Berita Bekasi

Yayasan SuRCI Sebut Pengumpul Sampah atau Pemulung Pekerjaan Paling Berbahaya Nomor 6 di Dunia

Yayasan ini  juga mencatat pekerjaan pengumpul sampah menjadi nomor 6 paling berbahaya di dunia,  karena ada 33 Tingkat cedera

Editor: Ahmad Sabran
HO
BANTAR GEBANG- Sejumlah pemulung Bantar Gebang menerima bantuan sembako Sabtu 31 Mei 2025.   

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA- Sustainability for Resource Collectors Initiative (SuRCI), sebuah organisasi nirlaba  yang memberdayakan Resource Collector  atau pengumpul sampah (pemulung) melalui  solusi sirkular, membagikan sembako dan temu langsung bersama para  resource collector di TPA Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu 31 Mei 2025.  

Sebanyak 639 keluarga resource collector yang dikoordinir  Ikatan pemulung Indonesia (IPI) hadir. Terdapat 639 paket sembako yang masing-masing  berisikan 5 kg beras, 1 liter minyak, dan 1 paket mie instan dibagikan.  

Menurut Country Manager SuRCI Indonesia, Annisa Fauziah, para resource collector sangat  berjasa dalam menjaga lingkungan, namun kenyataannya di Indonesia, sektor pengelolaan  sampah sebagian besar masih bersifat non-formal.

"Sebagian besar mereka berasal dari kelompok termarjinalkan dan tidak mendapatkan perlindungan sosial yang layak,” ujar  Annisa dalam sambutannya. 

Menurut catatan Yayasan SuRCI, 3,7 juta orang di Indonesia berprofesi sebagai pengumpul  sampah dan 64 persen dari mereka hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka pun tidak dijamin  kesehatan dan keamanan kerjanyanya (42 % ) karena tidak sanggup membayar.

Yayasan ini  juga mencatat pekerjaan pengumpul sampah menjadi nomor 6 paling berbahaya di dunia,  karena ada 33 Tingkat cedera fatal dari tiap 100.000 pekerja.

Baca juga: Hari Lanjut Usia Nasional 2025, Pemerintah Fokus Perhatikan Kesejahteraan Lansia

“Secara akses, 21 % pekerja sulit  mengakses ke perangkat teknologi dan internet membuat mereka tidak bisa mengakses  informasi dan kesempatan lebih besar,” jelasnya. 

SuRCI pun hadir sebagai penghubung resource collector dengan program pendidikan,  manfaat sosial, dan peluang, menjadikan mereka pemain kunci dalam ekonomi sirkular dan 
dilihat sebagai pahlawan lingkungan sesungguhnya.   

Sebelumnya, SuRCI sudah bergerak di 10 provinsi dan telah memberdayakan lebih dari 4.000  resource collector. Namun, sebagian besar masih di tingkat pengumpulan sebelum TPA.

Tahun ini, SuRCI menjangkau TPA, dengan pertama kali melakukan pembagian sembako di  TPA Suwung, Bali lalu dilanjutkan ke TPA Bantar Gebang yang merupakan TPA terbesar di  Indonesia dengan luas wilayah mencapai 110,3 hektar dan ketinggian sampah mencapai 40 meter serta menampung sekitar 55 juta ton sampah. 

Pemberian sembako dipilih, karena memberikan dampak langsung yang bisa dirasakan oleh  komunitas sasaran.  "Sekaligus membangun kepercayaan antara organisasi dan komunitas, sebagai dasar untuk program-program pemberdayaan yang lebih berkelanjutan di masa  depan," terang Annisa.  

Selain kegiatan ini, Yayasan SuRCI juga menjalankan berbagai program lainnya untuk  mendukung peningkatan kualitas hidup para resource collector.  Beberapa di antaranya 
adalah program kesehatan dan keamanan kerja, edukasi keterampilan dan literasi, program  nutrisi keluarga, dan lainnya.

Semua program dirancang untuk menjawab tantangan mendasar yang dihadapi para pengumpul sampah, serta mendorong inklusi mereka dalam  pembangunan ekonomi berkelanjutan. 

Baca juga: Ahli Presiden Sebut BAZNAS Hanya Jalankan Amanat Legislasi, Bukan Lembaga Superbody

“Kami percaya bahwa dengan memberikan akses yang setara terhadap informasi, perlindungan sosial, dan kesempatan ekonomi, resource collector dapat menjadi aktor 
utama dalam ekonomi sirkular yang adil dan berkelanjutan,” lanjut Annisa.

Belum lama ini, SuRCI  yang berdiri sejak tahun 2016 terpilih mewakili Indonesia menjadi salah satu finalis Ashoka Power of Local Challenge. Dari 900 applicant, terpilih 80 semifinalis dan saat ini terpilih menjadi salah satu dari 24 finalis untuk menerima pendanaan sebesar hingga 60,000 US Dollar, yang akan digunakan untuk memberikan akses pendidikan usaha sosial bagi pengepul sampah.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved