Pendidikan

Cerita Aishah Prastowo Alumni LPDP dan S3 Engineering Science di Oxford Jadi Guru SMA di Yogyakarta

Aishah Prastowo adalah alumni LPDP angkatan dinosaurus (PK-6), S3 Engineering Science di Oxford, yang kini menjadi guru SMA di Yogyakarta.

Dokumentasi LPDP via Kompas.com
LULUSAN OXFORD JADI GURU SMA - Aishah Prastowo adalah alumni LPDP angkatan dinosaurus (PK-6), S3 Engineering Science di Oxford, yang kini menjadi guru SMA di Yogyakarta. Rata-rata guru yang mengajar jenjang SD-SMA adalah lulusan D-IV atau S1. Sementara Aishah malah memilih menjadi guru sekaligus kepala sekolah Praxis High School dengan ijazah doktor dari kampus nomor wahid di dunia, University of Oxford di Inggris. 

Ada kewajiban magang untuk melakukan proyek penelitian sekitar tiga sampai empat bulan.

Aishah kala itu disuruh bekerja magang di berbagai laboratorium.

Dari sinilah justru keinginannya untuk sekaligus melanjutkan pendidikan S3 tumbuh.

Baca juga: MK Putuskan SD-SMP Negeri dan Swasta Gratis, Begini Tanggapan Kasudin Pendidikan Wilayah 2 Jakpus

"Saya merasa penelitian itu kalau cuma misalnya tiga bulan itu kayak baru nyiapin, belum benar-benar masuk ke dunia penelitian, jadi saya waktu S2 itu langsung lanjut S3," ucap Aishah Prastowo.

Saat belum genap 30 tahun, Aishah bahkan sudah berencana kuliah jenjang S3.

Kala itu LPDP baru memulai layanannya pada 2013 dan Aishah mendapat informasi Beasiswa LPDP dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Paris.

Baca juga: MK Putuskan Pemerintah Wajib Gratiskan Pendidikan SD hingga SMP di Sekolah Swasta, Ini Kata Pengamat

Akhirnya, Aishah resmi menjadi mahasiswi Oxford pada 2014.

Banyak yang bilang menjalani kehidupan PhD bukan untuk semua orang.

Tuntutan menjadi ahli dengan sederet aktivitas akademiknya tidak jarang berbuah banyak tekanan.

Baca juga: Begini Jawaban Tegas Dedi Mulyadi saat Pendidikan Siswa Bermasalah di Barak Militer Dikritik KPAI

Untuk meminimalisir hal tersebut yang pertama kali disiapkan adalah mentalnya terlebih dahulu selain tentunya memang mencintai ilmu yang ditekuni.

"Mentalnya yang sangat diperjuangkan, karena tentunya kita harus beradaptasi dengan kultur di sana dan bagaimana mahasiswa lain pada ambis semua," ucap Aishah Prastowo.

"Dari supervisor juga cukup tinggi standarnya, kalau ada yang kurang pasti dikasih feedback, 'dibantai' dalam tanda petik untuk hasilkan yang terbaik," lanjutnya.

Baca juga: Empat Sekolah Swasta di Jakarta Barat Bakal Jadi Contoh SD-SMP Gratis

Kala itu, Aishah Prastowo ingat pernah memberi nilai pada mahasiswa di sana sudah cukup bagus sebenarnya.

Namun ternyata mereka tak segan bertanya kritis terkait keputusan pemberian nilai tersebut.

Mereka ingin berusaha memenuhi ekspektasi agar bisa mendapat nilai yang terbaik.

Baca juga: Dedi Mulyadi Akan Hapus PR Bagi Siswa Sekolah di Jawa Barat, Agar Bisa Melakukan Sejumlah Hal Ini

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved