Pelecehan Seksual

Siswi SMP Jadi Korban Pelecehan Seksual Oknum Pejabat di Kebayoran Lama, Paman: Sudah Ditindih

Seorang oknum pejabat diduga melecehkan seorang siswi SMP. Karena nafsu siswi itu dicium dan ditindih. Sayang polisi diam saja.

Editor: Valentino Verry
Istimewa
Ilustrasi - Siswi SMP menjadi korban pelecehan seksual oknum pejabat di Kebayoran Lama, sayang polisi diam saja meski laporan sudah dilakukan sejak Maret 2023. 

Achmad pun berharap pihak kepolisian bisa segera mengungkap kasus ini, termasuk menetapkan tersangka dalam perkara ini.

"Sudah delapan bulan lamanya, proses tersebut masih dalam proses lidik (penyelidikan), belum juga dilakukan gelar perkara," katanya.

"Untuk itu, guna mengedepankan hak anak sebagaimana UU Perlindungan Anak, kami bersurat dan memohon kepada Kapolres," pungkasnya.

Tribunnews.com sudah mencoba menghubungi Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary Syam Indradi soal kasus tersebut.

Kapolres Metro Jaksrta Selatan Kombes Ade Ary Syam Indradi belum merespons pertanyaan wartawan.
Kapolres Metro Jaksrta Selatan Kombes Ade Ary Syam Indradi belum merespons pertanyaan wartawan. (Warta Kota/Andika Panduwinata)

Namun, hingga berita ini ditayangkan, Kombes Ade belum merespons pesan singkat Tribunnews.com.

Sebelumnya, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Klaster Pendidikan, Aris Adi Leksono, menyoroti maraknya kasus perundungan yang terjadi di lingkungan pendidikan.

Dirinya mengatakan sejatinya lingkungan pendidikan mampu membangun karakter anak-anak.

Namun, menurut Aris, kondisi dunia pendidikan saat ini justru dipenuhi oleh aksi kekerasan.

"Ironisnya, harapan mulia tersebut ternodai dengan maraknya kasus kekerasan pada satuan pendidikan, atau dapat dikatakan dunia pendidikan kita sedang mengalami darurat kekerasan," ujar Aris dalam konferensi pers di kantor KPAI, Jakarta, Senin (9/10/2023).

Akhir-akhir ini, kata Aris, banyak kasus perundungan yang terjadi di lingkungan sekolah. Aris merinci kasus perundungan terjadi di beberapa daerah, yakni Jakarta, Cilacap, Demak, Blora, Gresik, Lamongan, Balikpapan.

Meski begitu, menurut Aris, kasus yang terjadi di daerah lain sebenarnya lebih banyak, namun tidak terungkap.

"Kekerasan pada anak ibarat fenomena "gunung es", satu kasus nampak, yang lain masih belum terungkap, satu kasus tertangani, kasus lain masih banyak lagi yang terabaikan," tutur Aris.

Pemerintah pusat dan daerah, menurut Aris, harus melakukan langkah konkret pencegahan dan penanganan kekerasan pada satuan pendidikan.

Aris Adi Leksono, mengungkapkan terdapat sejumlah penyebab terjadinya peningkatan kekerasan di lingkungan sekolah.

KPAI mencatat terjadi peningkatan kekerasan terhadap anak di lingkungan sekolah.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved