Pilkada
Ahmed Zaki Iskandar Ungkap Kang Emil Kemungkinan Bertarung di Pilkada Jabar, bukan Jakarta
Menurut Ahmed Zaki Iskandar, DPP Golkar masih mempertimbangkan bahwa Ridwan Kamil akan bertarung di Pilkada Jawa Barat.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Feryanto Hadi
"InsyaAllah nanti 2024, Gerindra dan partai lainnya mengusung Kang Emil dan wakilnya nanti siapapun, Insyaallah bisa menang,” katanya pada Senin (24/6/2024).
Sementara, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto menyampaikan, jika penugasan RK akan diputuskan berdasarkan scientific.
"Kita akan putuskan tapi survei arahnya, trennya scientific," ujar Airlangga usai hadiri acara HUT ke-75 sekaligus peluncuran buku Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Theo L Sambuaga di Hotel Mulia Senayan Jakarta Pusat, Sabtu (22/6/2024).
Selanjutnya kata dia, kalau saat ini partainya masih menunggu evaluasi.
Dengan demikian, Airlangga menyebut pertimbangan Partai Golkar lainnya juga berdasarkan oleh scientific.
"Kalau di Jabar, kan kita lagi menunggu evaluasi. Semua berbasis scientific dan evaluasi," tutur Airlangga.
Kemudian Ketua DPW PAN Jakarta Eko Patrio menyebut PAN akan memprioritaskan kerja sama dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) menghadapi Pilkada Jakarta.
Namun, ia tak menampik PAN bisa juga membangun koalisi dengan partai politik di luar KIM.
"Kita masih cair banget gitu ya, tetapi mungkin kita akan prioritaskan lebih ke KIM-nya, kira-kira mau diarahkan ke mana. Tapi itu pun tidak menjadi 100 persen mengarah ke sana gitu," katanya pada Selasa (25/6/202).
Adapun muncul baru-baru ini yakni dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan mengusung Sohibul Iman di Pilkada Jakarta.
Dengan demikian, masih dinamisnya soal pengusungan calon Pemilihan Gubernur di Jakarta mendatang.
Direktur Eksekutif Trias Politika Agung Baskoro menilai, jika permasalahan utama dari internal Koalisi Indonesia Maju (KIM) dalam menentukan sosok di Jakarta adalah soal elektoral yang mampu melawan Anies Baswedan.
"Problem utama soal daya dukung elektoral yang mumpuni untuk menjadi lawan Anies. Sehingga di internal KIM belum satu suara untuk mengusung RK. Menimbang peluang RK menang lebih jelas di Jabar ketimbang di Jakarta. Sehingga Golkar sementara belum rela mewakafkan kader terbaiknya untuk berlaga di Jakarta ketika di Jabar belum jelas menjagokan siapa,"kata Agung saat dihubungi, Selasa (25/6/2024).
"Karena bila tak siap menghadapi Anies yang sementara secara elektoral unggul, bukan tak mungkin Golkar "kehilangan" kursi Gubernur di Jakarta sekaligus Jabar," sambungnya.
Lalu kata Agung juga menilai, jika munculnya nama selain Ridwan Kamil untuk menyelamatkan Golkar itu sendiri.
"Sehingga, arahan untuk menggodok nama lain di luar RK mengemuka di KIM untuk Jakarta agar tak ada yang dirugikan dalam konteks ini Golkar," tutur Agung.
Kemudian Agung berpandangan, KIM di Jakarta kemungkinan akan menunggu Anies Baswedan mengumumkan Calon Wakilnya.
"Bisa jadi, Karena masih ada waktu 2 bulan untuk mencari figur-figur baru yang bisa menjadi lawan sepadan bagi Anies," jelasnya.
Namun soal muncul nama Kaesang berduet dengan Anies, menurut Agung itu bisa terjadi jika ada kesepakatan tertentu.
"Ketika deadlock siapa sosok yang diusung diluar RK tak ketemu, dan yang muncul tak sebanding untuk melawan Anies sehingga Opsinya nama Kaesang bisa menguat sebagai wakil Anies bila Jokowi dan Prabowo sepakat," imbuhnya.
PKS Beberkan Kondisi Hubungan dengan Anies Baswedan
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) secara resmi mengumumkan mengusung kadernya sendiri Mohamad Sohibul Iman sebagai Bacagub Jakarta 2024, dan bukan Anies Baswedan seperti sebelumnya.
Padahal Anies sudah menyatakan siap maju di Pilkada Jakarta dengan menerima pinangan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Kondisi ini memunculkan kabar adanya hubungan retak antara PKS dengan Anies Baswedan.
Baca juga: Sahroni Tegas Menolak Jadi Wakil Anies Baswedan dalam Pilkada Jakarta 2024
Terkait hal itu DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DKI Jakarta menepis adanya keretakan hubungan dengan Anies Baswedan.
Stigma ini muncul pasca DPP PKS mengusung kadernya sendiri, Mohamad Sohibul Iman sebagai Bacagub Jakarta 2024, bukan Anies Baswedan.
"Politik ini kan masih dinamis ya, kami masih punya waktu sampai akhir Agustus (pendaftaran calon), itu kan lumayan punya waktu beberapa bulan," ujar Sekretaris DPW PKS DKI Jakarta Abdul Aziz pada Selasa (25/6/2024).
Aziz mengatakan, saat ini pihaknya memang mengusung dan mendukung Sohibul Iman sebagai Bacagub Jakarta 2024 mendatang. Namun tidak menutup kemungkinan, peta politik itu berubah, tergantung lobi-lobi dengan partai politik lain yang berada di koalisi yang sama.
"Ini kan masih dinamis, sementara ini kami dukung Pak Sohibul Iman, tapi tidak menutup kemungkinan kalau menurut saya terjadi perubahan-perubahan, atau terjadi negosiasi-negoisasi politik gitu kan," ucap anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta ini.
Menurut dia, PKS tentu akan mengikuti penilaian warga Jakarta terhadap figur yang dicalonkan.
Baca juga: Jika Koalisi, Pengamat Prediksi PDIP dan PKS Bakal Berebut Kursi Bacawagub untuk Dampingi Anies
Apalagi keputusan ini dimunculkan tanpa adanya survei, sehingga setelah ini PKS secara internal akan melakukan survei di masyarakat terhadap figur Sohibul Iman.
"Pasti kan setelah ini kami akan adakan survei ke masyarakat, bagaimana Pak Anies, bagaimana Pak Sohibul Iman, gimana kalau dipasangkan dengan si A, si B. Nah nanti survei-survei itu akan menjadi masukan bagi DPP untuk memutuskan kembali apakah akan tetap Pak Sohibul Iman sampai kami mendaftarkan atau bisa berubah lagi," jelasnya.
Kata dia, hal ini sudah pernah diterapkan ketika Pilkada Jakarta 2017 lalu.
Saat itu, DPP sudah menetapkan Wakil Ketua DPP Mardani Ali Sera sebagai Bacawagub Jakarta, mendampingi Sandiaga Uno dari Partai Gerindra.
Namun nama dan komposisinya mendadak diganti di penghujung waktu pendaftaran. PKS dan Gerindra kemudian mengubah komposisi menjadi Anies Baswedan-Sandiaga Uno, sehingga paslon ini bisa menang melawan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Sylviana Murni.
"Ketika pilkada 2017, DPP sudah tetapkan Pak Mardani Ali Sera sebagai Bacagub kami tapi setelah di ujung waktu, ternyata dari sisi survei, masukan-masukan tokoh-tokoh politik, di detik-detik terakhir bisa saja berubah," imbuhnya.
"Politik ini kan nggak bisa saklek ya, kami harus bisa lihat konstituen, aspirasi masyarakat, kami harus hitung peluang menangnya berapa besar. Itu semua menjadi masukan-masukan sebelum difinalisasi dalam pendaftaran tanggal 27 Agustus," lanjutnya.
Aziz menilai, langkah seperti ini menjadi sesuatu yang lumrah dalam dunia politik, dan dia juga membantah bahwa PKS tengah mengecek ombak dengan pencalonan Sohibul Iman.
Baca juga: Jika Koalisi, Pengamat Prediksi PDIP dan PKS Bakal Berebut Kursi Bacawagub untuk Dampingi Anies
Aziz menyebut, PKS tak ingin mengeluarkan keputusan yang bertentangan dangan aspirasi masyarakat, terutama warga Jakarta karena mereka yang akan memilih saat Pilkada nanti.
"Jadi kalau kemungkinan menangnya kecil akan tinjau lagi, saya yakin DPP akan meninjau lagi ya. Tapi sebagai keputusan ini harus dihargai karena ini sesuai dengan usulan DPW PKS DKI. Kami siap (melawan Anies jika survei Sohibul tinggi), apapun keputusan DPP selama masih sesuai dengan usulan DPW yang empat orang itu, ya kami akan fight habis-habisan untuk bisa memenangkan siapapun yang diputuskan oleh DPP," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahmad Mabruri mengatakan DPP PKS mengajukan nama Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Mohamad Sohibul Iman sebagai Bacagub Jakarta.
Sebagai Partai pemenang di Jakarta, PKS memutuskan akan memperjuangkan kader terbaiknya sebagai Bacagub Jakarta.
"Kandidat yang kami usung adalah Mohamad Sohibul Iman, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Syuro PKS," ujar Mabruri dalam keterangannya, pada Minggu (23/6/2024).
Mabruri menambahkan bahwa Sohibul Iman merupakan figur yang memiliki integritas dan kapasitas yang mumpuni.
Sohibul Iman pernah memimpin PKS pada periode 2015-2020.
Dibawah kepemimpinannya, PKS mengalami peningkatan suara dan kursi secara signifikan dari 8,46 juta suara (6,77 persen) di 2014 menjadi 11,49 juta suara (8,21 persen) di 2019, atau meningkat dari 40 kursi di 2014 menjadi 50 kursi di 2019.
"Artinya beliau memiliki kepemimpinan yang teruji dalam membawa PKS naik kelas. Beliau juga memiliki jejak yang panjang di dunia politik. Terpilih tiga kali menjadi Anggota DPR pada periode 2009-2014, periode 2014-2019, dan periode 2024-2029 dan sempat memimpin DPR RI sebagai Wakil Ketua DPR," terang dia.
Baca juga: Jika Koalisi, Pengamat Prediksi PDIP dan PKS Bakal Berebut Kursi Bacawagub untuk Dampingi Anies
Sebelum terjun di dunia politik, Sohibul Iman juga dikenal sebagai seorang teknokrat dan cendekiawan Muslim.
Ia lama berkecimpung dalam bidang teknologi di BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) KEMENRISTEK RI. pernah memimpin Universitas Paramadina sebagai Rektor, dan memimpin berbagai lembaga nirlaba yang fokus pada pengembangan inovasi, teknologi, dan sumber daya manusia strategis.
“Pak Sohibul Iman ini figur yang tepat untuk memimpin Jakarta. beliau adalah perpaduan antara seorang birokrat yang handal, politisi yang mumpuni, dan intelektual yang disegani di dunia pendidikan,” tutup Mabruri.
PSU Pilkada Papua Sengit, Dua Paslon Klaim Menang, Ini Perolehan Suara Versi QC |
![]() |
---|
Gubernur Kalsel Muhidin Tanggapi Denny Indrayana Soal Hasil PSU Banjarbaru |
![]() |
---|
Delapan Daerah Gelar Pemungutan Suara Ulang, Mulai dari Kota Banjarbaru Sampai Bengkulu Selatan |
![]() |
---|
Senin Majelis Hakim MK Putus Sengketa Pilkada Bungo, Ini Bukti Kecurangan yang Terungkap |
![]() |
---|
Jelang Dilantik Prabowo Subianto, Sejumlah Pejabat Sudah Tiba di Istana Kepresidenan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.