Liputan Khusus
10 Tahun Jokowi, Pengamat: MRT-LRT Jadi Angkutan Umum Massal Nyaman, tapi Belum Atasi Kemacetan
Kehadiran MRT dan LRT menjadi salah satu alternatif angkutan umum massal yang berkeselamatan, aman, dan nyaman tapi belum mengatasi masalah kemacetan.
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Junianto Hamonangan
WARTAKOTALIVE.COM JAKARTA — Pengamat transportasi sekaligus Ketua INSTRAN (Inisiatif Strategis untuk Transportasi) Darmaningtyas menilai kehadiran Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT) menjadi salah satu alternatif angkutan umum massal yang berkeselamatan, aman, nyaman, dan tepat waktu.
Namun, kemaceten Jakarta tetap terjadi sementara moda transportasi publik tidak cukup untuk mengatasi masalah kemacetan itu.
“Tapi kalau dibilang apakah sudah mengatasi kemacetan, rasanya belum, terbukti kemacetan sekarang semakin bertambah, bukan berkurang. Dominasi motor semakin terasa,” ucap Darmaningtyas saat dihubungi terkait Liputan Khusus 10 Tahun Jokowi, Jumat (11/10/2024).
Baca juga: Cerita Warga Pilih LRT Jabodebek Jadi Transportasi Andalan, Lebih Nyaman Tanpa Berdesakan
Baca juga: Pengamat: Solusi Kemacetan Jakarta Perlu Fokus pada Pengembangan Transportasi Daerah Penyangga
Dia meminta pemerintah bisa membenahi moda transportasi tidak hanya di Jakarta saja. Namun, terpenting juga turut memfasilitasi masyarakat di daerah penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
“Perlu diakui bahwa moda transportasi yang berkeselamatan, aman, nyaman, dan tepat waktu itu lokasinya masih di wilayah Jakarta saja, kecuali LRT Jabodebek. Sementara pergerakan itu justru terbanyak dari Depok, Bogor, Bekasi, dan Tangerang,” ungkap dia.
Baca juga: 10 Tahun Kepemimpinan Jokowi: Rancang Pembangunan LRT Jabodebek Lewat Perpres 98 Tahun 2015
Baca juga: Lihat BKT, Ridwan Kamil Ungkap Mimpi Bangun Transportasi Air di 13 Sungai yang Membelah Jakarta
“Sehingga kalau mau membenahi ya layanan transportasi dari daerah-daerah penyangga tersebut agar orang mereka nyaman dan tepat waktu menggunakan angkutan umum sehingga meninggalkan motor pribadinya,” imbuhnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Darmanigtyas meminta pemerintah bukan memperbanyak rute LRT/MRT, tapi memperbanyak dan memperpanjang rute Transjakarta dan Transjabodetabek.
“Memperbanyak rute LRT/MRT terlalu mahal, baik investasi maupun operasionalnya. Tapi kalau Transjakarta dan TransJabodetabek biaya investasi maupun operasionalnya lebih murah dan bisa menjangkau ke jalan-jalan yang lebih kecil dengan menggunakan bus sedang dan bus kecil,” jelas dia.
Dia berharap pada masa kepemimpinan Presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto nantinya tidak perlu menambah jalur MRT/LRT kembali, tapi lebih baik membenahi transportasi di daerah. Apabila daerah maju, arus urbanisasi turun, masalah Jakarta dan sekitarnya dapat dikurangi.
“Indonesia bukan hanya Jawa, khususnya Jakarta dan Jabodatabek. Indonesia amat luas dan banyak yang menggunakan angkutan air. Membangun LRT/MRT itu amat mahal, investasi maupun operasionalnya sehingga perlu subsidi negara yang sangat besar, sementara kemampuan fiscal negara menurun,” tutup dia.(m27)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.
Menelusuri Jejak Chromebook Hibah Kemendikbud Ristek di Sekolah Jakbar, Aplikasinya Terbatas |
![]() |
---|
10 Tahun Jokowi, Sejenak Melihat Perjalanan MRT Jakarta, Dirintis sejak 1985 Terwujud pada 2019 |
![]() |
---|
10 Tahun Jokowi, MTZ Minta Rute MRT-LRT Diperluas dan Mikrotrans Diperbanyak |
![]() |
---|
10 Tahun Jokowi, Azas Tigor Nainggolan: LRT-MRT Sejajarkan Indonesia dengan Negara Maju |
![]() |
---|
10 Tahun Jokowi, Ini Alasan Tari dan Salwa Jadikan LRT Jabodebek Transportasi Andalan Sehari-hari |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.