Traveling
46 Tahun Jadi Kusir Andong di Malioboro, Suhono Sebut Kini Tak Ada Lagi Turis yang Pakai Jasanya
Meski usianya tak lagi muda, namun Suhono (78) nampak bersemangat kala menyapa setiap wisatawan lokal maupun asing yang melintas di sepanjang trotoar
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Junianto Hamonangan
WARTAKOTALIVE.COM, YOGYAKARTA — Meski usianya tak lagi muda, namun Suhono (78) nampak bersemangat kala menyapa setiap wisatawan lokal maupun asing yang melintas di sepanjang trotoar Jalan Malioboro, Suratmajan, Yogyakarta.
Dia menawari jasa berkeliling seputaran Malioboro dan menikmati suasana Yogya menggunakan andongnya.
Namun, hingga empat jam dirinya menunggu, belum ada satupun penumpang yang mampir untuk menawar jasanya.
Ya, Suhono sendiri tidak mematok tarif pasti bagi wisatawan yang hendak menggunakan andong.
Hanya saja, uang yang ditawar oleh wisatawan kepadanya, akan sepadan dengan jarak tempuh perjalanan mereka berwisata menggunakan andong.
Kepada Warta Kota, Suhono bercerita bahwa dirinya sudah 46 tahun bekerja sebagai kusir andong sejak 1978.
Selama puluhan tahun tersebut, total sudah tiga tempat yang ia jajaki, sebelum akhirnya diizinkan pemerintah untuk mengais rezeki di seputaran Malioboro.
"Dulu di pasar di belokan dekat Stasiun Yogyakarta, itu tahun 1978. Tahun 1990 baru boleh ke Malioboro, dulu enggak boleh di sini," kata Suhono saat ditemui Warta Kota di lokasi, Sabtu (1/6/2024).
Baca juga: Puluhan Simpul Relawan Deklarasi Dukung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024
Menurut Suhono, disertakannya ia dan kawan-kawan sesama kusir andong adalah untuk mendongkrak wisata Yogyagarta.
Terlebih, setelah sejumlah mal dan toko oleh-oleh mulai ramai dibangun di seputaran Malioboro.
Kendati begitu, Suhono menyebut jika sudah lima tahun ke belakang ini andongnya sepi dinaiki oleh turis-turis asing.
Mereka kebanyakan hanya lewat dan berswafoto bersama andongnya, tanpa tertarik untuk naik.
"Sebenarnya saya enggak (matok harga). Tawar menawar aja kalau ngandong. Ada yang nawar Rp 50.000, Rp 100.000, Rp 150.000, Rp 200.000," kata dia.
"Cuma itu dulu ramainya, sekarang turis-turis enggak pernah ada yang naik, soalnya udah banyak (ojek online), jadi kurang minatnya, mau yang lebih murah," imbuh dia.
Padahal, kata Suhono, andongnya itu bisa menampung 5-6 orang dalam sekali perjalanan wisata.
Cerita Gotong Royong Digital, Kisah Hey Bali Kembalikan Barang Turis Tertinggal Tanpa Pungutan Biaya |
![]() |
---|
Intip Ruang Tahanan Bawah Tanah Kota Tua Jakarta, 2 Pahlawan Ini Merasakan Kedapnya Penjara Belanda |
![]() |
---|
Gandeng UMKM dan Kesenian Lokal, Suadesa Festival 2025 Digelar PGN untuk Mendorong Kemandirian Desa |
![]() |
---|
Cheria Holiday Kenalkan Mosafa, Ajak Wisata Ramah Muslim ke Australia |
![]() |
---|
Penuhi Target, Taman Mini Indonesia Indah Didatangi 120 Ribu Pengunjung Selama Libur Lebaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.