Stunting
Prof Besral Kritisi PMT Balita untuk Turunkan Angka Stunting, Apalagi dengan Nuget
Baru-baru ini viral di medsos, pemberian makanan tambahan untuk balita di Kota Depok dengan nuget. Hal itu disorot Prof Besral.
Penulis: Hironimus Rama | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, DEPOK - Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Prof Dr Besral, SKM., M.Sc., menilai pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita tidak efektif dalam menurunkan angka stunting.
Hal itu diungkapkan Prof. Besral menanggapi polemik program Pemberian Makanan Tambahan (PMK) di Kota Depok.
"PMT tidak efektif mencegah stunting. Ini hanya sebagai pemadam kebakaran saja. Artinya program ini hanya bertindak saat ada peristiwa stunting," kata Prof Besral di Kampus UI Depok, Beji, Kota Depok, Rabu (15/11/2023).
Baca juga: Punya Program Pemberian Makanan Tambahan Khusus Stunting, Wahana Terima Penghargaan Pemkot Tangerang
Menurut dia, penanggulangan stunting seharusnya dilakukan sejak sebelum masa kehamilan.
"PMT jangan hanya untuk anak balita saja. Ibu hamil juga perlu diberikan PMT. Tetapi yang lebih bagus itu sebelum seorang perempuan menjadi seorang ibu. Jadi penanganannya ada di awal," ujarnya.
Prof. Besral menjelaskan stunting merupakan permasalahan yang melibatkan tiga generasi, bukan hanya kondisi saat ini.
"Stunting itu melibatkan tiga generasi, mulai dari neneknya, ibunya, dan anaknya. Jika nenek dan ibunya mengalami kurang gizi, kemungkinan besar akan menurun ke anaknya," imbuhnya.
Oleh karena itu, solusi mengatasi stunting bukan menunggu anak menderita stunting, tapi harus dikawal gizinya sejak dini.
Baca juga: Percepat Penurunan Stunting, Pemprov Jateng Akan Optimalkan Intervensi di 20 Daerah
"Kita harus memperbaiki pola gizi anak sebelum dia stunting. Bahkan ketika anak masih SMP harus sudah dikawal agar status gizinya tetap baik," papar Prof Besral.
Kondisi ini sangat penting bagi anak perempuan usia remaja. Sebelum menjadi seorang ibu hamil, gizinya harus kecukupan.
"Jadi solusinya bukan ditunggu anaknya stunting dulu. Sejak remaja anak sudah dikawal gizinya jangan sampai ketika SD atau SMP, khusunya perempuan, sampai kurang gizi," papar Prof Besral.
Sebelumnya, viral di medsos, kisah seorang ibu di Kota Depok yang kecewa saat mengikuti program pemberian makanan tambahan (PMT) untuk ibu hamil dan pencegahan stunting selama 28 hari.
Baca juga: Tambah Rp 28 miliar APBD Perubahan 2023, DKI Jakarta Fokus Tangani Kemiskinan dan Stunting
Dalam cerita sang ibu, ia datang ke Posyandu di kawasan Gandul, Cinere, Kota Depok, pukul 09.30 namun sampai jam 11.00 siang tidak mendapat materi apa-apa dari kader.
Sang ibu mengaku hanya ditimbang dan diukur tinggi badan lalu diberi makanan tambahan hanya berupa 3 potong nuget di dalam toples plastik.
Kisah kekecewaan sang ibu hamil ini diungggah akun Instagranm @depok23jam, Rabu (15/11/2023).
stunting
Prof Besral
Prof Besral Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarak
pemberian makanan tambahan (PMT)
nuget
balita
Cegah Stunting, Sudin KPKP Jaktim Kampanye ke Murid SD Negeri agar Gemar Makan Ikan |
![]() |
---|
Luncurkan Program Pendampingan Gizi Demi Atasi Stunting, Bupati Pasuruan Harap Swasta Makin Berperan |
![]() |
---|
Miris, Sekitar 500 Balita di Tapos Depok Menderita Stunting |
![]() |
---|
Pemkot Jaksel Ungkap Penyebab Stunting, Hasilnya Mengejutkan, Kepala BPOM Yakin MBG Jadi Solusi |
![]() |
---|
Angka Stunting di Kabupaten Bogor Turun Drastis, Karena MBG? Ini Penjelasan Bachril Bakri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.