di kawasan tersebut.

"Dalam serangan hari ini, kami mengerahkan rudal yang tidak dapat dilacak atau dicegat," ujar Talaei-Nik, dikutip dari kantor berita IRNA.

Menurut Talaei-Nik, rudal berpemandu presisi tinggi ini mampu menembus beberapa lapis pertahanan udara Israel yang didukung Amerika Serikat.

Ia menegaskan serangan ini menjadi bukti kerentanan Israel, meskipun negara tersebut selama ini membanggakan keunggulan intelijen dan sistem keamanannya.

"Banyak dari sistem canggih kami bahkan belum dikerahkan," tambahnya, seraya memperingatkan bahwa Israel akan menghadapi lebih banyak serangan serupa di masa depan.

Serangan tersebut, menurut laporan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), berhasil menghantam pusat intelijen Mossad di Tel Aviv dan menyebabkan kebakaran hebat di lokasi tersebut.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved