Seragam Sekolah

Polemik Baju Adat Jadi Seragam Sekolah, Pengamat Pendidikan: Perbaiki Sistem Pendidikan aja

Pengamat pendidikan Agung Nugroho tak setuju Kemendikbud Ristek mengubah seragam sekolah, apa pun tujuannya. Karena itu tak terlalu penting.

Editor: Valentino Verry
freepik.com
Ilustrasi - Baru-baru ini orangtua murid resah atas isu pemakaian baju adat menjadi seragam sekolah. Akhirnya isu tersebut diluruskan Kemendikbud Ristek. Pengamat pendidikan Agung Nugroho tak setuju atas perombakan seragam sekolah itu. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Jelang masuk sekolah setelah libur lebaran, orangtua murid sempat dibuat panik oleh aturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek).

Sebab aturan tersebut dianggap memberatkan dan nyeleneh oleh mayoritas orangtua muirid, yakni pemakaian baju adat menjadi seragam sekolah.

Baca juga: Orangtua Murid Kritik Nadiem Soal Seragam Sekolah Pakai Baju Adat, Mariah: Keluar Uang Lagi!

Karena bikin resah, Kemendikbud Ristek akhirnya meluruskan berita yang beredar, bahwa aturan seragam sekolah tetap seperti dulu, artinya tak ada perubahan.

Menyikapi berita yang sempat heboh itu, Direktur Program dan Litbang Institut Jakarta, Agung Nugroho, turut berkomentar.

Agung pun mempertanyakan alasan Mendikbud Ristek Nadiem Makarim yang mau merombak seragam sekolah, dengan tujuan menanamkan nasionalisme hingga kedisiplinan siswa.

Menurut Agung, kedisiplinan dan nasionalisme datang dari nilai ketauladanan yang diberikan kepada siswa sebagai contoh, bukan dari bentuk dan model seragam sekolah.

Baca juga: Reaksi Orangtua Siswa Terkait Aturan Seragam Sekolah Baru, Setuju Tapi dengan Syarat

"Padahal menanamkan nasionalisme dan kedisiplinan tidak terkait dengan bentuk dan model seragam sekolah," ujarnya dikutip dari Tribunnews.com.

"Tapi lebih pada nilai-nilai ketauladanan yang diberikan untuk dapat dijadikan contoh oleh anak-anak kita," imbuh Agung.

Menurut Agung, pendidikan yang berkualitas diharapkan demi kemajuan suatu bangsa, bukan sekadar sebagai sarana ‘agent of change’ bagi generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa, tapi juga sebagai ‘agent of producer’ agar dapat menciptakan transformasi nyata.

Nadiem dipandang tak menaruh fokus pada perbaikan sistem pendidikan, tapi hanya sibuk dengan urusan perombakan seragam sekolah.

Mariah, orangtua murid, resah atas wacana pemakaian baju adat sebagai seragam sekolah. Yang dia pikir, ini menjadi beban baru buat orangtua murid, karena harus membeli.
Mariah, orangtua murid, resah atas wacana pemakaian baju adat sebagai seragam sekolah. Yang dia pikir, ini menjadi beban baru buat orangtua murid, karena harus membeli. (warta kota/nuril yatul)

Padahal lanjutnya, banyak masalah pendidikan yang belum terselesaikan.

Misalnya akses terbatas ke pendidikan, ketimpangan pendidikan, kualitas guru dan tenaga pendidik, kurikulum yang tidak relevan, kualitas fasilitas dan infrastruktur tidak memadai, kesenjangan digital dan kualitas ujian dan evaluasi.

"Sangat disayangkan seorang Mendikbud bukan fokus pada perbaikan sistem pendidikan," ucap Agung.

Lebih lanjut, ia menjelaskan dalam pandangan Presiden pertama RI Soekarno, nasionalisme harus dapat membentuk karakter percaya pada kemampuan diri sendiri serta menumbuhkan ikatan solidaritas.

Sehingga Nadiem dinilai perlu belajar makna dari nasionalisme tersebut.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved