Judi Online
Kasus Pinjol di Jakarta Tembus Rp 11 triliun, Menkomdigi Meutya Hafid Minta Lurah Edukasi Warga
Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI Meutya Hafid mengingatkan masyarakat bahaya pinjaman online (pinjol) bagi keberlangsungan rumah tangga.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Junianto Hamonangan
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI Meutya Hafid mengingatkan masyarakat tentang bahaya pinjaman online (pinjol) bagi keberlangsungan rumah tangga.
Tak jarang hubungan pernikahan di lingkungan masyarakat kandas di tengah jalan akibat terlilit pinjol.
Hal itu disampaikan Meutya saat acara Edukasi dan Pelatihan Literasi Digital bersama Kimdigi di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Intiland Teduh Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (12/11/2024).
Kegiatan tersebut diikuti ratusan Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu warga yang tinggal di sekitar lokasi.
"Kalau pinjol Ibu-Ibunya jangan ya, kalau pinjol biasanya bukan anak-anaknya. Mungkin orang tuanya karena ada kebutuhan mendadak, kemudian 'ah yang paling mudah pinjol'. Tapi kalau bisa ini diusahakan, untuk dihindari betul," kata Meutya.
Berdasarkan data yang dia miliki, kasus pinjol di Jakarta mencapai Rp 11 triliun lebih. Banyaknya warga yang terjebak pinjol, membuat mereka frustasi hingga menimbulkan masalah baru di rumah angga.
"Jadi akhirnya perceraian bertambah, kemudian bahkan ada yang bunuh diri keluarganya, tetangganya. Kita tahu sesuatu itu genting dari mana? bahwa itu sudah sampai ke orang-orang terdekat kita, itu indikasi utama bahwa ini sudah menyebar meluas," jelas Muetya.
Baca juga: Pegawainya Terlibat Judi Online, Menkomdigi Meutya Hafid Minta Maaf Kepada Emak-emak
Menurut dia, sebelumnya masyarakat hanya sekadar membaca atau menonton berita soal maraknya aksi kriminal akibat pinjol. Namun kasus ini justru sudah berada di lingkungan sekitar rumah.
Kata dia, kasus pinjol tidak hanya menyasar warga kurang mampu saja tetapi ada keluarga dengan latar belakang ekonomi cukup juga ikut terjerat.
Dia khawatir, pinjol yang dilakukan orang tua bisa menjadi contoh bagi anak-anaknya di masa mendatang.
"Saya sebutkan saja supaya adil ya, mulai dari karyawan, pengusaha, jadi orang mampu juga banyak. Kemudian pedagang, pelajar, dan yang terakhir mohon maaf, ibu rumah tangga," tuturnya.
"Kalau memang ada (pinjol) maka berhentilah. Kita bicarakan ke depan bu ya, bukan yang di belakang, karena kalau orang tuanya sudah begitu, anaknya kemungkinan besar ngikut," sambungnya.
Dalam momen itu, Meutya juga meminta Lurah untuk ikut mengedukasi warganya tentang bahaya pinjol maupun judol.
Jika ada warganya yang hendak atau sudah terlibat pinjol, baiknya diingatkan untuk menghindari persoalan tersebut.
"Kalau nampaknya dia (warga) sudah mulai banyak gelisah, kekurangan uang terus gitu ya, coba ditanya masalahnya apa, saling ingatkan. Itulah salah satu cara menjaga, karena biasanya orang yang sudah terlilit, dia itu malah menjauh. Dia bukan cari pertolongan karena malu, karena aib," katanya.
Sindikat Judi Online Kerap Lakukan Praktik Jual Beli Rekening, Imbalannya Rp 500 ribu |
![]() |
---|
Anggota DPR Nilai Aneh, Kawanan yang Rugikan Bandar Judol Malah Ditangkap Polisi dan Dijadikan TSK |
![]() |
---|
Kriminolog Sebut Kawanan Rugikan Bandar Judol Semestinya Dapat Dukungan Publik, Bukan Dijadikan TSK |
![]() |
---|
Kompolnas Lidik Kawanan Pembobol Judol Malah Jadi TSK: Pelapornya Bandarkah? Situsnya Ditindak Gak? |
![]() |
---|
Berhasil Akali Sistem Bikin Bandar Judi Online Rugi, Komplotan Pembobol Judol Ini Malah Jadi TSK |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.