Pilkada

Partisipasi di Pilkada Jakarta 2024 Turun, Pengamat: Bisa Berdampak pada Kualitas Demokrasi

Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago beri pandangan terkait turunnya partisipasi pemilih pada Pilkada Jakarta 2024.

Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Sigit Nugroho
Istimewa
Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago beri pandangan terkait turunnya partisipasi pemilih pada Pilkada Jakarta 2024. 

Golongan putih (golput) memiliki berbagai bentuk, seperti golput administratif, golput teknis, dan golput ideologis. 

Golput administratif terjadi ketika pemilih tidak bisa menggunakan hak pilihnya karena tidak terdaftar di daftar pemilih tetap (DPT).

Menurut Pangi, masalah ini menjadi tanggung jawab Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk memastikan validitas data pemilih.

BERITA VIDEO: Isu Jokowi Berpeluang Masuk Gerindra, ini kata Dasco

Di sisi lain, golput teknis disebabkan oleh hambatan teknis seperti sulitnya akses ke tempat pemungutan suara (TPS) atau kendala lainnya.

Sementara itu, golput ideologis muncul karena pemilih secara sadar memilih untuk tidak mendukung kandidat mana pun sebagai bentuk protes terhadap sistem atau kandidat yang tersedia.

Penurunan partisipasi ini harus menjadi perhatian serius semua pihak, termasuk pemerintah, KPU, dan partai politik. 

Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta menegaskan tingkat partisipasi pemilih pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024 hanya mencapai 58 persen.

“Hasil rekapitulasi dari masing-masing kota ini sudah selesai dan kami mencatat tingkat partisipasi di DKI Jakarta ini mencapai 58 persen,” kata Komisioner KPU Provinsi DKI Jakarta Fahmi Zikrillah. (faf)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved