Pelecehan Seksual

Siswa SLB Hamil 7 Bulan, Paman Korban Datangi Polres Jakbar Kesal Tidak Ada Kejelasan

Hingga kini kasus siswi SLB yang dilecehkan hingga hamil di Kalideres belum ada kejelasan siapa pelakunya

|
Tribun Medan
Ilustrasi - Siswi SLB dilecehkan hingga hamil di Kalideres, Jakarta Barat belum ada kejelasan siapa pelakunya 

Sebelumnya diberitakan, siswi Sekolah Luar Biasa (SLB) berinisial AS (15) yang diduga mengalami pelecehan seksual hingga hamil, kerap menagis kala diminta mengingat peristiwa memilukan yang menimpanya itu.

Meski ia tak dapat berbicara atau menyuarakan soal kejadian sebenarnya, namun reaksi ketakutan korban AS mengindikasikan bahwa terdapat peristiwa tak mengenakkan yang membuat dia akhirnya hamil. 

Hal itu diungkap oleh paman korban, Suwondo saat dihubungi, Kamis (6/6/2024).

Menurutnya, ketakutan korban AS itulah yang membuat sejumlah pihak kesulitan menarik kesimpulan akan peristiwa yang menimpanya.

"Selama ini saya dampingi adik ke Polres, kantor PPPA, melibatkan penerjemah bahasa, karena mereka sendiri kan merasa kesulitan," kata Suwondo.

"Pada saat hal-hal prinsip ditanyakan ke korban, si korban pasti nangis karena mungkin ada kesan tidak enak atau perasaan menakutkan atau menyakitkan. Sehingga saat ditanyakan 'Kamu sama siapa hamil?', dia nangis," lanjutnya.

Oleh karena itu, kata Suwondo, pertanyaan itu belum terjawab hingga hari ini, meskipun sejumlah pihak sudah mencoba mengulik informasi darinya.

"Mungkin dia masih sakit hati," kata Suwondo.

Lebih lanjut, Suwondo menyampaikan bahwa saat ini pihak psikiater maupun penerjemah bahasa, tengah berupaya keras membentuk tim yang dapat berdialog dengan korban.

"Yang bisa mengerti bahasa si anak dan bisa mencerna apa yang disampaikan si anak, jadi Kemen PPPA ini berupaya keras" jelasnya.

"Karena si anak tunawicara dan tunarungu, harus dengan bahasa yang pas. Di situ kan juga bahasa yang bisa ditranskrip dan dengan metode apa yang bisa dialog dengan si anak," imbuh dia.

Sementara itu, Suwondo menyebut jika pihak SLB tempat korban mengenyam pendidikan masih membantah dugaan pelaku pelecehan seksual itu ada di sekolahnya.

Bantahan itu, bahkan disampaikan pihak sekolah kepada polisi yang mendatanginya 1 Juni 2024 lalu.

"Kemarin polisi ke sekolah, ya tetap pihak skolah bilang kalau kejadian itu enggak di sekolah," pungkasnya. (m40)

Baca Wartakotalive.com berita lainnya di Google News

Dapatkan informasi lain dari WartaKotaLive.Com lewat WhatsApp : di sini

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved