Cacar Monyet

Monyet Jadi Korban Stigma Sakit Monkeypox, Prof Tjandra Yoga Aditama Minta Ganti Nama Jadi Mpox

Pakar kesehaan Prof Tjandra Yoga Aditama risih dengan istilah monkeypox atau cacar monyet. Minta Kemenkes ganti jadi Mpox, kasihan hewan monyet.

Editor: Valentino Verry
Tribunnews
Pakar kesehatan, Prof Tjandra Yoga Aditama, menyarankan Kemenkes segera mengganti nama sakit Monkeypox (cacar monyet) denga Mpox, sesuai arahan WHO. Untuk menghilangkan stigma pada hewan monyet. 

Secara umum di dunia setidaknya ada dua jenis vaksin cacar monyet.

Pertama adalah PEPV (post exposure prevention vaccine) yang diberikan pada mereka yang diduga tertular / kontak erat.

Dan jenis ke dua adalah PPV (primary prevention vaccine) yang di berikan pada kelompok risiko tinggi.

Penyakit mengerikan cacar monyet (monkeypox) kini banyak menyerang kaum pria yang hobi 'jajan', jadi waspada lah.
Penyakit mengerikan cacar monyet (monkeypox) kini banyak menyerang kaum pria yang hobi 'jajan', jadi waspada lah. (Hindustanewshub)

Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan, koordinasi mencakup penilaian risiko dan penyebarluasan informasi tentang monkeypox atau cacar monyet kepada masyarakat melalui berbagai media informasi.

Termasuk upaya pemberian vaksinasi cacar monyet yang saat ini masih dilakukan kepada kelompok rentan penularan.

“Selain itu dilakukan juga komunikasi risiko sesuai dengan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian cacar monyet Kementerian Kesehatan RI, terutama pada kelompok tertentu,” kata Ani, Jumat (27/10/2023).

Ani mengatakan, tanda dan gejala khas penyakit cacar monyet adalah demam, nyeri tulang dan otot, lenting isi air atau luka pada kulit.

Kemudian adanya benjolan atau pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, leher atau lipatan paha.

“Penularannya itu akibat kontak erat kulit atau gesekan kulit penderita yang terdapat lenting atau lesi dengan kulit orang yang semula sehat, menyebabkan timbulnya mikrolesi pada kulit yang memudahkan virus masuk ke tubuh seseorang,” jelas Ani.

Menurutnya, Dinkes DKI Jakarta terus mengingatkan dan mengajak seluruh masyarakat Jakarta untuk senantiasa menjaga kebersihan diri.

Masyarakat harus menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti rajin memakai masker dan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, terutama jika sedang sakit dan bertemu orang sakit.

Masyarakat juga diminta lebih bertanggung jawab dalam menjaga kesehatan reproduksi dan tidak berganti-ganti pasangan saat berhubungan seksual.

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk aktif melaporkan masalah-masalah kesehatan di lingkungannya yang memerlukan penanganan dan perhatian khusus dari petugas kesehatan.

Laporan tersebut dapat disampaikan melalui kader kesehatan, petugas Puskesmas setempat, atau kanal-kanal pengaduan yang telah disediakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.

“Kami juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan RI terkait penemuan kasus, pencatatan, dan pelaporan monkeypox di DKI Jakarta, serta melakukan tindak lanjut penemuan kasus suspek atau probable atau konfirmasi monkeypox dari fasilitas kesehatan di DKI Jakarta,” ucapnya.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved