Jakarta Dinobatkan Jadi Kota Paling Terdepan Menjalankan Ekonomi Digital

Pesatnya perkembangan teknologi digital saat ini telah mengubah lanskap ekonomi dan keuangan Jakarta secara signifikan.

Penulis: Miftahul Munir | Editor: Desy Selviany
Miftahul Munir/Warta Kota
Foto bersama BI DKI dengan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di acara talks Jakarta Investment Festival (JIF), Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (6/8/2924). 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Miftahul Munir

WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Jakarta Investment Centre (JIC).

Kerjasama ini untuk melakukan akselerasi Investasi Ekonomi dan Keuangan Digital di Jakarta.

Kerjasama ini digelar oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dengan menggelar acara talks Jakarta Investment Festival (JIF).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Arlyana Abubakar menjelaskan, pesatnya perkembangan teknologi digital saat ini telah mengubah lanskap ekonomi dan keuangan Jakarta secara signifikan.

Hal ini terbukti dari pola belanja masyarakat mulai beralih ke platform online seiring dengan munculnya berbagai macam startup, seperti e-commerce dan fintech.

"Berdasarkan data Google eConomy SEA 2023, Jakarta menjadi yang terdepan dalam ekonomi digital di Indonesia, baik dari sisi demand maupun supply," katanya, Selasa (6/8/2024).

Arlyana melanjutkan, pada sisi ritel, hal ini tercermin dari transaksi e-commerce di Jakarta yang mencapai Rp 3,33 Triliun.

Kemudian, masih kata Arlyana, tren penggunaan transportasi dan logistik online yang meningkat dengan pertumbuhan mencapai 17,41 persen.

"Hal ini juga didukung oleh masifnya penggunaan sistem pembayaran digital QRIS dan uang elektronik pada aktivitas perdagangan. Perkembangan ekonomi digital juga didukung oleh pencapaian Pemprov DKI Jakarta yang berhasil meraih status Pemda Digital dengan indeks ETPD sebesar 98,3 persen," ungkap Arlyana.

Baca juga: Tak Hanya Rusun, Bank DKI Sasar Pengembangan Program Kebun Hidroponik di RPTRA se-Jakarta

Arlyana melanjutkan, pencapaian itu juga didukung oleh besarnya porsi penggunaan kanal digital untuk pembayaran pajak dan retribusi yang mencapai 46,19 persen dengan tingkat kepuasan masyarakat mencapai skor 94,27 persen.

Lebih lanjut Arlyana, bahwa di tengah kemajuan tersebut, masih diperlukan berbagai upaya untuk lebih mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital.

Sehingga dapat mendorong investasi dan memberikan dampak bagi penguatan ekonomi Jakarta, utamanya melalui peningkatan IMD Smart City Index, peningkatan digitalisasi penerimaan dan pajak, dan akselerasi investasi ekonomi dan keuangan digital.

"Daya saing digital Indonesia terus membaik, tercermin dari nilai median East Ventures-Digital Competitiveness Index (EV-DCI) yang terus naik dari tahun 2020 hingga tahun 2024," ungkapnya.

Ia mengaku, Jakarta sangat konsisten menempati posisi pertama nasional selama 5 (lima) tahun berturut-turut dengan skor indeks EV-DCI yang naik setiap tahunnya.

Beberapa hal yang menjadi kekuatan Jakarta dalam indeks ini, di antaranya Future City Hub dan Program Satu Juta Warung Melek Digital, serta Super Apps JAKI yang telah mengintegrasikan lebih dari 60 layanan publik dari perangkat daerah (PD) dengan fitur dwibahasa.

"Ke depan, Jakarta masih memiliki tugas yang berat yaitu terus meningkatkan kualitas SDM, memperbesar pangsa pasar digital, dan meningkatkan daya beli masyarakat untuk dapat berkompetisi dengan mega city lainnya," imbuhnya. (m26)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved