Pilkada

Jika Koalisi, Pengamat Prediksi PDIP dan PKS Bakal Berebut Kursi Bacawagub untuk Dampingi Anies

Pengamat politik Adi Prayitno memprediksi tak mudah PDIP dan PKS berkoalisi usung Anies di Pilkada Jakarta.

Warta Kota/Yolanda Putri Dewanti
Anies Baswedan diprediksi sulit untuk menentukan siapa pendampingnya di Pilkada Jakarta, jika benar PDIP dan PKS berkoalisi. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, Anies Baswedan diprediksi akan kembali bertarung Pilkada Jakarta pada November 2024 mendatang.

Sedikitnya sudah ada dua partai yang sudah mengeluarkan pernyataan terbuka mendukung Anies, yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Baca juga: Ada Anies dan Ahok, Elektabilitas Ridwan Kamil di Pilkada Anjlok, Ahmad Doli: Tunggu Survei Terakhir

Pengamat politik Adi Prayitno menilai, bakal terjadi aksi tarik-menarik tawaran, jika PKS serius mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.

Tentu, kata dia, garansi yang ditawarkan PKS adalah kader mereka harus jadi pendamping Anies Baswedan, dan itu tidak bisa dibantah.

“Kerumitannya adalah soal kemungkinan PDIP juga akan menyodorkan kadernya untuk bisa menjadi pendamping Anies, andai PDIP tertarik dengan Anies untuk berkoalisi,” kata Adi kepada wartawan pada Jumat (21/6/2024).

“Jadi dalam kontes itulah posisi soal siapa yang menjadi pendamping Anies akan menjadi tarik menarik dan rebutan ya antara PKS mungkin dan PDIP,” imbuhnya.

Baca juga: Anies Kecam Kucing-Kucing Dimasukkan ke Plastik di GBK: Jauh dari Nilai Beradab dan Kemanusiaan

Menurut dia, jika koalisi itu terjadi maka parpol yang mengusung Anies akan menentukan figur pendamping yang bisa menutupi kekurangan, sekaligus menambah elektabilitasnya.

Dalam kontes itu maka PDIP relatif lebih diunggulkan, karena Anies ini dianggap memiliki irisan pemilihan yang sama dengan PKS, sehingga ada asumsi sosok dari PDIP yang dipilih adalah kelompok-kelompok nasionalis.

“Kelompok-kelompok minoritas tentu sangat mungkin akan solid ya dan menjadi bagian dari pemilih Anies dan calon dari PDIP itu nanti, itu kan asumsi awalnya, atau jangan-jangan ketika calon dari PDIP yang dipilih oleh Anies justru pemilih PDIP,” jelasnya.

“Pemilih Anies ini saling mengeras dan saling tidak cocok satu sama yang lainnya kan di situ ujian yang utama," imbuhnya.

Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Ciputat, Kota Tangsel, Adi Prayitno.
Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Ciputat, Kota Tangsel, Adi Prayitno. (tribunnews.com)

"Karena memadukan dua kutub PDIP dan Anies itu bukan perkara gampang,” lanjutnya.

Adi memandang, hal tulah yang menjadi tantangan Anies maupun PKS jika berkoalisi dengan PDIP.

Meski demikian, di atas kertas gabungan Islam dan nasionalis Anies dengan PDIP jauh lebih diunggulkan dibandingkan dengan yang lain.

“Ukuran yang kedua tentu adalah soal logistik karena apapun Pilkada ini butuh logistik. Kira-kira calon pendamping Anies ini punya logistik yang relatif bisa memadai ataupun tidak,” tuturnya.

Dia menambahkan, variabel logistik seringkali menjadi kalkulasi siapa yang akan diputuskan untuk menjadi pendampingnya Anies Baswedan.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved