Pemilu 2024
Trubus Rahardiansyah Berani Beda, Sebut Petisi Kampus Soal Pemilu Jurdil Bukan Aspirasi
Pengamat kebijakan publik Trubus Rahardiansyah tak mau ikut-ikutan soal tuntutan kampus Pemilu jurdil, yang kini marak.
Penulis: Miftahul Munir | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti, Trubus Rahardiansyah mengomentari soal civitas akademik perguruan tinggi atau kampus yang mengeluarkan petisi.
Trubus mengaku, seharusnya perguruan tinggi tidak mengeluarkan pernyataan tersebut karena kondisi Pemilu 2024 tidak ada yang darurat.
"Jadi kita semua ini juga tidak perlu melihat apa yang dilakukan sebagai fenomena yang bahaya, ngeri-ngeri sedap juga enggak," kata Trubus dalam acara diskusi Komando Masyarakat Arus Depan (Komrad) Pancasila di Jakarta Pusat, Kamis (8/2/2024).
Baca juga: Hargai Gerakan Civitas Akademika, Bahlil: Kami Yakin Guru Besar dan Dosen Punya Integritas
Menurutnya, apa yang terjadi merupakan adalah hal biasa dan protes seperti ini pernah terjadi di tahun 2019 silam.
"Saya dulu juga gabung di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), mahasiswa dianggap posisinya tidak punya power, tiba-tiba guru besar pada muncul," terangnya.
Trubus menegaskan, guru besar seharusnya punya komunikasi yang baik untuk menyampaikan pendapatnya ke Presiden.
Baca juga: Civitas Akademika Diminta Hindari Pernyataan yang Menggiring Opini Politik Elektoral
Misalnya, lanjut Trubus meminta waktu bertemu dengan Presiden untuk membicarakan apa yang menjadi keresahannya.
Pria yang memiliki gelar Doktor ini mengaku, guru besar dan dosen memiliki asosiasi, sehingga sangat mudah untuk komunikasi dengan pemerintah.
"Pertanyaannya adalah apakah pak Jokowi melakukan apa yang disebut pelanggaran konstitusi?, saya rasa belum. Inikan menjadi pertanyaan lagi apakah gerakan ini benar aspirasi atau orkestra saja?," tuturnya.
"Publik menyampaikan apa, mereka menyebut ini bukan aspirasi (gerakan Sivitas Akademik Perguruan Tinggi). Kenapa menyampaikan momen ini sekarang, kenapa enggak dari jauh-jauh hari, ini sudah H-6 pemungutan suara," tambahnya.
Sebelumnya, alumni Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Presiden Mahasiswa dan Senat Kampus mempertanyakan, sekelompok akademis yang mengatasnamakan civitas akademika dari berbagai perguruan tinggi negeri, yang seolah bersuara menuntut Pemilu adil dan bebas kecurangan.
Bahkan Rektor Unhas dan UGM, mengatakan pernyataan civitas akademika bukan pernyataan yang mewakili institusi.
“Lalu atas dasar apa mereka bergerak? Bagi sekelompok partisan memang mengatakan bahwa Pemilu curang dengan alasan yang juga politis tetapi masyarakat mayoritas menyambut baik jalannya pemilu. Lalu orang-orang tersebut bersuara atas aspirasi siapa?,” Ketua BEM KM Institut Pertanian Bogor 2019-2020, Bhirawa Ananditya Wicaksana pada Senin (5/2/2024).
Karena itu, Bhirawa menyoroti beberapa poin yang menurutnya relevan dan seharusnya disuarakan oleh kelompok akademisi.
Pertama, pemilu 2024 harus berjalan secara jujur dan adil serta bebas dan rahasia, dan semua pihak agar menjaga kondusifitas dan mengutamakan perdamaian.
Sekretaris KPU Jakarta Dirja Abdul Kadir Ungkap Pekerjaan KPUD Jakarta Belum Selesai |
![]() |
---|
Sempat Khawatir pada Kerawanan, KPU Jakarta Apresiasi Kinerja Polri Amankan Pelaksanaan Pilkada 2024 |
![]() |
---|
DKPP Prihatin Masih Banyak Penyelenggara Pemilu Tidak Netral di Pemilu 2024 |
![]() |
---|
Bawaslu Kabupaten Bekasi Rilis Laporan Akhir Pengawasan Pemilu 2024, Ini Hasilnya |
![]() |
---|
Gugatan Kader PKB Calon Anggota DPR Terpilih yang Dipecat Cak Imin Dikabulkan Bawaslu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.