Kisah Mencekam Rohingya Sampai ke Indonesia, Ditipu Agen Perjalanan Hingga Kelaparan
Pengungsi rohingya Md Mamun menceritakan perjalanan mencekamnya ke Indonesia hingga ditipu agen perjalanan.
Laporan Maulidi Alfata | Aceh Timur
WARTAKOTALIVE.COM - Pengungsi rohingya Md Mamun menceritakan perjalanan mencekamnya ke Indonesia hingga ditipu agen perjalanan.
Pria berusia 24 tahun itu menjelaskan bahwa tujuan awal kapalnya ialah ke Malaysia. Namun tiba-tiba saja agen perjalanan membujuk mereka untuk ke Indonesia.
Bersama dengan 50 orang etnis Rohingya lainnya Md Mamun memulai perjalanan menuju Malaysia.
Dikutip dari Serambinews pada Jumat (15/12/2023), pria berusia 24 tahun itu mengungkapkan bahwa mereka telah menghabiskan 19 hari di lautan.
Kapal itu juga ternyata hanya membawa sedikit persediaan makanan. Sehingga selama lima hari, para pengungsi Rohingya tidak makan di atas laut dan hanya minum air saja.
"Saat di kapal, kami hanya makan sedikit karena kehabisan persediaan makanan. Ini sudah lima hari kami tidak makan, hanya minum air saja," kata Mamun.
Kata Mamun tidak hanya satu kapal yang berangkat dari Myanmar, ada satu kapal lain dengan total 126 penumpang yang berlayar lebih dulu.
"Kami 50 orang satu kapal, ada satu kapal lagi yang sudah menuju Malaysia dengan 126 orang penumpang. Kapal kami hanya laki-laki semua," tambahnya.
Imigran yang terdiri dari Rohingya dan warga Bangladesh ini bermaksud masuk ke Malaysia, tetapi agen-agen yang mereka ikuti malah meyakinkan mereka bahwa masuk ke Indonesia adalah pilihan yang lebih baik.
Baca juga: Habis Kesabaran, Warga Aceh Ngamuk Usir UNHCR Karena Gelombang Pengungsi Rohingya
Menurut agen tersebut, di Indonesia lebih sejahtera ketimbang di Malaysia.
"Agen-agen bilang kalau masuk Indonesia senang, tapi kalau masuk Malaysia tak senang karena panas, itu agen-agen cakap lah," ungkap Mamun.
Dengan begitu, mereka diarahkan ke Indonesia dan akhirnya mendarat di Idi, Aceh Timur.
Mamun juga membeberkan bahwa mereka membayar sejumlah uang, yakni Rp 127 juta, untuk dapat melanjutkan perjalanan ke Malaysia.
"Kami membayar 12 ribu Kyat Burma untuk berangkat ke Malaysia, dan kami diminta membayar uang muka kepada agen Myanmar yang berada di sana," terangnya.
Diketahui gelombang pengungsi etnis Rohingya ditolak oleh warga Aceh.
Bukan tanpa sebab, selama hidup berdampingan dengan etnis Rohingya bertahun-tahun, terjadi gesekan di antara warga dan pengungsi.
Apalagi semakin hari, jumlah etnis Rohingya ke Indonesia semakin bertambah.
Pemerintah Indonesia pun curiga ada oknum-oknum yang melakukan perdagangan manusia di kasus gelombang pengungsian Rohingya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/kapal-motor-mengangkut-puluhan-warga-rohingya.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.