Gempa Bumi

Berkaca Gempa Jawa Barat, Ini yang Akan Dialami Jakarta Jika Gempa Megathrust Terjadi

Jakarta Menjadi Wilayah Paling Terdampak Gempa Megathrust, Ini yang Akan Terjadi Jika Gempa Megathrust Terjadi

Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Dwi Rizki
Sriwijaya Post
Potensi daerah landaan dan ketinggian tsunami jika zona megathrust dari Bengkulu, Selat Sunda, dan selatan Jawa Barat mengalami gempa dengan magnitudo di atas M 9 dan panjang runtuhan dasar laut 1.000 kilometer, maka ada satu lokasi di Pandeglang yang tinggi tsunaminya 57 meter. Skenario terburuk ini didapatkan dari hasil pemodelan. 

“Gempa besar yang terjadi di zona subduksi lempeng tektonik, di mana satu lempeng bumi menyusup di bawah lempeng lainnya,” lanjut Yohan.

Dia menambahkan, kota-kota pesisir di sekitar Jakarta, seperti Banten dan Anyer, lebih berisiko terkena dampak langsung dari tsunami.

“Sejarah megathrust berkaitan dengan gempa besar, terjadi di zona subduksi lempeng tektonik Indo-Australia,” pungkasnya. 

Gempa Jawa Barat

Seperti diketahui gempa bumi berkekuatan magnitudo M 5,0 terjadi di wilayah Kabupaten Bandung dan Garut, Jawa Barat, Rabu (18/9) pagi.

BMKG melansir gempa itu terjadi pukul 9.41 WIB. BMKG mencatat episentrum gempa itu berada sekitar 24 kilometer tenggara Kabupaten Bandung dan 21 kilometer Barat Daya Kabupaten Garut.

Dikutip dari Tribun Jabar, gempa bumi yang melanda Kabupaten Bandung pada 18 September 2024 pukul 09:41:08 WIB, menimbulkan kerusakan parah sejumlah bangunan di Kertasari dan Pangalengan.

Badan Geologi pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pun menjabarkan penyebab gempa berkekuatan Magnitudo 5.0 tersebut bisa merusak begitu banyak bangunan di Kabupaten Bandung.

Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, mengatakan wilayah terdampak gempa tersebut pada umumnya tersusun oleh morfologi dataran bergelombang dan perbukitan bergelombang hingga terjal.

Berdasarkan data Badan Geologi, wilayah ini dominan tersusun oleh tanah sedang (kelas D) pada dataran bergelombang, serta tanah keras (kelas C) pada morfologi perbukitan.

Hal ini memperlihatkan daerah di sekitar pusat gempa bumi pada umumnya tersusun oleh batuan berumur Kuarter (batuan sedimen dan batuan gunungapi). Sebagian batuan Kuarter tersebut telah mengalami pelapukan.

"Batuan yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat lepas, urai, tidak terkonsolidasi dan memperkuat efek guncangan gempa bumi," kata Wafid melalui siaran digital.

Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber dari BMKG dan GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif. 

Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi sebagian besar terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah. Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi terletak di darat.

Menurut informasi dari lokasi setempat, gempa bumi ini telah mengakibatkan bencana berupa kerusakan ringan rumah penduduk di Desa Cikembang, Cibeureum, Tarumjaya, Kabupaten Bandung serta di Garut.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved