Prancis Mulai Kewalahan dengan Konflik Timur Tengah, Desak Israel Hentikan Serangan

Prancis sudah mulai kewalahan dengan eskalasi konflik timur tengah yang semakin tinggi dan merembet hingga Lebanon.

Editor: Desy Selviany
(Foto oleh Jeff J Mitchell/Getty Images/AFP)
Presiden petahana Prancis Emmanuel Macron mengalahkan saingan sayap kanannya Marine Le Pen untuk masa jabatan lima tahun kedua sebagai presiden pada 24 April 2022 di Paris, Prancis. Emmanuel Macron dan Marine Le Pen keduanya lolos pada Minggu 10 April untuk putaran kedua pemilihan presiden Prancis 2022 yang diadakan hari ini, pada 24 April. Ini adalah kali kedua berturut-turut kedua kandidat berhadapan di putaran final pemilihan. 

WARTAKOTALIVE.COM - Prancis sudah mulai kewalahan dengan eskalasi konflik timur tengah yang semakin tinggi dan merembet hingga Lebanon.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak Israel agar segera menghentikan serangan ke Lebanon.

Bahkan di hadapan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Emmanuel Macron menegaskan agar Israel segera menghentikan serangan di Gaza karena dianggap sudah terlalu lama. 

Desakan itu disampaikan Macron pada Rabu (25/9/2024) di Majelis Umum PBB di New York.

Macron mengaku akan mengirim menteri luar negerinya ke Lebanon minggu ini sebagai bagian dari upaya untuk mencegah perang penuh, dan menyerukan Israel dan Hizbullah Lebanon untuk segera menghentikan permusuhan.

“Tidak boleh ada perang di Lebanon,” katanya dalam pidatonya di Majelis Umum PBB di New York seperti dimuat Reuters.

“Kami dengan tegas menyerukan Israel untuk menghentikan eskalasi di Lebanon dan Hizbullah untuk berhenti menembaki Israel,” kata Macron.

Dia mengatakan Menteri Luar Negeri yang baru diangkat Jean-Noel Barrot akan melakukan perjalanan ke Lebanon pada akhir minggu ini.

Mengenai konflik di Gaza, Macron juga mendesak agar Israel segera menghentikan serangan karena dianggap sudah terlalu lama. 

Meskipun Macron mengakui Prancis sempat mendukung serangan balasan Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.

Baca juga: Sekjen PBB Sebut Israel Tengah Buat Neraka di Lebanon, Desak Hentikan Perang

Namun menurut Macron, tidak ada pembenaran atas kematian warga sipil Palestina.

"Tidak ada pembenaran, tidak ada pembenaran atas ribuan kematian warga sipil Palestina. Terlalu banyak warga sipil yang tewas," ujarnya.

Sebelumnya serangan udara Israel hari Senin, 23 September 2024, di Lebanon membunuh lebih dari 492 orang, termasuk 58 perempuan dan 35 anak-anak, menurut pihak berwenang Lebanon

Ini merupakan serangan paling mematikan dalam satu hari sejak perang Israel-Hizbullah pada tahun 2006.

Menteri Kesehatan Lebanon, Firas Abiad, sebelumnya menyatakan bahwa serangan udara Israel memaksa ribuan orang untuk mengungsi dari Lebanon selatan, terutama mereka yang berada di dekat wilayah perbatasan, menuju utara.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved