Pilpres 2024

Jelang Debat Capres ke-5, Pengamat Harap Para Kandidat Tampil Elegan dan Makin Agresif

Debat capres kelima diharapkan Capres tampil elegan, kandidat mesti terlihat menguasai masalah sekaligus menjatuhkan lawan dengan data akurat.

Wartakotalive/Yulianto
Debat capres kelima diharapkan Capres tampil elegan Debat Capres ketiga di Istora Senayan, Minggu (7/1/2024) diwarnai ketegangan antara Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan 

Suko melihat capres nomor urut 1Anies Baswedan tampak lebih tertata saat menjawab pertanyaan dalam debat tersebut.

"Saya kira Anies memang lebih tertata mengatur waktunya, gayanya konsep solutif ada konsepnya ada solusinya," kata Suko.

Kemudian, capres nomor urut 2, Prabowo Subianto seperti mengambil peran petahana, dalam debat itu. Politisi Gerindra itu menjawab pertanyaan panelis dengan kebijakan yang sudah dilakukan.

"Prabowo lebih banyak berpihak seperti mewakili incumbent (petahana). Maka dia mainnya klaim terus statment atau pernyataan, jadi solutif statment," jelasnya.

Baca juga: Debat Capres Edisi Perdana, Penculikan Aktivis Masih Jadi Mimpi Buruk Prabowo

Capres nomor urut 3 atau Ganjar Pranowo, menjawab dengan berdasarkan pengalamannya sebagai Gubernur Jawa Tengah (Jateng).

"Ganjar itu empiris solutif, jadi berdasarkan pengalaman dia keliling ke mana-mana. Ganjar itu autokritik, jadi Mahfud di dalam (menteri), Ganjar di luar," ucapnya.

Lebih lanjut, Suko melihat dalam debat tersebut, Prabowo terkesan mendapatkan serangan dari dua capres lainnya. Akan tetapi, dia kurang memanfaatkan hal tersebut dengan baik.

"Prabowo kesannya seperti dikeroyok dalam debat. Saya sebenarnya berharap Prabowo menjelaskan dengan tenang, detail," ujar dia.

Suko pun menilai ada beberapa respons dari Prabowo yang seharusnya menjadi catatan dalam debat berikutnya, seperti menjawab terlalu ringan saat mendapat pertanyaan dari capres lain.

Pertanyaan yang dimaksud antara lain terkait permasalahan Hak Asasi Manusia (HAM) berat, Ibu Kota Nusantara (IKN), dan lolosnya Gibran sebagai calon wakil presiden (cawapres).

"Memang agak susah kalau ditembak (permasalahan) seperti itu, mungkin hanya dengan cara itu dia (Prabowo) menghindari itu. Seharusnya enggak usah terlalu panik menghadapi itu," katanya.

Metode debat diubah

Salah satu panelis debat perdana capres, Susi Dwi Harijanti menilai bahwa panelis dan moderator seharusnya bisa dilibatkan dalam debat Pilpres 2024.

Bercermin pada debat perdana, debat dianggap belum berhasil menggali secara spesifik isi kepala para capres.

"KPU seyogianya melakukan evaluasi bukan hanya mengenai durasi waktu, melainkan mencakup pula metode debat.

Evaluasi ini diperlukan agar tujuan diadakannya debat dapat tercapai secara maksimal," ungkap Susi

Susi menyampaikan, para panelis membuat soal berasal dari fakta yang terjadi di masyarakat berkenaan dengan tema debat.

Mereka juga harus menyusun pertanyaan dengan diksi yang dipahami capres dan masyarakat karena moderator hanya diberi waktu 20 detik untuk membacakan pertanyaan.

Menurut dia, pada segmen interaksi antarcalon dengan pertanyaan dari panelis, panelis bisa diberi kesempatan untuk terlibat dalam perdebatan dan menggali lebih lanjut jawaban masing-masing capres.

"Sementara di segmen tanya jawab antar capres, moderator bisa dilibatkan," ujar dia.

Sebagai salah satu pembuat soal, Susi berpendapat, ada jawaban-jawaban yang terlalu umum, kurang fokus dan spesifik, misalnya terhadap pertanyaan tata kelola partai politik.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Debat Pamungkas, Capres Disarankan Tampil Agresif tetapi Elegan"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved