Berita Regional

Kenakalan Remaja Sudah Mengkhawatirkan, Dedi Mulyadi Sebut Pendidikan di Barak Bukan Latihan Militer

Anak-anak yang terlibat dalam perilaku brutal, bahkan tindak kriminal seperti penganiayaan dan pembunuhan, akan mengikuti pendidikan di barak militer.

Wartakotalive/Rendy Rutama Putra
ATASI KENAKALAN REMAJA - Penjelasan lengkap Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terkait anak-anak yang terlibat dalam perilaku brutal, bahkan tindak kriminal seperti penganiayaan dan pembunuhan, akan mengikuti pendidikan di barak militer. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengumumkan kebijakan baru untuk mengatasi masalah kenakalan remaja yang semakin memprihatinkan.

Anak-anak yang terlibat dalam perilaku brutal, bahkan tindak kriminal seperti penganiayaan dan pembunuhan, akan mengikuti pendidikan karakter berbasis barak militer.

Menurut Dedi, langkah ini penting untuk menyelamatkan generasi muda dari kehancuran moral dan sosial akibat pengaruh buruk lingkungan.

Baca juga: Dedi Mulyadi Sebut Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang Si Raja Bongkar Bangunan Liar, Ini Alasannya

Dedi Mulyadi menegaskan, saat ini kenakalan remaja sudah memasuki tingkat yang mengkhawatirkan.

Tidak hanya berupa pelanggaran kecil, banyak kasus kenakalan yang berujung pada kekerasan fisik dan tindakan kriminal berat.

"Problem kenakalannya sudah akut sampai tindak kriminal, mulai penganiayaan hingga pembunuhan, ini tidak bisa dibiarkan," kata Dedi akun media sosialnya yang dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (29/4/2025).

Baca juga: Dedi Mulyadi Kirim Anak Bermasalah ke Barak Militer, Begini Penjelasan Lengkap TNI Angkatan Darat

Orang tua maupun negara memiliki tanggung-jawab untuk bersama-sama mendidik dan membina remaja agar kembali kepada jalur yang benar.

Dedi Mulyadi menjelaskan, program pendidikan di barak militer bukan pelatihan militer untuk tujuan perang.

Sebaliknya, program ini difokuskan untuk membentuk pola hidup disiplin, sehat, dan terarah bagi para remaja.

Baca juga: Cerita Dedi Mulyadi Debat dengan Remaja di Bekasi Soal Larangan Wisuda Sekolah dan Penggusuran Rumah

"Pendidikan militer ini lebih kepada olahraga, kesenian, pengembangan minat dan bakat, bangun keteraturan hidup mereka, mulai bangun pagi, pola makan sehat, hingga aktivitas harian yang positif," ucapnya.

Anak-anak yang mengikuti program ini tetap akan melanjutkan pendidikan formal mereka.

Mereka akan tercatat sebagai siswa SMP atau SMA dan mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam barak.

Baca juga: Aura Cinta Kritik soal Wisuda, Dedi Mulyadi: Rumah di Bantaran Kali, tapi Sekolah Gaya-gayaan Wisuda

"Mereka tidak kehilangan hak sebagai pelajar, pendidikan formal tetap berjalan seiring dengan pendidikan karakter di barak," kata Dedi Mulyadi.

Program ini hanya dapat diikuti remaja yang mendapatkan persetujuan dari orang tua atau wali.

Menurut Dedi, ini adalah bentuk kesadaran keluarga untuk bersama-sama mendidik anak dengan pendekatan yang lebih tegas namun penuh kasih.

Baca juga: Stop Pemberian Dana Hibah Keagamaan ke Yayasan dan Pesantren, Dedi Mulyadi: Itu-itu Saja yang Dapat

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved