Pilpres 2024

Jelang Debat: Jokowi Makan Malam Bersama Prabowo, Sarapan dengan Airlangga dan Maksi dengan Zulhas

Pengamat: Jokowi Makin Vulgar, setelah makam malam bersama Prabowo dan sarapan dengan Airlangga Hartato, presiden maksi dengan Zulhas

Editor: Rusna Djanur Buana
Istimewa
Sambil Ngobrol Jokowi dan Prabowo Makan Malam Bersama di Resto Kawasan Jakpus 

Sementara itu, Sekjen Partai Gerindra, partai yang didirikan dan dipimpin Prabowo, Ahmad Muzani menyebut pertemuan itu bisa ditafsirkan sebagai dukungan Jokowi kepada Prabowo.

Menurutnya, Jokowi juga meletakkan harapan kepada Prabowo untuk melanjutkan program pembangunan yang sudah berjalan 10 tahun terakhir.

“Kalau kemudian Pak Jokowi makan bareng dengan Pak Prabowo lantas itu ditafsirkan sebagai dukungan, sah-sah saja,” kata Muzani saat membacakan pidatonya dalam konsolidasi kader Gerindra Dapil I Banten, dikutip dari siaran pers, Minggu (7/1/2024).

Bisa berdampak ke aparat

Sementara itu, pengamat politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai Jokowi semakin vulgar mendukung capres Prabowo Subianto.

Umam menyebut, dukungan ke Prabowo sebenarnya sudah bisa dipastikan ketika Menteri Pertahanan itu menggandeng putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres.

"Agenda makan malam yang terkesan eksklusif itu semakin mempertegas dukungan Presiden Jokowi pada Prabowo," kata Umam kepada Kompas.com, Sabtu (6/1/2024).

Menurut Umam, pertemuan makan malam itu juga selaras dengan klaim elite pendukung Prabowo bahwa Jokowi berada di belakang mereka.

Umam mengingatkan, sikap Jokowi yang semakin vulgar ini bisa berdampak pada keberpihakan aparat negara dalam Pilpres 2024.

"Ketika presiden menunjukkan dukungan politik yang semakin vulgar, akibatnya struktur kekuasaan dan aparatur negara bergerak dalam ruang psikologis keberpihakan pada paslon yang didukung oleh penguasa," kata Umam kepada Kompas.com, Sabtu (6/1/2024).

Dalam keadaan seperti itu, kata Umam, pelanggaran etik dan aturan pemilu akan dianggap wajar. Laporan dugaan kecurangan pemilu pun tidak akan ditanggapi secara serius oleh lembaga pengawas.

"Di situlah esensi demokrasi yang adil dan transparan menjadi semakin layak dipertanyakan," ujar Umam.

Sementara itu, Peneliti Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional Wasisto Raharjo Jati berpendapat Presiden Jokowi harus segera menyampaikan klarifikasi.

Menurutnya, makan malam Jokowi dan Prabowo bisa dimaknai secara ganda yakni pertemuan presiden dengan menterinya dan hubungan antar politisi. Karena itu, agar situasi tidak semakin gaduh sebaiknya Jokowi segera menyampaikan klarifikasi.

“Supaya tidak menimbulkan multi interpretasi di ruang publik terlebih lagi di masa kampanye sekarang ini yang kian naik tensi politiknya,” tutur Jati saat dihubungi Kompas.com, Minggu (7/1/2024).

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved