Video

Gus Yahya Beberkan Dalang di Balik Pertemuan 5 Nahdliyin dan Presiden Israel

Terkait hal itu Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) meminta maaf.

Editor: Joanita Ary
KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya saat konferensi pers si kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (15/9/2023). 

"Saya kira ini karena masalah ketidaktahuan teman-teman ini tentang konstelasi peta. Karena ya mungkin belum cukup umur atau bagaimana ya jadi hasilnya beda seperti yang diharapkan," imbuhnya.

Dari pertemuan lima nahdliyin dan Isaac Herzog pun dinilai tak menghasilkan apapun.

Gus Yahya mengatakan dialog itu tidak substansial membahas bantuan untuk Palestina.

"Ya secara substansial tidak ada yang strategis, itu sebabnya saya bilang bahwa ini adalah inisiatif yang saya katakan gagal, karena nggak ada hasil apa-apa," ujarnya.

Pertemuan itu tidak ada membahas perjanjian apapun.

Gus Yahya menegaskan tidak ada pembahasan untuk membantu Palestina.

"Apalagi perjanjian ini itu, wong dialog yang dilakukan tidak ada yang substansial untuk membantu rakyat Palestina itu tidak ada," terangnya.

Bahkan, Gus Yahya menuturkan kelima orang itu tak memiliki pengetahuan yang mumpuni untuk membantu rakyat Palestina.

Karenanya tak ada hal substansial dalam pertemuan tersebut.

"Kalau kita punya pengetahuan yang cukup pertimbangan yang cukup, kita bisa melakukan engagement yang bisa sungguh-sungguh membuat kemajuan yang nyata," ujarnya.

"Misalnya kemarin waktu kita bikin forum R20 di Bali, bersamaan dengan G20, ini PBNU mengundang tokoh-tokoh Yahudi juga, ada tiga orang yang kita minta untuk menjadi pembicara," jelasnya.

Untuk itu menurut Gus Yahya kelima nahdliyin itu pun akan diberikan sanksi.

Namun ia menyerahkan proses sanksi tersebut ke lembaga masing-masing.

"Soal sanksi kita serahkan (ke lembaga masing-masing), nanti jelas dari PWNU DKI akan melakukan proses, termasuk dalam soal keterlibatan LPWNU DKI tadi akan diproses dan akan diberi sanksi," kata Gus Yahya.

Lebih lanjut, Gus Yahya mengatakan lima orang tersebut merupakan kader dari sejumlah sayap organisasi PBNU.

Mereka adalah Sukron Makmun (PWNU Banten), Zainul Maarif (Unusia), Munawir Aziz (Sekum PP Pagar Nusa), Nurul Bahrul Ulum (PP Fatayat NU), dan Izza Annafisah Dania (PP Fatayat NU).

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved