Pilpres 2024

Jelang Debat Capres ke-5, Pengamat Harap Para Kandidat Tampil Elegan dan Makin Agresif

Debat capres kelima diharapkan Capres tampil elegan, kandidat mesti terlihat menguasai masalah sekaligus menjatuhkan lawan dengan data akurat.

Wartakotalive/Yulianto
Debat capres kelima diharapkan Capres tampil elegan Debat Capres ketiga di Istora Senayan, Minggu (7/1/2024) diwarnai ketegangan antara Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan 

Gaya retorika Capres Ganjar, lanjut dia, cenderung normatif ketika menyampaikan gagasan. Namun ketika bertanya cukup lugas.

Seperti ketika bertanya pada Capres Prabowo terkait dengan pelanggaran HAM berat.

Dia menilai adu argumentasi harusnya dilawan dengan argumentasi yang lebih kritis dan kuat. Bukan justru argumentasi dilawan dengan sentimen atau menyerang personal diri.

“Itu tampak bagaimana Prabowo cenderung tidak menyiapkan argumentasi kuat untuk melawan, yang muncul justru gaya yang menyerang personal diri,” papar dia.

Metode debat perlu diubah

Salah satu panelis debat perdana capres, Susi Dwi Harijanti menilai bahwa panelis dan moderator seharusnya bisa dilibatkan dalam debat Pilpres 2024.

Bercermin pada debat perdana, debat dianggap belum berhasil menggali secara spesifik isi kepala para capres.

"KPU seyogianya melakukan evaluasi bukan hanya mengenai durasi waktu, melainkan mencakup pula metode debat.

Evaluasi ini diperlukan agar tujuan diadakannya debat dapat tercapai secara maksimal," ungkap Susi

Susi menyampaikan, para panelis membuat soal berasal dari fakta yang terjadi di masyarakat berkenaan dengan tema debat.

Mereka juga harus menyusun pertanyaan dengan diksi yang dipahami capres dan masyarakat karena moderator hanya diberi waktu 20 detik untuk membacakan pertanyaan.

Menurut dia, pada segmen interaksi antarcalon dengan pertanyaan dari panelis, panelis bisa diberi kesempatan untuk terlibat dalam perdebatan dan menggali lebih lanjut jawaban masing-masing capres.

"Sementara di segmen tanya jawab antar capres, moderator bisa dilibatkan," ujar dia.

Sebagai salah satu pembuat soal, Susi berpendapat, ada jawaban-jawaban yang terlalu umum, kurang fokus dan spesifik, misalnya terhadap pertanyaan tata kelola partai politik.

Prabowo dikeroyok

Secara terpisah pakar komunikasi politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Suko Widodo, menyoroti gaya para capres.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved