Ustaz Derry Sulaiman Siap Tampung Pengungsi Rohingya di Pesantren yang Dibangun di Tasikmalaya
Derry Sulaiman menjelaskan bahwa pengungsi Rohingya tetap harus diperlakukan manusiawi meskipun terjadi gesekan di tengah masyarakat.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Sigit Nugroho
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Ustaz Derry Sulaiman siap menampung pengungsi Rohingya yang ditolak oleh warga Aceh.
Derry Sulaiman menjelaskan bahwa pengungsi Rohingya tetap harus diperlakukan manusiawi meskipun terjadi gesekan di tengah masyarakat karena gelombang pengungsian tersebut.
Di akun Tiktok @derry_sulaiman pada Selasa (12/12/2023) dia menjelaskan bahwa bagaimanapun pengungsi Rohingya ialah korban.
Di mana mereka diperdaya dan dijanjikan oleh pihak-pihak tertentu untuk memiliki kehidupan yang lebih baik.
Derry Sulaiman berujar bahwa kalaupun pengungsi Rohingya dianggap tidak layak berada di Indonesia, maka pemerintah harus memulangkan mereka secara layak.
Kemudian Derry Sulaiman menjawab komentar pedas netizen yang menyuruhnya menampung pengungsi Rohingya apabila dianggap peduli dengan nasib imigran tersebut.
Derry Sulaiman pun menjawab tantangan netizen dan mengaku siap menampung pengungsi Rohingya.
Baca juga: Ustad Ini Mengaku Sanggup Tampung Pengungsi Rohingya, Punya Lahan di Tasikmalaya
Ia mengaku memiliki lahan pesantren seluas 2 hektar yang dapat digunakan untuk tempat pengungsi Rohingya bertinggal.
Derry Sulaiman mengaku siap menampung pengungsi Rohingya yang berada di Aceh, bila pemerintah mengizinkannya.
Dalam video itu, ia menyampaikan kesediaannya untuk menampung para pengungsi Rohingya apabila pemerintah menyatakan secara terbuka tak sanggup.
"Kalau ini memang bisa diuruskan tolong pemerintah siapapun yang mendengar video ini, In Shaa Allah saya siap menerima semua pengungsi Rohingya yang ada di Aceh," tegasnya.
Derry mengatakan, para pengungsi Rohingya itu nantinya bakal ditampung di pesantren yang ia bangun bersama temannya di kawasan Tasikmalaya, Jawa Barat.
Di sana, Derry mengaku mengelola dua hektar lahan yang rencananya akan dibangun pesantren.
"Saya sekarang sedang bangun pesantren di Tasikmalaya, Pesantren di DSAS, bersama dengan teman-teman saya. Ada dua hektar lahannya di sana," katanya.
Baca juga: Oklin Fia Dinilai Langgar Norma Kesusilaan, Ustaz Derry Sulaiman: Ajak Pengajian Agar Dapat Hidayah
Ustaz Derry terbuka untuk membantu para pengungsi Rohingya hingga mencarikan mereka pekerjaan.
Diketahui terjadi gesekan antara warga Aceh dan pengungsi Rohingya yang berbondong-bondong ke tanah Rencong tersebut.
Pasalnya selama bertahun-tahun, gelombang pengungsi Rohingya di Aceh mencapai ribuan orang.
Bahkan warga Tamiang, Aceh ramai-ramai usir United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dan International Organization for Migration (IOM) pada Selasa (12/12/2023).
Akibatnya dua perwakilan UNHCR dan satu orang dari IOM diusir warga.
Pengusiran tersebut terjadi ketika petugas UNHCR dan IOM tersebut saat mereka meninjau calon lokasi pengungsi Rohingya di Simpang IV, Aceh Tamiang, Selasa (12/12/2023) sore.
Kunjungan tiga orang perwakilan lembaga internasional ini didampingi Asisten Pemerintahan, Keistimewaan Aceh dan Kesejahteraan Rakyat Setdakab Aceh Tamiang, Muslizar dan Camat Karang Baru, Fakhrurrazi Syamsuyar.
BERITA VIDEO: Israel Minta Bantuan Tentara Bayaran Kanada Untuk Latih Prajurit IDF Menghadapi Perang Gaza
Warga Aceh Ngamuk Usir UNHCR Karena Gelombang Pengungsi Rohingya
Di sisi lain, habis kesabaran warga Aceh terkait gesekan dengan pengungsi Rohingya yang terus berdatangan ke tanah rencong tersebut.
Kali ini warga Tamiang, Aceh ramai-ramai usir United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dan International Organization for Migration (IOM) pada Selasa (12/12/2023).
Dikutip dari Serambinews dua perwakilan UNHCR dan satu orang dari IOM diusir warga.
Pengusiran tersebut terjadi ketika petugas UNHCR dan IOM tersebut saat mereka meninjau calon lokasi pengungsi Rohingya di Simpang IV, Aceh Tamiang, Selasa (12/12/2023) sore.
Kunjungan tiga orang perwakilan lembaga internasional ini didampingi Asisten Pemerintahan, Keistimewaan Aceh dan Kesejahteraan Rakyat Setdakab Aceh Tamiang, Muslizar dan Camat Karang Baru, Fakhrurrazi Syamsuyar.
“Kami menolak keras rencana UNHCR dan IOM membawa pengungsi Rohingya ke Aceh Tamiang. Kami sarankan pulangkan mereka ke negara asalnya,” teriak Khairul, seorang pemuda menggunakan alat pengeras suara.
Khairul bersama sejumlah rekannya terlihat terus mendampingi tiga perwakilan ini selama meninjau calon lokasi penampungan sementara.
Puncaknya mereka meminta ketiga orang tersebut angkat kaki disertai intimidasi merusak kendaraan mereka.
“Jangan usik kehidupan kami, jangan sampai kami menduduki Kantor DPRK dan kantor bupati apabila Rohingya didatangkan kemari,” teriaknya.
“Jangan usik kehidupan kami, jangan sampai kami menduduki Kantor DPRK dan Kantor Bupati apabila Rohingya didatangkan kemari,” teriaknya.
Diketahui, awalnya sekira 750 pengungsi Rohingya yang masuk ke Aceh akan ditempatkan di Aceh Tamiang.
Warga menolak keras karena dinilai akan menimbulkan pergesekan sosial dengan masyarakat lokal.
Masifnya penolakan ini membuat Pemkab Aceh Tamiang menolak usulan UNHCR dan IOM.
Kepastian ini diperoleh setelah dua perwakilan (UNHCR) dan satu orang dari IOM mengadakan pertemuan tertutup dengan Pemkab Aceh Tamiang, Selasa (12/12/2023) petang.
Baca juga: VIDEO Geramnya Warga Aceh Besar Hingga Tolak Kedatangan 137 Pengungsi Rohingya
Rapat ini dipimpin Sekda Aceh Tamiang, Asra didampingi Asisten Pemerintahan, Keistimewaan Aceh dan Kesejahteraan Rakyat, Muslizar.
Dalam pertemuan itu dilaporkan awalnya Pemkab Aceh Tamiang bersedia menyiapkan lokasi penampungan sementara.
Namun saat pertemuan berlangsung, sejumlah warga yang menolak kedatangan etnis Rohingya ini melakukan aksi protes menggunakan alat pengeras suara.
“Sangat riskan bila etnis Rohingya ini tetap kita terima, sedangkan protes begitu keras dari masyarakat,” kata sumber di Pemkab Aceh Tamiang.
Selain maraknya aksi protes, pertimbangan lain disebabkan lokasi pengungsian di kawasan Opak, Bendahara, Aceh Tamiang sangat dekat dengan pemukiman.
Selain itu, fasilitas calon lokasi penampungan juga sangat minim, dikhawatirkan pengungsi penyusup ke permukiman yang bisa menimbulkan gejolak sosial dengan warga lokal.
“Sepertinya akan dipindahkan ke Gayo Lues,” ungkap sumber tersebut.
(Wartakotalive.com/DES/Serambinews)
Band Hindia Dianggap Tidak Pantas Tampil di Konser Musik di Tasikmalaya, Ini Tanggapan Diky Chandra |
![]() |
---|
Momen Ustaz Abdul Somad Menunduk-Pasangkan Sarung ke Kapolri, Ini Kalimat yang Disampaikan UAS |
![]() |
---|
Rudapaksa Anak Tiri Puluhan Kali Selama Dua Tahun, Pria Asal Bekasi Ini Ditangkap di Tasikmalaya |
![]() |
---|
Mengenal Sosok Ustaz Khalid Basalamah Diperiksa KPK Terkait Kuota Haji 2024 |
![]() |
---|
Soal Sengketa 4 Pulau, Ustaz Dasad Latif Buka Suara, Ingatkan Pancasila Bukan Cuma Pajangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.