RUU DKJ

Gubernur Jakarta Dipilih Presiden, Marco Kusumawijaya: Pengendalian Buruk, Lebih dari Kolonialisme

Pengamat perkotaan Marco Kusumawijaya menyoroti RUU DKJ, yang salah satu pasalnya Gubernur ditunjuk Presiden. Menurtnya, ini parah.

Editor: Valentino Verry
KOMPAS.com/JESSI CARINA
Pengamat perkotaan yang juga Timnas AMIN, Marco Kusumawijaya mengataka RUU DKJ jika terwujud sangat berbahaya buat Jakarta, karena akan menjadi pengendalian yang buruk. 

"Kenapa provinsi-provinsi lain boleh memilih gubernurnya, Jakarta tidak? Kenapa harus didiskriminasi?” imbuhnya.

Pada kesempatan itu, Marco yang juga Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN), menegaskan perkembangan Kota Jakarta akan melambat jika RUU DKJ benar diwujudkan.

Dengan tegas, ia menyebut keputusan RUU tersebut merampas hak yang sangat mendasar dari enam juta suara masyarakat di Jakarta.

"Itu menurut saya adalah persoalan yang berbahaya bagi Jakarta. Jakarta akan lambat pertumbuhannya karena nanti penjabatnya tidak akan merasa bertanggung jawab," kata Marco.

Menurutnya, banyak sekali kekurangan jika Gubernur dipilih oleh Presiden yang nantinya bertempat di Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Kalau nanti Jakarta butuh ini, butuh itu harus tanya dulu Presiden yang ada di IKN, akan lambat dan tentu kita tidak akan mau. Makanya ayo kita tolak," tukasnya.

Marco mengatakan, meski dalam RUU DKJ menyebut Jakarta adalah pusat ekonomi nasional dan kota global tetapi nyatanya lebih dari itu.

"Jakarta juga pusat kebudayaan. Kita direduksi hanya menjadi pusat ekonomi. Reduksi ini juga sekadar mengatakan apa yang sudah menjadi kenyataan. Yang paling bahaya adalah terjadi kelambatan dalam segala macam urusan dan konflik-konflik yang tidak berkesudahan," ucapnya.

"Pemerintah yang ditunjuk tidak akan berwibawa pada rakyat dan tidak akan ada dinamika jika tidak ada perdebatan. Tak ada inovasi, perkembangan gagasan padahal kita sudah terbiasa (dengan perdebatan)," lanjutnya.

Menurutnya, perdebatan itu yang membuat Jakarta dapat berkembang pesat karena mendapat masukan dari berbagai sisi jika diambil sisi baiknya.

"Jadi dengan (Presiden) menunjuk Gubernur dan Wakil Gubernur itu seperti meniadakan kemampuan kita sendiri," pungkasnya.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved