Pilkada 2024

Muzani Ungkap Partai Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Hadapi Pilgub Jawa Barat

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menyatakan kesiapan partainya yang rencananya akan mengusung Dedi Mulyadi dalam menghadapi Pilgub Jawa Barat 2024.

Warta Kota/Alfian Firmansyah
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani usai hadiri acara kontes Sapi APPSI yang memperebutkan piala MPR RI di Lapangan Benyamin Sueb, Pademangan Jakarta Utara, Sabtu (4/5/2024) 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal atau Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menyatakan, jika kesiapan partainya dalam menghadapi Pilkada serentak di 2024 ini satunya untuk Pemilihan Gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar).

Hal itu disampaikan Muzani usai membuka Kontes Sapi APPSI yang memperebutkan piala MPR RI di Lapangan Benyamin Sueb, Pademangan Jakarta Utara, Sabtu (4/5/2024).

“Orang yang di samping saya (Dedi Mulyadi) yang dilirik untuk Pilgub Jabar,” ucap Muzan

Diketahui, Menteri Dalam Negeri atau Mendagri Tito Karnavian menyerahkan data penduduk potensial pemilih pemilu (DP4) ke Komisi Pemilihan Umum alias KPU untuk Pilkada 2024 di kantor KPU RI, Menteng Jakarta Pusat, Kamis (2/5/2024).

Tito mengatakan, jika data itu diambil dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri.

Baca juga: Gerindra Minta Semua Pihak Hormati Putusan MK, Muzani: Mohon untuk Dihormati dan Dijunjung Tinggi

Baca juga: Bantah Beredarnya Nama Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Sekjen Gerindra Sebut Baru Mulai Disusun

"Kita menyerahkan DP4 untuk Pilkada tanggal 27 November 2024. Data ini diambil dari data Dukcapil Kemendagri. Sehingga salah satu tugas, tanggung jawab daripada pemerintah untuk menyiapkan data potensial pemilih ini," ujar Tito. 

Selanjutnya Tito menjelaskan, jika total data penduduk potensial pemilih sebanyak 207.110.768 jiwa. 

Dengan rincian kata dia,  laki-laki sebanyak 103.228.748 jiwa dan wanita sejumlah 103.882.020 jiwa. 

"Pertama tentunya yang punya hak pilih berdasarkan usia, 17 tahun pada tanggal 27 November nanti. Kedua, bukan anggota TNI/Polri, karena anggota TNI/Polri kan tidak memiliki hak pilih," kata Tito. 

Kemudian Tito menyebut data itu bersifat dinamis, dan bisa saja berubah karena beberapa faktor.

"Artinya dipengaruhi oleh data pindah alamat, data kematian, yang masuk menjadi anggota TNI Polri otomatis tidak punya hak pilih," tutur Tito. 

Lebih lanjut, Tito pun meminta KPU agar melakukan validasi hingga sinkronisasi daftar pemilih terakhir (DPT). 

Hal itu katanya, agar hak pilih setiap masyarakat dapat terdata dengan baik.

"KPU melakukan validasi, sinkronisasi berdasarkan basis data yang lain, DPT dan kami akan terus jalan juga bila ada perubahan. Sehingga pada waktu hari H kita harapkan semua yang memiliki hak pilih itu betul-betul mereka terdata," imbuhnya. (m32)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved