Study Tour

Ikuti Jejak Dedi Mulyadi, Sumut Juga Larang Sekolah Gelar Study Tour, Ada Sanksi Jika Melanggar

Ikuti Jejak Dedi Mulyadi, Sumut Juga Larang Sekolah Gelar Study Tour, Ada Sanksi Jika Melanggar

KOMPAS.COM/CANDRA NUGRAHA
LARANGAN STUDY TOUR - Pengelola bus pariwisata meminta studi tur tidak dilarang karena diklaim mengurangi pendapatan mereka Senin (10/2/2025). Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) melarang seluruh sekolah menggelar kegiatan study tour atau wisata akhir tahun, mengikuti apa yang dilakukan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sebelumnya dengan menerbitkan surat edaran (SE) terkait larangan kegiatan study tour atau wisata akhir tahun pelajaran 2024/2025. 

"Tidak boleh anak piknik di atas rintihan orangtua," tegasnya. 

Pria yang akrab disapa Kang Dedi itu mengaku mengetahui bagaimana kondisi ekonomi masyarakat Jawa Barat. 

"Banyak orang tua yang terpaksa berutang atau menjual barang demi membiayai study tour anaknya. Ini bukan hal sepele. Ada orangtua yang harus mengeluarkan uang jutaan rupiah, padahal itu bukan perkara kecil bagi mereka," ungkapnya.  

Selain itu, Dedi juga menyoroti efek sosial dari study tour yang justru berpotensi melahirkan kesenjangan di antara siswa di sekolah.

"Posisi siswa di kelas bisa menjadi minder karena tidak ikut study tour. Ini melahirkan masalah sosial. Saya melarang study tour karena saya peduli dan sayang terhadap warga Jawa Barat, bukan karena alasan lain," jelasnya.

Baca juga: Dedi Mulyadi Copot Kepsek, Rombongan Study Tour SMAN 6 Depok Pulang Hari Ini

Sebagai alternatif, Dedi menyarankan agar kegiatan pendidikan di luar sekolah tetap bisa dilakukan tanpa harus membebani orang tua dengan biaya besar. 

Ia beralasan esensi pendidikan bukan terletak pada perjalanan jauh, melainkan pada pembelajaran yang bermakna. 

"Kalau memang mau study tour, tidak usah jauh-jauh. Lingkungan sekitar masih banyak yang bisa dijadikan bahan pembelajaran," katanya. 

"Sampah menumpuk di mana-mana, sekolah masih banyak yang kumuh, itu yang seharusnya menjadi perhatian. Pendidikan tidak boleh berhenti di level formal saja," katanya.

Dedi juga menegaskan bahwa kebijakan ini sejalan dengan upaya penguatan pendidikan berkarakter di Jawa Barat.

Ia berharap keputusan ini bisa melindungi orangtua dari beban ekonomi yang tidak perlu dan memastikan subsidi pendidikan yang telah diberikan pemerintah benar-benar dirasakan oleh masyarakat.

"Saya tidak melarang study tour dalam arti sebenarnya, tapi faktanya selama ini lebih ke arah piknik. Saya ingin memastikan bahwa pendidikan di Jawa Barat benar-benar mengutamakan substansi, bukan sekadar perjalanan tanpa esensi," tegas Dedi.

"Jika ada kepala sekolah yang tetap bersikeras mengadakan study tour, silakan berhadapan langsung dengan saya," ujarnya tegas.

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News dan WhatsApp

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved