Pemilu 2024

Tito Karnavian Sebut Pemilu 2024 Lebih Teduh Dibanding 2019, Jika Tidak Puas Bisa Laporkan ke MK

Mendagri RI Tito Karnavian menilai Pemilu 2024 jauh lebih teduh dan sejuk dibandingkan Pemilu tahun 2019.

Penulis: RafzanjaniSimanjorang | Editor: Sigit Nugroho
WartaKota/Rafsanzani Simanjorang
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Tito Karnavian, menilai Pemilu 2024 jauh lebih teduh dan sejuk dibandingkan tahun 2019.     

Sikap Surya Paloh tersebut seakan menunjukkan ketidakkompakkan partai koalisi dengan paslon yang diusungnya.

Terkait stigma masyarakat itu, Anies Baswedan menyebut setiap partai politik memiliki haknya sendiri dalam menentukan sikap.

Baca juga: Anies Baswedan akan Respons Rencana Gugat Hasil Pilpres 2024 ke MK Setelah Ada Pengumuman dari KPU

Baca juga: Ibu Anies Baswedan Ulang Tahun Tepat di Hari Rekapitulasi Suara KPU RI

Baca juga: Genap Berusia 84 Tahun, Prof Aliyah Ibunda Anies Baswedan Tetap Aktif Mengajar

"Terkait dengan sikap, kami semua memahami bahwa sedang menjalani proses konstitusional. Partai politik (parpol) memiliki hak konstitusional. Dan parpol juga memiliki sikap yang harus dihormati," kata Anies dalam konferensi pers di markas pemenangan AMIN, Jalan Diponegoro 10, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (21/3/2024).

Oleh karenanya, Anies menyebut jika pihaknya harus menghormati sikap Nasdem tersebut.

Anies menegaskan, akan terus melanjutkan visi serta gagasan soal perubahan demi demokrasi Indonesia yang lebih baik.

"Jadi di aspek itu kita bersama-sama dan kita saling menghormati. Kami juga menghormati langkah yang diambil oleh semua partai-partai lain dan harapannya nanti kita akan melihat demokrasi kita lebih baik," pungkas Anies.

Diberitakan sebelumnya, pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, Anies-Muhaimin Iskandar, sampaikan pernyataan sikap, atas hasil rekapitulasi Pilpres 2024 yang diumumkan KPU, pada Rabu (20/3/2024) malam.

BERITA VIDEO: Yusril Tersenyum Dengar Timnas Amin Siapkan 1.000 Pengacara Gugat Sengketa Pilpres 2024

Anies Baswedan mengatakan bahwa legitimasi calon yang terpilih bisa menyebabkan keraguan, jika tanpa melalui proses yang kredibel.

Jika proses dalam pemilihan pemimpin ternodai dengan kecurangan lanjut Anies, maka akan menghasilkan rezim yang penuh ketidakadilan.

"Saudara-saudara sekalian, pemimpin yang lahir dari proses yang ternodai dengan kecurangan dan penyimpangan akan menghasilkan rezim yang melahirkan kebijakan yang penuh ketidakadilan dan kita tak ingin ini terjadi,” kata Anies kepada wartawan.

Atas hal itu, Anies mengatakan bukan langkah agitasi dan marah-marah kepada publik yang akan dilakukan.

Melainkan, akan mengumpulkan semua bukti, untuk disampaikan ke hadapan hakim.

“langkah yang kami lakukan bukanlah marah-marah dan melakukan agitasi kepada publik, namun mengumpulkan semua bukti-bukti untuk dibawa ke depan hakim. Kami ingin negara ini terus membangun kematangan politik, bukan malah mundur mendekati masa pra reformasi,” ujar Anies.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun mengajak seluruh masyarakat untuk melanjutkan perjuangan dan mendukung langkah tim hukum, agar bukti yang ditemukan dapat menjadi fakta sejarah bangsa.

“Mari kita terus jalankan perjuangan ini dengan menjunjung tinggi etika, menjaga kedamaian dan persatuan. Kita dukung langkah tim hukum, dan biarlah segala temuan yang disampaikan nanti menjadi rekam sejarah yang tercatat secara resmi dalam lembaran risalah-risalah Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia,“ tutur Anies. (m40)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved