Tetangga di Rumah Pramono Ingin Pilkada Jakarta Satu Putaran Saja

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Mariarti (53) perempuan berusia separuh baya, terlihat santai dan semringah saat menceritakan pengalamannya bertetangga dengan calon gubernur Jakarta Pramono Anung. 

Letak rumahnya persis berdekatan dengan kediaman Calon Gubernur nomor Urut 03 itu yang berada di Jalan Haji Ambas No. 18, Cipete, Jakarta Selatan.

Ditemui Wartakotalive.com Minggu (8/12/2024), Mariarti berharap Pilkada Jakarta berlangsung satu putaran saja.

Dia menginginkan Pramono dan Rano Karno atau bang Doel segera memimpin Jakarta.

Pasalnya banyak permasalahan Jakarta yang harus dibenahi.

Terlebih, sudah akhir tahun dan akan menyambut bulan Ramadhan.

Baca juga: KPU DKI Gelar Rapat Pleno Penetapan Hasil Rekapitulasi Suara Pilgub Jakarta, Ini Pemenangnya

“Kemarin saya juga nyoblos pak Pram, makanya berharap langsung kepilih dan kita sebagai tetangga biar bisa langsung menyampaikan keluh kesah,” ucap Mariarti.

Selama bertetangga, dia mengatakan Pramono dan keluarga kerap kali melakukan open house saat Hari Raya Idul Fitri.

“Ya ramah, kalau lagi Lebaran ya suka open house,” imbuh perempuan yang sudah 30 tahun tinggal di kawasan Cipete, Jakarta Selatan tersebut.

Sementara itu, menjelang pengumuman rekapitulasi tingkat provinsi Pilkada Jakarta Calon Gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung berolahraga di Car Free Day (CFD), Jakarta Minggu (8/12) pagi ini.

Dalam kesempatan itu, Pramono Anung yakin semua pihak akan menghormati hasil rekapitulasi penghitungan suara Pilgub Jakarta 2024 oleh KPU hari ini.

Baca juga: Rekapitulasi KPU DKI Jakarta, Pramono Anung-Rano Karno Unggul di 5 Wilayah Kota dan Kabupaten

Pramono juga yakin tak akan ada pihak yang memaksakan pilgub digelar dua putaran.

"Saya meyakini lah, nggak akan ada orang akan memaksakan untuk itu (dua putaran). Pasti akan menghormati apa pun hasil yang ada di KPUD yang secara transparan," jelas Pramono setelah kegiatan olahraga pagi di kawasan CFD, Jakarta Pusat, Minggu (8/12/2024).

Menurut dia, mekanisme rekapitulasi suara yang dilakukan secara terbuka.

Pramono menyebut demokrasi yang berjalan akan mengawasi jika ada yang memaksakan hasil sesuai kehendaknya.