Kesehatan Anak

Maltodextrin Aman Dikonsumsi, Tidak Menyebabkan Diabetes dan Gagal Ginjal pada Anak

Bahan makanan tambahan (BTP) maltodextrin pada susu formulan bukan penyebab diabetes dan gagal ginjal. Terbuat dari bahan alami.

|
Editor: Rusna Djanur Buana
istimewa
Dikusi tentang miskonsepsi bahan makanan tambahan (BTP) maltodextrin, di Jakarta, Selasa (4/9/2024). Bahan makanan pada produk susu formula ini dipastikan aman dan tidak menyebabkan diabetes dan gagal ginjal pada anak-anak. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Bahan makanan tambahan (BTP) maltodextrin yang ada dalam susu formula dipastikan aman untuk anak.

Maltodextrin terbuat dari bahan alami, dan tidak hanya terdapat dalam susu formula. 

Doktor dalam bidang ilmu gizi Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, Rosyanne Kushardina memastikan kabar yang menyebut kandungan maltodextrin pada susu formula tidak menyebabkan diabetes dan gagal ginjal terutama pada anak-anak.

Bahkan BPOM telah mengatur soal bahan tambahan pangan melalui BPOM No. 11 Tahun 2019.

“Sesuai namanya, BTP memang ditambahkan secara sengaja ke produk makanan/minuman, untuk tujuan teknologi pada pembuatan maupun pengolahan pangan untuk menghasilkan komponen tertentu atau memengaruhi sifat pangan tersebut, baik secara langsung atau tidak langsung,” tutur Rosyanne.

Lebih jauh  Rosyanne menjelaskan, terdapat 27 golongan BTP. Di antaranya pemanis, pengawet, pengental, penguat rasa, peningkat volume, dan perisa. 

“Maltodekstrin biasa ditambahkan ke produk pangan sebagai pengawet, penguat rasa, filler (meningkatkan volume), untuk meningkatkan tekstur, dan ada juga yang digunakan sebagai perisa,” ujar Rosyanne. 

Baca juga: Bayi Kritis karena Diduga Salah Ganti Susu Formula, Ini Penjelasan RSAB Harapan Kita

Maltodekstrin juga kerap digunakan sebagai pengganti laktosa pada produk susu, untuk mereka yang intoleransi terhadap laktosa.

Secara alami, maltodektrin tidak ada dalam bahan pangan, tetapi zat ini dibuat dari bahan alami. 

“Yaitu pati dari sumber karbohidrat seperti umbi-umbian, serealia, dan jagung. 

Dilakukan proses hidrolisis terhadap zat pati dari sumbr karbohidrat tersebut, lalu terbentuklah maltodekstrin,” jelas Rosyanne dalam diskusi media bersama Ngobras.

Maltodekstrin sebenarnya hampir tidak memiliki rasa manis. Derajat kemanisan bisa diukur dengan dextrose equivalent (D), yang dibagi menjadi rendah (<20>55). Maltodekstrin memiliki nilai DE 3 – 19. 

Maltodekstrin bisa digunakan untuk bermacam tujuan tergantung nilai DE-nya. 

“Maltodekstrin dengan DE10 bisa digunakan untuk produk-produk instan seperti saos instan dan produk diet.

Maltodekstrin dengan D15 biasa digunakan pada minuman isotonik, dan DE19 digunakan untuk bubuk cokelat, produk susu, dan dessert,” papar Rosyanne dalam sebiah diskusi di Jakarta, Selasa (4/9/2024). 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved