Pemilu 2024
Relawan Kesehatan Kritik Prabowo yang Tak Paham Dasar Pembangunan Puskesmas
Rekan Indonesia menganggap, program kesehatan paslon 02 tersebut masih bertumpu pada pengobatan (kuratif) dan penyembuhan (rehabilitatif).
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Dian Anditya Mutiara
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia mengkritik pernyataan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto yang ingin membangun Puskesmas canggih dalam debat Capres-Cawapres 2024 kelima di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (4/2/2024) malam.
Rekan Indonesia menganggap, program kesehatan paslon 02 tersebut masih bertumpu pada pengobatan (kuratif) dan penyembuhan (rehabilitatif).
Ketua Umum Rekan Indonesia Agung Nugroho mengatakan, rencana itu tentu diwujudkan lewat proyek pembangunan dan pengadaan alat kesehatan (alkes).
Agung berujar, yang dicetuskan Prabowo itu hanya akan membuat Indonesia terus berkutat pada program kuratif dan rehabilitatif.
“Kalau fokusnya hanya pada kuratif dan rehabilitatif, seberapa pun anggaran yang dianggaran maka tidak akan pernah mencukupi,” ujar Agung berdasarkan keterangannya yang diterima pada Senin (5/2/2024) pagi.
Baca juga: Anies Bakal Menyediakan Layanan Kesehatan Mental di Puskesmas Seluruh Indonesia
Menurutnya, tidak ada hal penting membuat Puskesmas canggih, karena tujuan dibentuknya Puskesmas memang bukan pada kuratif tingkat lanjut yang membutuhkan alkes berteknologi tinggi.
“Puskesmas itu tujuan dan fungsinya lebih mengutamakan pencegahan (preventif) dan penyadaraan (promotif) upaya kesehatan, kuratif bukan fungsi utama Puskesmas,” ungkap Agung.
Hal ini sebagaimana diatur Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 bahwa Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perseorangan (UKP) tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.
“Prabowo tidak memahami perbedaan fungsi Puskesmas dan RS, sehingga berhalusinasi mau membuat puskesmas yang canggih,” tegas Agung.
Sementara di Indonesia itu menurut Agung, yang tertinggal adalah program pembangunan preventif dan promotif kesehatan.
Baca juga: Puskesmas Gratis Bagi Warga Ber-KTP Depok Hanya Janji Manis, Tetap Bayar atau Ajukan ke Kelurahan
Soalnya selama ini fokus pembangunan kesehatan Indonesia masih bertumpu pada kuratif dan rehabilitatif karena seksi secara politik untuk membangun citra.
“Pembangunan Preventif dan Promotif itu jangka panjang yang tidak bisa dipetik secara politik dalam jangka waktu 3-5 tahun, sehingga tidak dijalankan secara maksimal,” kritik Agung.
Sementara itu paslon nomor urut 01, Anies Baswedan dalam paparannya Anies menyebutkan bahwa selama ini Puskesmas hanya diarahkan untuk fokus pada hal-hal yang bersifat kuratif.
Sementara urusan kesehatan semata-mata hanya urusan Kementerian dan Dinas Kesehatan saja.
Anies menyebutkan bahwa upaya preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif harus dijalankan seimbang.
Sekretaris KPU Jakarta Dirja Abdul Kadir Ungkap Pekerjaan KPUD Jakarta Belum Selesai |
![]() |
---|
Sempat Khawatir pada Kerawanan, KPU Jakarta Apresiasi Kinerja Polri Amankan Pelaksanaan Pilkada 2024 |
![]() |
---|
DKPP Prihatin Masih Banyak Penyelenggara Pemilu Tidak Netral di Pemilu 2024 |
![]() |
---|
Bawaslu Kabupaten Bekasi Rilis Laporan Akhir Pengawasan Pemilu 2024, Ini Hasilnya |
![]() |
---|
Gugatan Kader PKB Calon Anggota DPR Terpilih yang Dipecat Cak Imin Dikabulkan Bawaslu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.